Ledakan Bom di Jakarta
Tagar #Kamitidaktakut Bisa Menantang Teroris
Namun disisi lain kondisi itu menjadi tantangan bagi kelompok teroris untuk melakukan tindakan teror yang lebih besar lagi.
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Yusmadi
Laporan Muhammad Nasir | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Reaksi masyarakat Indonesia terhadap peristiwa bom Thamrin Jakarta, dengan memunculkan tagar #kamitidaktakut juga dapat diartikan sebagai sikap menantang oleh teroris. Sehingga dapat memunculkan kembali kejadian serupa.
Pernyataan itu disampaikan oleh Pengamat Terorisme, Al Chaidar dalam talkshow cakrawala membedah salam Serambi Indonesia, dengan tema “blacklist terhadap pecanda bom itu pantas”, pada Senin (18/1/2016) di Radio Serambi 90,2 FM.
Talkshow itu juga menghadirkan Redaktur Pelaksana Serambi Indonesia, Yarmen Dinamika.
Dalam talkshow itu dibahas sanksi terhadap Muhammad Studi, warga Singkil yang bercanda tentang bom di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) hingga diblacklist oleh sejumlah maskapai.
Al Chaidar mengatakan, sebenarnya tagar tersebut memiliki efek positif, sebab aksi yang dilakukan oleh Afif cs tidak membuat masyarakat takut.
Namun disisi lain kondisi itu menjadi tantangan bagi kelompok teroris untuk melakukan tindakan teror yang lebih besar lagi.
Sebab tindakan teroris itu merupakan aksi untuk menebar rasa takut pada masyarakat. Namun bila tidak menimbulkan ketakutan ia akan melakukan lagi.
“Contohnya pada bom Bali, pasca pengeboman masyarakat tidak takut sehingga bangkit kembali, namun hal itu menimbulkan terjadi bom Bali jilid dua, bom Marriot juga begitu, karena mereka ini sangat suka tantangan,” ujar Al Chaidar.
Ia melanjutkan, kedepan jika tidak ada lagi teror bom selanjutnya, maka tagar #kamitidaktakut dianggap sebagai tindakan yang berhasil melawan terorisme. Namun jika kembali muncul teror, maka tagar itu dianggap sebagai bentuk menantang teroris. (*)