HUT ke 71 RI

Asing Jajah Pusat, Pusat Jajah Daerah

Tokoh pribumi asal Aceh yang juga mantan wagub Aceh, Muhammad Nazar, merasa ganjil

Editor: bakri

* Orasi Muhammad Nazar di Jakarta

JAKARTA - Tokoh pribumi asal Aceh yang juga mantan wagub Aceh, Muhammad Nazar, merasa ganjil dengan fenomena di Indonesia dewasa ini. “Asing menjajah Pusat. Pusat menjajah daerah. Ini yang kita alami,” kata Muhammad Nazar serasa disambut tepukan tangan hadirian dalam orasi “Bangkit Pribumi” di Jakarta, Rabu (17/8) malam.

Muhammad Nazar yang mengaku sudah berkali-kali dihukum penjara dan kemudian terpilih sebagai wakil gubernur di Aceh, menegaskan, sudah saatnya warga pribumi tampil dan berjuang keras untuk kepentingan pribumi.

“Kita jangan sampai dimanfaatkan asing. Kita semua harus bersatu,” tukas Muhammad Nazar.

Orasi Bangkut Pribumi diisi dengan sejumkah tokoh pribumi, antara lain Ratna Sarumpaet, Jumhur Hidayat, tokoh Papua, Betawi dan lain-lain. Kegiatan ini dalam rangka mengisi peringatan HUT Proklamasi Indonesia dan peringatan satu tahun Partai Priboemi.

Muhammad Nazar menyampaikan, Aceh sejak awal adalah pendukung Indonesia. Pada 1948, Aceh telah menyumbangkan pesawat terbang kepada Indonesia.

“Ketika daerah lain sudah ditaklukan Belanda, tapi Aceh tidak. Inilah yang membedakan Aceh dengan daerah lainnya, seperti Jawa dan Maluku,” tukas Nazar yang mengenakan pakaian putih.

Ia juga mengingatkan, jika ada persolan sesama pribumi, seringkali lama diselesaikan. “Tapi kalau konfliknya dengan asing, cepat diselesaikan. Justru konflik sesama pribumi kadang harus melibatkan asing. Ke depan ini jangan sampai terjadi lagi,” ujarnya.

Ia setuju terbentuknya Partai Priboemi yang mengusung misi memperjuangkan kepentingan pribumi. “Silakan diwujudkan partai ini. Saya mendorongnya,” sebut Nazar.

Dorongan serupa juga diserukan aktivis dan seniman, Ratna Sarumpaet. Sebelum memulai pembacaan puisi “pribumi,” Ratna Sarumpaet terlebih dahulu menyampaikan orasi politik yang mendukung hadirnya Partai Pribumi. Puisi yang dibacakan Rayna berisi kritikan tentang prilaku pejabat di negeri ini yang tunduk kepada kepentingan asing. (fik)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved