Gempa Pidie Jaya

Semester Baru Siswa Belajar di Tenda

Menjelang hari pertama masuk sekolah pascalibur semester pertama tahun ajaran 2016/2017, para siswa di Pidie Jaya

Editor: bakri

MEUREUDU - Menjelang hari pertama masuk sekolah pascalibur semester pertama tahun ajaran 2016/2017, para siswa di Pidie Jaya, sebagian Pidie dan Bireuen, mulai Selasa (27/12) akan belajar di tenda-tenda khusus untuk menjamin berjalannya proses belajar-mengajar di kawasan terdampak Gempa Pijay.

Pendirian sekolah tenda dilakukan personel TNI jajaran Kodim 0102/Pidie dalam beberapa hari lalu untuk memastikan aktivitas pendidikan tidak terhambat pascagempa. Selain mendirikan tenda, reruntuhan sejumlah bangunan sekolah juga terus dilakukan, bersamaan dengan pembersihan sarana ibadah dan fasilitas publik lainnya. Khususnya di kawasan paling parah terimbas bencana.

“Pendirian sekolah tenda dan pembersihan reruntuhan gempa yang masih tersisa dikonsentrasikan di Gampong Kuta Pangwa, Kecamatan Trienggadeng, serta pembersihan reruntuhan gedung di kompleks SMPN 4 Tampui, Trienggadeng,” kata Dandim 0102/Pidie, Letkol Inf Usik Samwa Parana, Minggu (25/12).

Seperti diketahui, gempa Pijay yang terjadi Rabu (7/12) lalu, turut menghancurkan sejumlah gedung sekolah di kawasan sekitar pusat gempa, seperti kecamatan Trienggadeng. Namun karena beberapa hari kemudian, siswa memasuki masa libur pascaujian semester I. Aktivitas belajar belum menjadi fokus utama, dan pemerintah mengerahkan seluruh sumberdaya untuk proses evakuasi dalam masa darurat bencana.

Kini, pemulihan kondisi pascabencana juga harus memprioritaskan sarana belajar, mulai dari ruang belajar yang harus dipisah berdasarkan kelas, tenaga pengajar sesuai bidang studi, hingga prasarana pendidikan lainnya seperti buku, alat tulis dan lainnya.

“Pemasangan tenda akan kami percepat, sehingga sekolah-sekolah bisa langsung aktif mulai Selasa (27/12), meski dalam kondisi serba darurat,” tukasnya.

Selain mendirikan sekolah tenda, para personel TNI juga dikerahkan membersihkan sisa reruntuhan rumah warga dan tempat ibadah yang ambruk, untuk kemudian dibangun kembali dalam masa rehab-rekons.

Dandim 0102/Pidie, Letkol Inf Usik Samwa Parana kepada Serambi, Minggu (25/12) mengatakan, prajurit yang dikerahkan tidak saja untuk kegiatan fisik tapi juga untuk memberi dukungan spiritual, sehingga warga korban gempa bisa kembali ke kehidupan normal dan secara bertahap bisa mengurangi trauma bencana.

Bantuan untuk korban gempa Pidie Jaya bukan hanya dalam bentuk uang serta barang, tapi juga berupa siraman rohani dalam bentuk ceramah agama, yang juga penting untuk mengurangi beban pikiran para korban gempa.

Seperti bimbingan mental (Bintal) yang dilaksanakan personel TNI dari Kodam IM di Pijay, dilakukan cara mendatangi setiap meunasah atau masjid, dan setiap usai shalat magrib diberikan ceramah agama. “Ceramah agama dilakukan di setiap meunasah gampong, di antaranya, disampaikan Mayor (inf) H Badrussalam serta sejumlah personil TNI dari Markas Komando Rayon Militer (Makoramil) setempat,” jelas Perwira Penghubung (Pabung) Kodim 0102/Pidie yang juga membawahi Pijay, Mayor (Inf) Affiansyah.(ag)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved