LIBaS

Belajar dari SBY

NEGARA Kesatuan Republik Indonesia baru saja merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68, tanggal 17 Agustus 2013

Editor: bakri

NEGARA Kesatuan Republik Indonesia baru saja merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68, tanggal 17 Agustus 2013. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga telah menyampaikan pidato kenegaraan, Jumat 16 Agustus, dalam rapat bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

Menyebut SBY, tentu mengingatkan kita tentang tanggungjawab kepemimpinan yang diembannya saat ini sebagai Presiden. SBY sudah dua kali menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, kali pertama ia terpilih pada pemilu Presiden langsung putaran kedua 20 September 2004. SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di atas 60 persen. SBY terpilih kembali menduduki jabatan Presiden RI untuk kedua kalinya pada 2009-2014 dan didampingi Boediono sebagai wakil Presiden.

SBY merupakan lulusan terbaik AKABRI (1973) meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa. Ia lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, Amerika Serikat tahun 1976. Menelusuri rekam jejak prestasi SBY, setidaknya kita akan menemukan 25 jenjang karir militer yang sukses dijalaninya. Begitu juga, sedikitnya kita akan menemukan data sebanyak 25 lebih penghargaan bergengsi dalam berbagai bidang yang telah diterimanya.

Karir militer SBY terus menanjak, ia pernah dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina sebagai perwira PBB (1995) dan menjabat Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina.

Karir di TNI pun disempurnakannya dengan pangkat Jenderal, dan di dunia politik pun demikian, ia sukses menduduki kursi Presiden. SBY selalu menjadi yang terbaik dalam jenjang karirnya.

Kita dapat menyimpulkan bahwa SBY selalu itu ada pada barisan orang-orang yang sukses. Ia terus sibuk pada jenjang karir yang dijalaninya baik semasa di militer maupun setelah terjun di dunia politik. Ia terus menghadapi banyak risiko yang harus dijalaninya, menjadi Presiden dan kemudian menjadi Presiden untuk jabatan kedua kalinya.

Jika ada aturan yang membolehkan seseorang mencalonkan lagi sebagai presiden untuk ketiga kalinya, apakah SBY akan melewatkan kesempatan itu? sepertinya tidak. Ia akan terus mencari kesibukan demi kesibukan dan risiko demi risiko yang harus dihadapinya.

Pun saat kita bertanya, siapa yang paling banyak masalah dan beban tanggungjawab yang diemban seseorang di negeri ini? jawabannya tentu SBY. Ia mengambil semua permasalahan hidup orang Indonesia untuk diselesaikannya dalam kehidupan bernegara.

Dari rekam jejak sukses SBY dapat kita petik satu pelajaran berharga bahwa kesibukan demi kesibukan, masalah demi masalah yang dihadapi pada akhirnya akan membuat kita lebih berarti dan menonjol dari orang-orang di sekiar kita.

Jadi, masalah itu kita jalani dan kita hadapi saja! Begitu juga dengan bisnis, masalah dan kegagalan demi kegagalan saat menjalaninya, nikmati saja dan terus mencari kesibukan untuk kehidupan kita yang lebih baik.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved