Bentrok di Aceh Singkil

Provokator Kasus Singkil Ditangkap

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh, Irjen Pol Husein Hamidi, mengatakan pihaknya telah menangkap

Editor: bakri

SINGKIL - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh, Irjen Pol Husein Hamidi, mengatakan pihaknya telah menangkap dua warga yang diduga sebagai penyebar layanan pesan pendek (sms) yang bernada provokasi. Namun, ketika ditanya siapa nama pelaku dan di mana domisilinya, Kapolda belum bersedia membeberkan.

Menurut Kapolda, penangkapan si pengirim sms provokatif itu dilakukan guna mencegah memanasnya kembali situasi yang telah kondusif. “Kami telah menangkap dua pelaku penyebar sms provokasi yang memanas-manasi situasi di Aceh Singkil,” kata Husein Hamidi kepada Serambi di Singkil, Jumat (16/10).

Ditanya apa isi sms provokasi itu, Kapolda juga keberatan mengungkapkannya. Saat ditanya tentang keputusan hasil pertemuan antara pihaknya dengan pemuka agama Kristen, Kamis (15/10) siang, Kapolda menyatakan, kemarin pihaknya lebih memfokuskan perhatian pada langkah-langkah pemulangan pengungsi Aceh Singkil dari Sumatera Utara. “Hari ini kami fokus menjemput para pengungsi,” ujar Kapolda Aceh kemarin.

Sementara itu, kelurga Samsul (25), korban meninggal dalam bentrokan antardua kelompok itu, mendesak polisi segera menangkap pelaku. “Kami sekeluarga mengikhlaskan kepergian alamrhum, hanya saja pelaku harus mendapat hukuman yang setimpal,” kata ayah korban, Idal Bancin didampingi Ketua Pemuda Bulohseuma, Supriadi Berutu, kepada Serambi di rumah duka, Jumat (16/10).

“Keluarga meminta pelaku segera ditangkap. Masa sudah tiga hari belum juga dapat. Pelaku hendaknya dihukum berat sesuai dengan perbuatannya menghilangkan nyawa anak kami,” kata Idal Bancin.

Korban dikenal keluarga maupun masyarakat setempat sebagai sosok yang pediam. Sehari-hari, seperti anak muda lainnya, ia lebih banyak bergaul bersama temannya di luar rumah. “Anaknya pendiam dan saleh. Kalau lapar baru pulang ke rumah,” kata Idal Bancin.

Sementara itu, Zulyadin pendamping tiga warga yang ditetapkan sebagai tersangka, meminta pihak kepolisian mengedepankan langkah persuasif dalam menangani kasus pembakaran rumah ibadah di Aceh Singkil tersebut. “Ini penting, agar tidak memancing perasaan waswas warga,” ujarnya.

Ia pun menyebutkan tiga nama warga yang telah ditetapkan sebagai tersangka pelaku pembakaran rumah ibadah dan kini ditahan di Mapolres Aceh Singkil. Mereka adalah Irwan (20), warga Buluhseuma, Kecamatan Suro, Nawawi (35), warga Lipat Kajang, Kecamatan Simpang Kanan, dan Saiful (27), warga Tanah Merah, Kecamatan Gunung Meriah, Aceh Singkil.

Zulyadin juga mendesak agar polisi segera menangkap pelaku penembakan dalam insiden maut itu. “Saya melihat yang menonjol ke permukaan hanya soal pembakaran rumah ibadah. Sementara kasus pembunuhanannya tenggelam,” ujar Zulyadin.

Kapolda Aceh yang ditanyai Serambi tentang itu mengatakan, tersangka pelaku penembakan Samsul maupun korban luka lainnya, belum tertangkap. “Belum tertangkap, tapi masih terus diburu,” katanya. Sebelumnya, saat berada di Singkil, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti yang ditanyai Serambi menyebutkan bahwa tersangka pelaku sudah teridentifikasi. Tapi saat rumahnya digerebek, ia kabur duluan.

Sementara itu dari Banda Aceh dilaporkan, dua korban penembakan dalam bentrokan antarwarga di Gunung Meriah, Aceh Singkil, telah menjalani proses operasi di Banda Aceh. Kedua korban itu adalah Uyung (27) dioperasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Zainoel Abidin dan Salman (18) yang dioperasi di RSUD Meuraxa, Banda Aceh.

Direktur Utama RSUZA, dr Fachrul Djamal SpAN, dalam konferensi pers di rumah sakit itu kemarin mengatakan, operasi terhadap Uyung dilakukan Kamis, 15 Oktober. Seperti diberitakan sebelumnya, Uyung dirujuk ke RSUZA pada 14 Oktober, setelah dirujuk ke RSUD Meuraxa lebih dulu dari Rumah Sakit Umum Singkil.

“Luka tembaknya di rongga dada. Jadi, yang berkompeten menangani pasien adalah RSUZA, makanya harus dirujuk ke sini. Alhamdulillah, operasinya berjalan lancar. Pasien saat ini sedang dalam masa penyembuhan,” kata Fachrul.

Ketua tim dokter bedah yang menangani Uyung, dr Yopie Afriandi Habibie Sp BTKV mengatakan, Uyung terkena tembakan di bahu kanan. Peluru seukuran 1 cm kali 1,5 cm itu masuk ke rongga paru-paru dan berakhir di sela iga nomor lima dan enam bagian belakang. “Peluru menembus paru-paru, sampai menyebabkan gumpalan darah di paru-paru kanan, tapi bukan pendarahan aktif. Alhamdulillah, pelurunya sudah kita keluarkan dari tubuh pasien,” kata dr Yopie.

Pasien sedang dalam masa penyembuhan. “Insya Allah dalam dua atau tiga hari ke depan sudah bisa rawat jalan,” tambah Yopie. Sementara, Salman (18) yang dirawat di RSUD Meuraxa kondisinya telah membaik, setelah menjalani operasi pada Rabu, 14 Oktober di rumah sakit setempat.

Direktur RSUD Meuraxa, Dr dr Syahrul SpS-(K) yang dihubungi kemarin mengatakan, akibat tembakan itu Salman mengalami luka di otot pinggang sisi kiri. “Lukanya tidak mengenai usus dan tidak mengenai organ penting. Dalam dua hari ke depan kita berharap segera sembuh dan dibolehkan pulang,” pungkas Syahrul. (de/dik/sb)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved