Jembatan Lamnyong dan Masjid Raya Dapat Dana Rp 121 M

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) menyetujui alokasi anggaran untuk pelebaran Jembatan Lamnyong dan pengembangan fasilitas Masjid Raya Baiturrahman

Editor: hasyim

 * Dikerjakan Mulai Juni

BANDA ACEH - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) menyetujui alokasi anggaran untuk pelebaran Jembatan Lamnyong dan pengembangan fasilitas Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh pada tahun anggaran 2015 ini senilai Rp 121 miliar.

“Untuk Masjid Raya dialokasikan 81 miliar rupiah, sedangkan untuk pelebaran Jembatan Lamnyong 40 miliar rupiah,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh, Prof Dr Abubakar Karim MS kepada Serambi di Banda Aceh, Jumat (27/2).

Abubakar mengatakan, pengalokasian anggaran untuk kedua proyek urgen tersebut, didasari atas kebutuhan yang mendesak. “Mendesak maksud kami adalah proyek itu sangat dibutuhkan masyarakat saat ini,” ujar Abubakar.

Lalu dia uraikan alasan mengapa pelebaran Jembatan Lamnyong itu penting dilakukan. Soalnya, setiap pagi, pada saat PNS masuk kantor dan siswa masuk sekolah, antara pukul 07.00-08.00 WIB, di ruas jalan dan Jembatan Lamnyong itu terjadi kemacetan parah. Begitu pula pada saat pulang jam kantor dan pulang anak kuliahan, antara pukul 17.00- 18.00 WIB.

Sejak dibangun pada awal 1990-an sampai 2014 lalu, belum ada program pelebaran jembatan tersebut. Akibatnya, setiap pagi dan sore, pada jam-jam sibuk, terjadi kemacetan panjang di atas jembatan tersebut. Ini karena lebar badan Jembatan Lamnyong yang hanya 6 meter, sudah tak lagi mampu lagi menampung kepadatan ribuan kendaraan bermotor yang melintas di atasnya pada saat macet.

Sejumlah insinyur dari Fakultas Teknik Sipil Unsyiah memperkirakan, kalau lebar badan jalan jembatannya tidak ditambah selebar badan jalan jembatan yang ada kini, maka jembatan sepanjang 100 meter lebih itu bakal roboh.

Soalnya, setiap terjadi kemacetan, ratusan kendaraan, termasuk truk pasir dan batu, harus antrean melewati jembatan tersebut. Beban jembatan pun jadi bertambah. Bila hal ini terus berulang, maka gelegar jembatan itu bisa patah karena kelebihan beban.

Atas dasar pertimbangan itulah, Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah, meminta Bappeda dan Dinas Bina Marga Aceh mengalokasikan anggaran untuk pembangunan jembatan tersebut.

Kepala Dinas Bina Marga Aceh, Ir Anwar Ishak mengatakan, rencana pelebaran badan jalan Jembatan Lamnyong dari 6 menjadi 12 meter itu, sudah diusulkan dalam RAPBA Perubahan 2014. Pagu anggrannya Rp 15 miliar dulu untuk uang muka kerja rekanan.

Tapi, pada saat RAPBA-P 2014 disampaikan ke Mendagri, pihak Mendagri melarang dan minta supaya program pelebaran badan jalan Jembatan Lamnyong itu diusul kembali dalam RAPBA murni 2015.

Alhamdulillah, kata Anwar Ishak, kali ini Mendagri menyetujui usulan anggaran yang diajukan Gubernur Aceh senilai Rp 40 miliar untuk pembiayaan tahap pertama pelebaran Jembatan Lamnyong tersebut.

Menurut Anwar, kebutuhan anggarannya antara 90-100 miliar rupiah. Alokasi anggaran yang ada tahun ini merupakan alokasi tahap pertama dan keduanya nanti akan dialokasi tahun depan sekitar Rp 60 miliar lagi. Sistem kerja proyek ini multiyears (tahun jamak). Paling lambat, bulan Juni 2015, proyek ini sudah bisa dikerjakan.

Sementara itu, pengembangan fasilitas Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh yang mendapat kucuran dana Rp 81 miliar, menurut Kepala Dinas Cipta Karya Aceh, Ir Hasanuddin, anggarannya tahun ini akan digunakan untuk uang muka pembelian payung besar buka tutup sebanyak enam unit. Akan ditempatkan di halaman Masjid Raya yang sudah ada batu alamnya.

“Payung besar itu dipasang dengan maksud ketika ada acara keagamaan di sana pada siang hari atau saat hujan, payung itu akan dibuka agar masyarakat yang sedang mendengar ceramah maulid, Israk Mikraj, atau shalat Ied bisa terlindungi. Selain itu, pada tahun ini kita juga akan membangun lapangan parkir bawah tanah (basement),” kata Hasanuddin.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved