Breaking News

Serambi Property

Apersi Survei MBR

Asosiasi Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Aceh mulai melakukan survei masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)

Editor: bakri

BANDA ACEH - Asosiasi Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Aceh mulai melakukan survei masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di sektor informal. Mereka mulai dari tukang beca atau parkir, sampai pedagang kaki lima (PKL) Banda Aceh dan sekitarnya.

Ketua Apersi Aceh, Afwal Winardi ST MT, Sabtu (15/3) menyatakan survei terhadap pekerja informal telah dilakukan sejak pekan lalu dan rata-rata menginginkan rumah layak huni, terutama berharga murah. Dia mengakui untuk mendapatkan KPR FLPP bersubsidi pemerintah bagi kalangan ini masih sulit, terutama di Aceh.

“Dukungan perbankan di Aceh untuk pekerja informal dalam mendapatkan rumah murah masih belum sebaik daerah lainnya di Indonesia,” jelasnya. Dia mencontohkan, Apersi Jawa Barat sampai mampu menyediakan rumah murah bersubsidi pemerintah untuk kelompok tuna netra.

Afwal mengungkapkan berdasarkan informasi yang diperolehnya dari Ketua Apersi Jawa Barat, kebijakan itu berasal dari Kepala BTN Jawa Barat. “Sebenarnya, Kepala BTN memiliki wewenang untuk membuat kebijakan sendiri yang tidak keluar dari aturan yang telah ditetapkan,” ujarnya.

Dia menyatakan untuk kelompok ini belum bisa terakomodir untuk Aceh, termasuk masyarakat berpenghasilan rendah dari sektor informal. “Inilah yang harus kita perjuangkan, sehingga seluruh masyarakat berpenghasilan rendah dapat memiliki rumah dengan cicilan tetap setiap bulan,” harapnya.

Ketua Apersi Aceh ini yang awalnya berprofesi sebagai konsultan proyek fisik pemerintah, mulai dari jalan, jembatan sampai irigasi berharap kebijakan perbankan di Aceh akan lebih baik lagi di masa mendatang. “Saya heran, untuk daerah lainnya di Indonesia, pihak perbankan sangat terbuka, tetapi untuk daerah kita belum juga,” katanya.

Dia mengungkapkan saat menemui sejumlah tukang parkir dan pedagang kaki lima di Banda Aceh, mereka semua sangat berharap dapat memiliki rumah layak huni. “Kami sebenarnya siap membangun rumah untuk sektor informal, tetapi bagaimana dengan perbankan,” tanyanya.

Ketua Apersi Aceh ini yang sedang membangun beberapa perumahan murah di kawasan timur dan Barat Aceh, termasuk pinggiran Banda Aceh tetap berharap, kalangan pekerja informal yang tidak memiliki penghasilan tetap dapat memiliki rumah.

Selain itu, dia mengungkapkan rumah murah di Lamtrieng, Kutabaro, Aceh Besar berharga Rp 105 juta/unit akan segera dibangun dengan pesanan puluhan unit. Demikian juga dengan Nagan Raya dan Kuala Simpang, serta kawasan Aceh Barat, yang sebagian sedang proses akad kredit dengan bank.(muh)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved