Laut Masih Bergolak, 3 Warga Terseret Arus

Hingga Sabtu kemarin laut di pesisir barat Aceh dilaporkan masih bergolak bahkan sempat menyeret setidaknya tiga warga

Editor: bakri

* Seorang Tewas di Krueng Isep

MEULABOH - Hingga Sabtu kemarin laut di pesisir barat Aceh dilaporkan masih bergolak bahkan sempat menyeret setidaknya tiga  warga yang sedang mandi-mandi pada tradisi ‘makan-makan’ menjelang puasa. Dari tiga warga terseret arus di Suak Gedebang, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, dua berhasil diselamatkan dan seorang lainnya masih hilang. Sedangkan di lokasi wisata Krueng Isep, Kecamatan Nagan Raya, seorang tewas.

Kawasan pantai Suak Gedebang, Kecamatan Samatiga, pada Sabtu kemarin disesaki masyarakat yang berekreasi dan melakukan tradisi ‘makan-makan’ menjelang masuk bulan puasa. Tiba-tiba keasyikan tersebut berubah panik ketika serombongan warga yang sedang mandi-mandi diseret arus. Kondisi laut pesisir barat Aceh hingga kemarin masih tetap bergolak.

Menurut laporan, ada tiga warga yang terseret arus saat mandi-mandi di Pantai Suak Gedebang, yaitu Aseng (versi dari relawan RAPI menyebut nama lengkap korban Edi Susanto/34), Daniel (25), dan Dian (24). Dua di antaranya yaitu Danil dan Dian berhasil diselamatkan sedangkan Aseng hingga sore kemarin masih hilang.

Menurut data yang diperoleh Serambi, Aseng tercatat sebagai pekerja di PT Armata Karya, rekanan PT ASN yang membuka kebun sawit di Alue Keumuneng, Kecamatan Woyla Timur, Aceh Barat.

“Korban hilang sekitar pukul 13.00 WIB ketika sedang asyik mandi. Kini masih dalam pencarian,” kata Dedek Arisman, Kabid Kedaruratan dari BPBD Aceh Barat.

Menurut Dedek, selama dua hari terakhir gelombang laut masih bergolak bahkan di beberapa kawasan meluap ke daratan. Dalam kondisi seperti itu, lokasi wisata pantai tetap disesaki masyarakat yang merayakan tradisi ‘makan-makan’ menjelang puasa. “Kita sudah ingatkan masyarakat agar tidak mandi-mandi ketika laut sedang bergolak seperti itu,” ujar Dedek.

Dampak mengganasnya laut sejak beberapa hari terakhir, ratusan meter tanggul pemecah ombak di Desa Suak Indrapuri, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh, Aceh Barat jebol, Jumat (27/6). Tanggul tersebut padahal baru dibangun oleh Dinas Cipta Karya Aceh pada 2013.

Amatan Serambi, Sabtu (28/6), akibat jebolnya tanggul tersebut, pasir laut menutupi badan Jalan Diponegoro, Desa Suak Indrapuri dengan ketinggian mencapai 50 cm. Sebuah alat berat dikerahkan ke lokasi membersihkan pasir yang menutupi badan jalan.

Kabid Kedaruratan BPBD Aceh Barat, Dedek Arisman mengatakan, tanggul pemecah ombak yang hancur di kawasan Desa Suak Indrapuri mencapai 100 meter lebih. Selain tanggul Suak Indrapuri, musibah serupa juga dilaporkan menimpa tanggul di Desa Pasir, masih di kawasan Meulaboh.

Sementara itu, sebuah tongkang milik PT Bahtera Adiguna selaku rekanan yang melansir batubara milik PLTU Nagan Raya, hingga Sabtu (28/6) masih terdampar di bibir pantai Desa Padang Seurahet, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh setelah dihantam ombak pasang sehari sebelumnya.

Laporan lain yang diterima Serambi dari relawan RAPI Nagan Raya dan Aceh Barat menyebutkan, seorang warga Jalan Singgah Mata II, Desa Kuta Padang, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh bernama Ade Wili Pratama (18) tenggelam dan ditemukan tewas ketika mandi-mandi di objek wisata Krueng Isep, Kecamatan Beutong, Nagan Raya, Sabtu (28/6) sekitar pukul 16.00 WIB.

“Menjelang masuknya bulan suci Ramadhan, lokasi wisata Krueng Isep disesaki masyarakat. Ada yang sekadar berekreasi sambil makan-makan, tak sedikit pula yang mandi-mandi di sungai,” kata relawan RAPI Nagan Raya, Teuku Ruslan (JZ01NRL) didampingi Joni Liandra (JZ01ELL) dari RAPI Aceh Barat.

Menurut informasi, pada Sabtu siang kemarin Ade Wili yang baru menamatkan SLTA tersebut bersama kawan-kawannya dari Meulaboh berekreasi ke Krueng Isep.

Tak jelas bagaimana kronologis peristiwa itu. Ada yang menyebut Ade dan kawan-kawannya melompat dari tebing ke sungai dan langsung menghilang. Ada juga versi lain mengatakan Ade menghilang saat berenang sekitar pukul 15.00 WIB.

Upaya pencarian terus dilakukan dan korban ditemukan sekitar satu jam setelah menghilang dalam kondisi tak bernyawa. Proses evakuasi korban melibatkan aparat kepolisian, TNI, PMI, dan relawan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Nagan Raya.

Ketua RAPI Nagan Raya, Hendrian Deni (JZ01NED) melaporkan, setelah mendapat kabar adanya warga tenggelam di Krueng Isep, pihaknya langsung berkoordinasi dengan relawan RAPI Aceh Barat untuk memastikan identitas termasuk alamat korban. Tak lama kemudian jenazah korban langsung dibawa ke Meulaboh dan hingga pukul 19.00 WIB tadi malam jenazah Ade masih disemayamkan di rumah duka.

Menurut Hendrian, kasus warga tenggelam di Krueng Isep sudah kerap terjadi terutama saat adanya keramaian baik menjelang Ramadhan maupun hari libur. “Perlu kewaspadaan dari masyarakat saat mandi-mandi di sungai tersebut agar korban tidak terus berjatuhan,” ujar Hendrian.(riz)

Tags
tenggelam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved