Serambi Property
Perbankan Mulai Rem KPR
Sejumlah perbankan yang beroperasi di Banda Aceh mulai mengerem penyaluran kredit perumahan rakyat (KPR)
Hal itu tidak terlepas dari makin tingginya kredit macet, khususnya pada triwulan I 2013 dibandingkan periode sama 2012, seperti laporan dari Bank Indonesia Banda Aceh. Dalam tiga bulan 2013, Januari sampai Maret, kredit macet atau NPL (non-performing loan) antara 41 sampai 71 persen.
Kredit macet tersebut menimpa sektor perumahan, usaha sewa dan jasa perusahaan. Seperti Januari 2013, dana yang disalurkan perbankan mencapai Rp 457,205 miliar atau lebih tinggi dibandingkan Januari 2012, Rp 390,882 miliar. Pada Januari 2012, NPL mencapai 28,914 persen dan Januari 2013, naik menjadi 41,553 persen atau jauh di atas batas ambang normal yang ditetapkan BI, sebesar 5 persen.
Pada Februari 2013, dana yang disalurkan Rp 472,743 miliar dengan NPL naik lagi jadi 51,155 persen. Prosentase ini juga naik dibandingkan Februari 2012, sebesar 30,176 persen dengan penyaluran dana Rp 396,846 miliar.
Yang lebih parah lagi, Maret 2013, NPL capai 70,406 persen dengan dana yang disalurkan Rp 571,718 miliar. Pada periode ini pada 2012, NPL berada pada 29,804 persen dengan dana yang disalurkan Rp 416,305 miliar. Sedangkan pada triwulan II, April-Juni 2013, diperkirakan tidak akan jauh dari kisaran tersebut.
Sementara itu, salah seorang staf BTN Banda Aceh menyatakan NPL di bank spesialis perumahan ini juga cukup tinggi, di atas batas ambang normal. Dia menyatakan untuk proses persetujuan sebuah KPR harus melalui BTN Pusat, sedangkan Banda Aceh hanya bisa memberikan rekomendasi, termasuk kredit konstruksi.
Sementara, salah seorang developer Banda Aceh menyatakan dirinya kecewa atas tidak cairnya sisa dana kredit konstruksi dari BTN Banda Aceh. Sehingga, sebutnya, pembangunan perumahan miliknya juga ikut tersendat, yang seharusnya tidak perlu terjadi. Dia mengaku, penyaluran KPR atau konstruksi mulai sangat ketat di bank spesialis perumahan ini.(muh)