Radang Paru Pada Anak Dapat Dicegah

Dokter Spesialis Anak yang juga dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK Unsyiah)

Editor: bakri

BANDA ACEH - Dokter Spesialis Anak yang juga dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK Unsyiah), Dr Bakhtiar SpA mengatakan, gejala Pneumonia (radang paru) pada anak dapat dicegah sejak dini melalui pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif. Hal tersebut disampaikannya dalam Seminar Awam tentang Pneumonia, Sabtu (21/11) di Aula Dinas Kesehatan Aceh.

Menurutnya, Pneumonia merupakan penyakit yang telah menjadi isu dunia, bahkan menjadi penyebab tertinggi kematian pada balita di Indonesia setelah diare. “Pencegahan sejak dini seperti pemberian ASI dan vaksin perlu dilakukan oleh para ibu, sebab penyakit ini bisa cepat disembuhkan, tapi jangan dianggap sepele,” ujarnya.

Ditambahkannya, pencegahan lainnya seperti perlindungan dari polusi udara, penyakit campak dan perbaikan gizi bisa dilakukan agar terhindar dari Pneumonia. Gejalanya seperti sesak napas, batuk dan demam perlu diwaspadai agar dapat diberikan pertolongan segera.

“Ketika ibu melihat gejala tersebut pada anak, segera bawa anaknya ke rumah sakit atau puskesmas agar bisa ditangani segera,” kata Bakhtiar. Disebutkannya, rata-rata balita yang meninggal akibat Pneumonia karena kurangnya pemahaman orang tua terhadap peyakit itu. “Radang tenggorokan dan penyakit campak, dapat memicu terjangkitnya Pneumonia pada anak,” jelasnya. Sementara pemateri Dr Wahyuni Indawati SpA(K) dan Dr Nurjannah SpA(K) masing-masing menjelaskan tentang bahaya Pneumonia dan pengaruh asap dan penanggulangannya.

Sementara, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh, dr Herlina Dimiati SpA(K) yang dihubungi Serambi, Sabtu (21/11) malam mengatakan, seminar Pneumonia pada Anak merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan Hari Pneumonia Internasional 2015. Seminar tersebut katanya dilaksanakan di dua tempat berbeda.

Untuk seminar di Ayla Balai Kota Banda Aceh pesertanya adalah dari kalangab medis dan paramedis. Sedangkan seminar Pneumonia yang digelar di Aula Dinkes Aceh, pesertanya adalah masyarakat umum.

“Seminar tersebut sengaja kami bagi dua lokasi untuk memudahkan penyampaiaannya. Untuk di Balai Kota lebih kepada tata laksana pengobatan karena pesertanya medis dan paramedis. Sedangkan di Aula Dinkes lebih pada pencegahan Pneumonia karena pesertanya masyarakat umum,” jelasnya.(fit)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved