Fadhil Kenang Tragedi Musi Raya
KANDANG Persebo Musi Raya menjadi mimpi buruk bagi penyerang Persiraja, Fadhil Ibrahim
KANDANG Persebo Musi Raya menjadi mimpi buruk bagi penyerang Persiraja, Fadhil Ibrahim selama menggeluti dunia sepakbola. Dia menjadi tumbal di markas Persebo di Stadion Serasan Sekate, Sekayu, Kabupayen Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, Sabtu, 20 Agustus 2016 lalu.
Dia bersama striker Persiraja lainnya, Fahrizal Dillah menjadi incaran untuk dibungkam dengan cara-cara tidak sportif oleh pemain tuan rumah. Ini merupakan pertandingan ke-11 sekaligus laga tandang terakhir Lantak Laju dalam lanjutan Indonesia Soccer Championsip (ISC) Seri B 2016. Pemain asal Sabang ini akhirnya harus meninggalkan lapangan di menit 43 dan dilarikan ke rumah sakit. Ia mendapat 6 jahitan di luka robek dibawah mata.
Insiden yang mencederai nilai-nilai sportivitas yang semestinya diterapkan semua insan sepakbola tersebut terjadi di penghujung babak pertama. Dalam sebuah duel udara, lawan bukan ingin mengincar bola, tapi menjadikan Fadhil sebagai sasaran untuk disikut dengan siku. kentara sekali kalau tuan rumah menggunakan segala cara untuk menghentikan aksi Fadhil yang notabene sebagai salah satu pilar Persiraja. Rencana jahat itu berhasil, mantan pemain Villa 2000 itu pun terkapar tak sadar diri. “Mata saya terasa gelap setelah disikut,” ungkap Fadhil kepada Serambi di RS Harapan Bunda, Seutui, Banda Aceh, Rabu (7/9).
Kesaksian mengerikan justru diutarakan ofisial Persiraja, Mahmudi saat bersama Serambi ke RS Harapan Bunda. Pria asal Pidie itu sudah lama mengikuti perjalanan Persiraja. Dia berlari ke lapangan saat Fadhil tersungkur. Tangannya berusaha menutupi kucuran darah dari wajah Fadhil. “Sangat banyak keluar darah,” ujarnya mengenang momen-momen krusial tersebut.
Mahmudi juga tak tahu bahwa darah yang sedang ditutupi dengan tangannya, bukan hanya keluar dari luka robek di bawah mata, tapi juga hidung. Belakang dirinya baru tahu banyak darah berasal dari hidung. “Saya tutup dengan tangan, penuh tangan saya dengan darah,” ujarnya sambil memperagakan dengan tangan.
Fadhil juga mengaku sempat tak sadar lagi saat kejadian itu. Makanya ia tak tahu dari mana darah keluar setelah tersungkur. Termasuk di mana saja luka di wajahnya. “Setelah sadar baru tahu karena terasa sakit di wajah,” ujar Fadhil yang seketika bola mata kirinya memerah setelah kejadian tersebut.
Tapi yang disesali Mahmudi dari kejadian tersebut adalah sikap wasit tak memberi kartu kepada pemain Persebo. Keputusan sang pengadil itu cukup melukai hati Mahmudi. Sebagai seorang wasit, Mahmudi sadar bahwa pemain tuan rumah harus dihukum dengan kartu merah. Karena dengan sengaja ingin melukai pemain lawan secara tidak sportif. “Yang kita sesalkan wasit tak memberi kartu. Saya sangat geram kepada wasit,” ujar Mahmudi.
Kala itu pemain tuan rumah memang cukup frustasi akibat tak mampu mencetak gol. Mereka terus meneror fisik dengan permainan kasar yang menyerang fisik. Akibatnya, striker andalan Persiraja, Fahrizal Dillah mengalami cidera paha akibat ditendang dari belakang di menit 62. Ini setelah sejumlah upaya tuan rumah gagal untuk menghentikan striker yang sudah mencetak 8 gol atau topskor Grup I.
Hasil akhir memang membuat Laskar Rencong takluk 0-1, di menit 90+3. Kini Fadhil harus fokus untuk pemulihannya sebelum kembali ke lapangan hijau. Dia merupakan salah satu potret dari korban tak sportif di sepakbola Indonesia.
Saat ditemui di RS Harapan Bunda, Fadhil terlihat masih diperban di hidungnya usai operasi hidung pada Sabtu (3/9). Kedua lubang hidungnya juga ditutup dengan perban. Ia hanya bisa bernafas melalui mulut setelah operasi. Rekan-rekannya datang silih berganti siang malam untuk memberi semangat.
“Harus istirahat seminggu lagi, baru setelah itu boleh latihan. Tapi hanya latihan ringan seperti joging. Karena dokter tak mengizinkan latihan berat dulu. Takut nanti keluar darah dari hidung,” ujar Fadhil.
Meski diragukan tampil di awal babak 16 besar, Fadhil tetap memberi semangat kepada rekan-rekannya. Pemain yang sudah menyumbang 4 gol kepada Persiraja musim ini berharap, Lantak Laju dapat dapat meraih kemenangan, seperti saat menjadi juara Grup I. Ia mendoakan semoga Persiraja dapat bersinar seperti sebelumnya di tingkat nasional. “Tetap bersemangat untuk rekan-rekan di babak 16 besar,” harap Fadhil.(adi)