Khatib Jumat
Pengurus Masjid: Sudah Pernah Dimusyawarahkan
Sebab, penggunaan tongkat khatib itu sudah pernah dimusyawarahkan bersama masyarakat
Menurut Tgk Edi Kamal, protes penghentian azan dan perebutan tongkat khatib oleh satu keluarga dari kalangan jamaah kemungkinan disebabkan salah paham saja. Sebab, penggunaan tongkat khatib itu sudah pernah dimusyawarahkan bersama masyarakat.
Dijelaskan Tgk Edi, penggunaan tongkat khatib karena mimbar khatib sedang dalam proses penggantian kepada yang baru sebab mimbar lama sudah lapuk. Di mimbar baru itu khatib harus menggunakan tongkat dengan tujuan kenyamanan saat berkhutbah. “Berdasarkan musyarawah, hal itu disetujui oleh masyarakat. Apalagi peusijuek (tepung tawar) mimbar ini juga dilakukan oleh Abu Habib Qudrat sebelum digunakan,” kata Tgk Edi.
Jamaah yang memprotes azan dan penggunaan tongkat khatib, menurut Tgk Edi Kamal tidak ikut rapat yang digelar Kamis pekan lalu, sehingga insiden tak diinginkan itupun terjadi. “Kami masih menunggu persoalan ini dituntaskan oleh pihak desa, sehingga semuanya menjadi jelas,” kata Tgk Edi Kamal.
Akan diselesaikan
Keuchik Keudee Seumot, A Rani IB yang dihubungi Serambi, Jumat (17/5) malam sekitar pukul 21.27 WIB membenarkan insiden di Masjid Baitul Qudus, saat prosesi shalat Jumat, 17 Mei 2013. “Kronologisnya saya belum tahu, karena saya baru kembali dari Medan,” kata A Rani.
A Rani menegaskan, pihak desa akan menyelesaikan masalah. Namun untuk sementara masih menelusuri akar persoalan untuk diketahui duduk masalahnya agar penyelesaian yang dilakukan bisa diterima semua pihak.(edi)