Menatap Aceh
Indahnya Krueng Aceh!
Sungai atau Krueng Aceh yang membelah ibu kota Provinsi Aceh, Banda Aceh ternyata memiliki pesona sepanjang air mengalir
Sungai atau Krueng Aceh yang membelah ibu kota Provinsi Aceh, Banda Aceh ternyata memiliki pesona sepanjang air mengalir, mulai dari hulu sampai hilir. Krueng Aceh dengan panjang 10 km yang mengalir dengan tenang di tengah-tengah himpitan rumah penduduk Banda Aceh masih tetap terjaga keasriannya, selain menyimpan potensi besar.
Krueng Aceh yang masih alami, juga ditopang dengan Krueng Lamnyong yang dibangun perusahaan Korea Selatan pada era 80-an. Kedua sungai ini juga menjadi saksi sejarah terjangan tsunami 26 Desember 2004 yang meluluhlantakkan Kota Banda Aceh, tetapi saat ini, telah tumbuh pesat, melebihi sebelum tsunami.
Fotografer Serambi, M Anshar yang mendapat kesempatan mengabadikan Kota Banda Aceh dari udara dengan helikopter milik Lanud Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Aceh Besar selama 15 menit mengungkapkan ketakjubannya atas sungai yang meliuk-liuk seperti ular. Dia yang juga sempat memotret dari udara pada 2006 dan 2008 menyatakan telah terjadi perbedaan besar pada tatanan Kota Banda Aceh yang semakin tumbuh.
Krueng Aceh yang berhulu di Cot Seukek, Aceh Besar dan bermuara di Lampulo Kota Banda Aceh memiliki panjang 145 km. Krueng Lamnyong yang dibangun perusahaan Korea Selatan berhilir di Lambaro dan bermuara di Alue Naga. Kedua sungai ini dihubungkan dengan alur kecil di kawasan Lambaro.
Terlepas dari itu, Krueng Aceh yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sejak tempo dulu, khususnya untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga kota harus tetap dijaga keasriannya. Apalagi, kebersamaan, yang kadang kala bersahabat, tetapi lain waktu menjadi ancaman, akan terus mengiringi keseharian warga kota dalam mengharungi kehidupan di Ibu Kota Provinsi Aceh ini.
FOTO:SERAMBI/M ANSHAR
TEKS:SERAMBI/M NUR