Serambi Kuliner
Mie Pangsit Bireuen, Modifikasi Kuliner Tionghoa
MI Pangsit Bireuen. Dari namanya, dapat dibayangkan kuliner satu ini berasal dari Cina
KABUPATEN Bireuen bisa disebut sebagai segitiga emas perekonomian Aceh. Penabalan nama tersebut lantaran Bireuen merupakan jalur lintas perdagangan barat, timur, dan tengah Aceh. Karena keberadaanya tersebut, Bireuen terbuka untuk siapa pun. Termasuk keberadaan etnis lain yang tinggal dan menetap di Bireuen. Salah satu etnis yang kini menjadi penduduk Bireuen yakni warga Tionghoa. Keberadaan warga turunan di daerah itu mampu mengambangkan perekonomian masyarakat sekitar melalui sektor perdagangan. Dari sanalah, lahir beberapa inovasi yang dikembangkan oleh penduduk sekitar. Salah satunya di bidang kuliner. Pengadopsian resep masyarakat Tionghoa bisa dimodifikasi sehingga menjadi makanan khas daerah itu. Seperti halnya mi pangsit. Kini, telah dikenal adanya mi pangsit khas Bireuen. Pada Serambi Kuliner edisi Sabtu ini, Ferizal Hasan akan membagikan kenikmatan Mi Pangsit Bireuen kepada pembaca.(*)
MI Pangsit Bireuen. Dari namanya, dapat dibayangkan kuliner satu ini berasal dari Cina. Pangkal keberadaan mi pangsit di Kota Juang itu dikenalkan oleh warga Tionghoa. Sekitar 40 tahun lalu, mi pangsit hanya dijual di sebuah warung milik warga keturunan Cina, di Jalan Mawar yang betepatan di depan Kantor Telkom Bireuen. Hingga kini, rumah toko berlantai tiga itu masih menyajikan makanan dimaksud.
Awalnya, mi pangsit Bireuen hanya disukai beberapa kalangan untuk sarapan pagi. Sejak beberapa tahun terakhir, mi ini menjadi makanan tambahan masyarakat Kota Juang pada sore maupun malam. Kapan pun ingin mi pangsit, dapat mencicipinya di sejumlah warung kopi maupun warung khusus mi pangsit di kota tersebut.
Sejak beberapa tahun terakhir, penjual mi pangsit di Bireuen bukan hanya warga Tionghoa. Penduduk asli Bireuen pun sudah banyak berbisnis kuliner mi pangsit. Hampir seluruh sudut Kota Bireuen ditemui makanan tersebut di warung-warung kopi. Bahkan, ada juga warung yang khusus menjual mi pangsit khas Bireuen, seperti di kawasan Meunasah Blang, Kecamatan Kota Juang.
Dikatakan mi pangsit khas Bireuen lantaran kuliner tersebut tak sepenuhnyamengadopsi resep dari warga Tionghoa. Setelah dimodifikasi dan disesuaikan dengan selera lidah penduduk lokal, lahirlah varian baru yang disebut mi pangsit Bireuen.
Meski bentuk dan rasa tak seperti aslinya lagi, nama mi pangsit tak dibuang. Sebab, resep dasar yang digunakan berasal dari mi pangsit yang kemudian diperbaharui secara khas. Berikutnya, dikenal dengan sebutan mi pangsit khas Bireuen.
Kini, mi pangsit Bireuen kian terkenal. Rasanya, hmm... sangat enak. Kuliner itu banyak diminati masyarakat. Tidak hanya kaum muda, remaja, maupun orang tua, anak-anak usia taman kanak-kanak pun sudah meminati mi pangsit. Tidak jarang, orang tua setiap pagi membeli mi pangsit untuk anak-anaknya, sebagai bekal makanan di sekolah.
Mi pangsit Bireuen juga disuguhkan dalam dua varian. Para penikmat kuliner bisa memilih sesuai selera: mi pangsit kuah dan mi pangsit goreng.
Sejak mi pangsit dijual hampir seluruh sudut Kota Bireuen, kini makanan tersebut bukan lagi milik warga Tionghoa. Tapi, sudah berafiliasi menjadi mi pangsit Bireuen yang menjadi kuliner daerah itu. Siapa pun yang ingin menikmati mi tersebut, bisa memperolehnya di hampir semua warung kopi di kota itu.
Tak hanya di Kota Juang, brand mi pangsit Bireuen juga mulai melebar ke daerah lain. Di Banda Aceh, juga telah dibuka gerai kuliner yang mengusung nama mi pangsit khas Bireuen. Menjamurnya gerai mi pangsit lantaran bahan baku yang digunakan mudah ditemukan.
Para pedagang mi pangsit di warung-warung atau kedai khusus, ada yang memesan mi dari pabrik di pasar pagi. Akan tetapi, ada juga yang mengolah sendiri di warung atau rumah mereka.
Nah... bagi yang ingin mencoba membuat sendiri, caranya pun sangat mudah. Bahan baku yang digunakan yakni tepung, telur, margarine, dan air abu.
Mulanya, tepung dicampur telur, air abu, serta margarine. Lalu diaduk dan digiling halus dengan mesin penggiling mi. Namun, mi yang sudah jadi belum bisa dimakan. Sebab, harus direbus lebih dulu dengan air panas.
Setelah itu air rebusan mi ditiriskan, tuangkan dalam baskom kecil ditambah minyak goreng. Tujuannya agar mi tidak lengket. Untuk menambah kenikmatan rasanya, mi yang sudah direbus bisa juga digoreng dengan bumbu cabai merah. Bisa juga dimakan dengan tambahan kuah yang sudahdimasak secara khusus.
Mi pangsit itu kian lengkap bila dibubuhkan daging ayam yang telah dihaluskan. Ditambah acar bawang merah, campur air cuka, dan cabai rawit, mi pangsit khas Bireuen kian kentara kelezatannya.
“Kalau ingin mi pangsit pedas, tinggal menambahkan cabai merah yang telah digiling halus dan dimasak,” kata Anwar (45), penjual mi pangsit di Bireuen.
Ingin rasakan kelezatannya? Cicipi dulu mi pangsit khas Bireuen. Sekali coba, tak bisa melupakan kenikmatannya.(*)
RESEP
Bahan Membuat Mi
- Tepung terigu
- Air Abu
- Telur ayam ras
- Margarine
Cara membuat Mi
- Campurkan tepung dengan telur, margarine, dan air abu.
- Aduk hingga merata.
- Giling adonan tepung.
- Potong-potong halus hingga menjadi mi.
- Masak
- Rebus mi dengan air panas.
- Tiriskan air rebusan mi.
- Tuangkan dalam baskom kecil.
- Tambahkan minyak goreng.
Bahan pelengkap
- Daging ayam digiling atau haluskan.
- Minyak goreng.
- Bawang merah.
- Cabai merah.
- Cabai rawit.
- Daun seledri.
- Daun bawang.
- Tauge jika diperlukan.
Cara menyeduhkan
- Mi direbus dengan air panas hingga matang.
- Lalu ditiriskan buang air rebusannya.
- Mie dimasukkan dalam baskom kecil.
- Tambah minyak goreng.
- Tuangkan mi dalam mangkok atau piring.
- Tambahkan tauge yang telah direbus.
- Tambahkan acar bawang merah campur cuka dan cabai rawit.
- Tambah daging ayam yang telah direbus dan dihaluskan.
- Untuk rasa pedas tambah cabai merah yang telah dihaluskan dan telah dimasak.
- Taburkan daun seledri (daun sop) dan daun bawang yang telah dicincang halus.
- Siramkan kuah.
- Mi pangsit Bireuen siap dihidangkan.