Menatap Aceh
Kuda dan Perahu Berpacu di Atas Air
Perhelatan olahraga tradisional yang terus terpelihara di kawasan dataran tinggi Gayo, telah masuk agenda tahunan Pemkab Aceh Tengah
Pemkab Aceh Tengah menjadikan lomba tersebut untuk mempromosikan keindahan alam, maupun budaya dengan target mengundang para wisatawan lokal, nasional maupun mancanegara, sehingga lebih dikenal luas.
Walau kegiatan di Pante Menye yang belum dikenal luas, tetapi berhasil mengundang decak kagum ribuan pasang mata.
Bagaimana tidak, para peserta balapan perahu yang notabene nelayan lokal saling memacu sampan untuk mencapai garis finish, dengan jumlah satu tim empat orang. Mereka memacu sampan dengan dayung yang digunakan sehari-sehari untuk menangkap ikan di Danau Laut tawar untuk mencapai posisi pertama di jalur sepanjang 250 meter.
Tak jarang, ada perahu yang karam sebelum mencapai finis, sehingga penonton bersorak, tertawa bahkan memberi dukungan untuk tim andalannya. Momen itu, juga sempat diabadikan melalui jepretan kamera penonton atau juga fotografer profesional.
Yang tak kalah hebohnya, pacuan kuda tradisional tanpa pelana yang juga digelar di tempat yang sama. Para joki saling memacu kudanya di pinggiran danau untuk mencapai trek sepanjang 250 meter. Para penonton juga memberi dukungan kepada joki andalannya yang memacu kudanya di atas jipratan air danau untuk sampai garis finish.
FOTO DAN TEKS: SERAMBI/MAHYADI