Banjir Aceh
Hujan Deras Sebabkan Banjir di Brayeun
Hujan deras dan angin kencang yang melanda sebagian Aceh, Sabtu (9/6) kemarin, telah menyebabkan banjir di kawasan

BANDA ACEH - Hujan deras dan angin kencang yang melanda sebagian Aceh, Sabtu (9/6) kemarin, telah menyebabkan banjir di kawasan wisata Brayeun, Kecamatan Leupueng, Aceh Besar. Banjir dan angin kencang juga melanda wilayah Utara dan Tenggara, serta pantai Barat-Selatan Aceh.
Hujan deras melanda Kecamatan Leupueng, Aceh Besar, sejak Sabtu (8/6) malam hingga siang tadi menyebabkan banjir di kawasan itu, terutama di Gampong Meunasah Masjid atau menuju lokasi wisata air bendungan Brayeun setinggi lutut orang dewasa. Bahkan, empat lapak jualan di lokasi wisata Brayeun hanyut dibawa arus, tak ada korban jiwa dalam musibah ini.
Kak Nong, seorang penjual di lokasi wisata ini mengatakan arus air dari bendungan Brayeun meluap hingga membawa balok-balok besar dan menyapu empat lapak jualan di objek wisata itu. Kejadian ini sekitar pukul 08.00 WIB sehingga para pedagang harus membawa pulang dagangannya.
Menurutnya, hingga pukul 16.00 WIB kemarin, arus air di bendungan Brayeun masih deras. “Ya, tadi banyak orang rekreasi tak sampai ke Brayeun karena ketika mereka tiba Gampong Meunasah Masjid, sepeda motor tak bisa lewat karena jalan sudah digenangi air selutut orang dewasa,” kata Kak Nong.
Sementara itu, dari Aceh Selatan, kemarin dilaporkan bahwa tiang penyangga jembatan penghubung antara Gampong Trien Meuduro Tunong dengan Gampong Babah Luebok, Kecamatan Sawang, Aceh Selatan, yang masih dalam proses pembangunan dilaporkan roboh akibat diterjang banjir luapan.
Camat Sawang, Nyak Mansur SE yang dikonfirmasi Serambi, Minggu (9/6) mengaku sudah melaporkan seluruh data menyangkut kerusakan infrastruktur milik publik ke Bupati Aceh Selatan. “Semua kerusakan akibat banjir sudah saya laporkan kepada bapak bupati, termasuk menyangkut tiang tengah jembatan tersebut,” paparnya.
Sementara itu, arus lalulintas di lintasan Meulaboh, Aceh Barat - Jeuram, Nagan Raya tepatnya di kawasan Desa Gunong Kleng, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Minggu (9/6) siang sekitar pukul 13.00 WIB macet dan terganggu setelah sebuah pohon besar di wilayah ini tumbang ke badan jalan akibat dihantam badai yang disertai hujan lebat.
Koordinator Meulaboh Rescue, Abdul Rahman yang ditanyai Serambi, kemarin mengaku dampak badai dan hujan lebat yang melanda wilayah ini turut mengganggu aktivitas masyarakat dan tumbangnya sejumlah pohon. “Namun, sementara ini situasinya masih normal, dan belum adanya laporan kerusakan dari masyarakat,” katanya.
Dari Nagan Raya dilaporkan, guyuran hujan lebat dan angin kencang yang terjadi di wilayah ini hingga kemarin belum ditemukan adanya kerusakan atau tumbangnya pohon. Namun bagi pengguna jalan yang melintasi lintasan Meulaboh-Jeuram kawasan pegunungan Singgah Mata diminta untuk waspada karena ruas jalan ini sangat rawan longsor. “Curah hujan masih sangat tinggi, baiknya pengguna jalan berhati-hati,” kata Kepala Pelaksana BPBD Nagan Raya Ir H Ardi Martha kepada Serambi, kemarin.
Sementara itu, badan jalan nasional di Aceh Tenggara - Blangkejeren, Gayo Lues, dilaporkan nyaris putus yang tersebar di empat lokasi. Titik amblas itu antara lain di wilayah Desa Jonggar, Kecamatan Ketambe tiga lokasi dan Desa Natam, Kecamatan Badar, satu lokasi.
Kepala Dinas Pengairan Aceh Tenggara, Ir M Husin MM, kepada Serambi, Minggu (9/6) mengatakan, jalan nasional Kutacane- Belangkejeren itu nyaris putus akibat terjangan luapan Sungai Alas yang ada di wilayah itu. “Curah hujan yang tinggi menyebabkan luapan dengan membawa sendimen-sendimen mengarah ke jalan nasional hingga amblas,” katanya.
Sementara itu, sebuah boat nelayan KM Selawah asal Idi, Aceh Timur, dilaporkan tenggelam akibat dihantam ombak di wilayah perairan Lhokseumawe, Minggu (9/6) pagi. Namun dalam insiden ini, kelima ABK KM Selawah selamat. “Semua awak termasuk pawangnya berhasil diselamatkan,” kata Faisal Maftriadi, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Lhokseumawe, kemarin.
Para nelayan Aceh Utara, Minggu (9/6) dilaporkan tidak melaut. Pasalnya, angin kencang dan ombak tinggi melanda peraian di kabupaten itu. “Ketinggian ombak sekitar 1–2 meter hari ini. Sedangkan angin kencang bertiup dari arah barat ke timur. Ombak besar itu bisa membahayakan nelayan jika melaut,” terang Ismail Insya, Ketua Panglima Laot Aceh Utara.
Diperikirakan, cuaca buruk itu berlangsung tiga hari ke depan. Selain itu, sambung Ismail pihaknya mengimbau agar nelayan tidak melaut untuk sementara waktu. “Jika pun melaut, harus ekstra hati-hati. Bawa peralatan komunikasi agar mudah berkomunikasi dengan nelayan lainnya,” pungkas Ismail. (bud/sal/tz/edi/as/bah/ib/c46)