Bentrok di Aceh Singkil

Warga Sumut Aman Berjualan di Pasar Singkil

“Kasih tahu teman-temanya silahkan berdagang ke Aceh Singkil,”

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
Wakil Bupati Aceh Singkil, Dulmursid, saat meninjau pasar 

Laporan: Dede Rosadi I Aceh Singkil

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL -  Sebatang rokok menyelip di sela jari, Rosidah Boru Simarmata. Perempuan asal Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara itu, terlihat sibuk melayani pembeli di pasar mingguan Kilangan, Kecamatan Singkil, Aceh Singkil, Kamis (15/10/2015).

Raut muka perempuan setengah baya tersebut sumringah, lantaran cabai dan sayuran yang dibawanya dari Karo, laris manis. Kotak kayu yang didudukinya, terlihat mulai disesaki lembaran demi lembar uang kertas. Keberangkatanya sejak pagi buta selama empat jam perjalan dari rumahnya di Kabanjahe bersama sang suami tidak sia-sia.

Ia berangkat mencari nafkah tanpa terpengaruh isu konflik antara dua kelompok berbeda keyakinan di Aceh Singkil.Seperti biasa di perjalanan pun tak ada alal merintang, walau isu tidak jelas berseliweran terdengar di kupingnya.

“Memang sempat takut dengar cerita orang, tapi ternyata aman-aman saja,” kata Rosidah.

Senyumnya makin lebar, ketika Wakil Bupati Aceh Singkil, Dulmursid, yang datang ke pasar mengajaknya bersenda gurau. Maklum setelah bertahun tahun jualan di sana tak pernah membayangkan ada pejabat datang ke lapaknya.

“Ah aku pikir siapa yang datang, kaget aku dilihat lagi jualan,” kata Rosidah, saat dialog menggunakan bahasa Pakpak dengan Wakil Bupati di dampingi Kabag Humas Khaldum.

Wakil Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid, saat berdialog dengan pedagang asal Tanah Karo dan Dairi di pasar mingguan Kilangan, mengatakan, tidak perlu hawatir berjualan di daerahnya. Warga luar daerah beberda keyakinan sebutnya, jangan terpengaruh isu yang tidak jelas.

“Kasih tahu teman-temanya silahkan berdagang ke Aceh Singkil,” katanya.

Sayur mayur seperti cabai, tomat, bawang merah dan bumbu dapur di Aceh Singkil, di pasok dari wilayah Sumatera Utara.

Walau masih ada pedagang asal Dairi, Karo dan Kabupaten Pakpak Barat, tidak berjualan, namun harga sayuran tetap stabil. Cabai umpamanya, di jula Rp 20 ribu per kilo sedangkan tomat Rp 12 ribu dan bawang merang Rp 20 ribu sekilo.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved