Bendera Aceh

Di Nagan, Bintang Bulan Digandeng Merah Putih

Massa yang diklaim penggeraknya mencapai 700 orang sepanjang Kamis (16/5) siang kemarin konvoi bendera Bintang Bulan di

Editor: bakri
SUKA MAKMUE - Massa yang diklaim penggeraknya mencapai 700 orang sepanjang Kamis (16/5) siang kemarin konvoi bendera Bintang Bulan di lintasan Meulaboh-Jeuram, kawasan Desa Simpang Peut, Kecamatan Kuala, Kabupaten Nagan Raya, hingga menuju Jeuram, Kecamatan Seunagan.

Uniknya, dalam pawai yang diikuti kaum laki-laki ini turut pula dikibarkan bendera Merah Putih yang diikatkan pada sejumlah tiang dan dan dibawa khusus oleh peserta aksi. Mereka mengklaim, penyertaan bendera Merah Putih dalam aksi itu menandakan aksi yang mereka lakukan berada di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Aksi yang kami lakukan ini justru merupakan bagian dari rasa cinta terhadap Merah Putih,” kata koordinator aksi, Arif Saputra.

Amatan Serambi, akibat aksi itu, arus lalu lintas di sepanjang ruas jalan nasional di Kabupaten Nagan Raya sempat macet panjang setelah ratusan warga yang mengendarai sepeda motor dan sejumlah kendaraan roda empat melakukan aksi.

Dalam aksi itu, massa menuntut agar bendera Bintang Bulan yang sudah disahkan DPRA itu menjadi bendera resmi Aceh selaku daerah yang memiliki kekhususan tersendiri dari provinsi lainnya di Indonesia.

Para koordinator aksi, masing-masing Arif Saputra, Rahmad, dan Hasan Mashuri juga meneriakkan dalam orasinya bahwa aksi yang mereka lakukan itu untuk menepis anggapan bahwa keberadaan bendera Aceh ini seolah telah menimbulkan citra negatif.

“Bendera Bintang Bulan bukan milik kelompok, akan tetapi merupakan bendera pemersatu masyarakat di Aceh,” teriak Rahmad.

Setelah melakukan konvoi hingga menuju ke Jeuram, Kecamatan Seunagan, massa langsung kembali ke Kompleks Masjid Simpang Peut, Kecamatan Kuala, Nagan Raya. Sekitar pukul 15.00 WIB mereka membubarkan diri secara tertib.

Aksi ini mendapatkan pengawasan dari aparat kepolisian dan TNI yang dipantau langsung oleh Kapolres Nagan Raya, AKBP Gunawan Eko Susilo dan Dandim 0116 Nagan Raya, Letkol Inf Yunardi.

Koordinator aksi di Nagan Raya, Arif Saputra yang mewakili dua koordinator lainnya (Rahmad dan Hasan Mashuri) kepada Serambi mengatakan, aksi konvoi bendera Bintang Bulan yang disertai Merah Putih ini merupakan bentuk solidaritas dari masyarakat di pantai barat selatan Aceh bahwa masyarakat di wilayah ini tetap menyetujui bendera Bintang Bulan sebagai bendera Provinsi Aceh.

Pasalnya, Aceh selaku daerah yang memiliki kekhususan tersendiri dari provinsi lainnya di Indonesia berhak menentukan lambang sendiri. “Bendera bintang bulan bukan milik kelompok, akan tetapi merupakan bendera pemersatu masyarakat di Aceh. Aceh tetap berada dalam wadah NKRI,” kata Arif bersemangat.

Kapolres Nagan Raya kepada Serambi mengatakan sebetulnya aksi konvoi bendera yang dilakukan sebagian masyarakat di wilayah itu yang sama sekali tak mengantongi izin, bisa dibubarkan paksa oleh polisi. Namun, setelah dilakukan pendekatan persuasif, termasuk dikoordinasikan dengan Ketua KPA Nagan Raya, Ali Hasyimi dan sejumlah mantan kombatan GAM yang menyatakan konvoi itu hanyalah sebagai bentuk penyampaian aspirasi masyarakat, akhirnya aksi itu dibiarkan berlangsung. Apalagi penanggung jawab aksi menyatakan akan bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama kegiatan berlangsung.

Menurut Kapolres, dalam kegiatan itu polisi dan TNI hanya melakukan pengawasan saja demi menghindari kemungkinan bentrok antara pihak yang pro dan kontra pada konvoi bendera seperti ini. “Tapi alhamdulillah, hingga aksi selesai, situasi keamanan tetap kondusif,” pungkasnya. (edi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved