Bikin Nangis, Ini Curhatan Kekasih Amir yang Jadi Korban Kekerasan Senior di STIP
Amirah juga mengungkapkan, kepergian kekasihnya itu bertepatan dengan tanggal jadian mereka.
SERAMBINEWS.COM - Nama Amirullah Adityas Putra, pelajar taruna tingkat satu STIP tiba-tiba mencuat di berbagai media.
Pelajar yang baru berusia 18 tahun ini harus meregang nyawa karena dianiaya oleh empat orang seniornya di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Kementerian Perhubungan (Kemenhub)..
Diketahui taruna bernama Amirullah Adityas Putra mendapat tindak kekerasan di Lantai II Gedung Dormitory Ring 4 Kamar M205 Jalan Marunda Makmur, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (10/1/2017) malam.
Tewasnya Amir menyisakan duka mendalam bagi keluarga besarnya.
Sang kekasih dari Amirullah, Amirah Islamie yang dipacarinya sejak duduk di bangku SMA juga tak kalah berduka.
Diketahui hubungan Amirullah dan Amir sudah berjalan selama 3 tahun.
Foto kebersamaan keduanya masih tersimpan baik di galeri Amirah.
Amirah juga mengungkapkan, kepergian kekasihnya itu bertepatan dengan tanggal jadian mereka.
Begini postingan dari Amirah pada 12 Januari 2017.
"Tgl 10maret mir kamu bilang "mi jadian yuk"..
Knp ninggalin tgl 10 januari?
Tgl 10 kan angka kita. Aku 1 nya karna aku kurus. 0 nya kamu yg badannya gede.
Mir katanya mau bareng aku terus.. mau jd popeye nya aku. Mau jadi kapten nya aku.
Innalillahi dan happymensive my hunny.
"Kenapa sih mi ko lebah?" - amir
" iya mir, karna kamu madunya aku yg manis banget. Dan madu kan dari lebah. Lebah dr allah. "
" ohiyah bener mi"
" kamu malu ga cewe kamu skrg jerawatan gara2 setres banget mir.. aku malu"
" ga malu kok ada juga aku yg malu aku jelek. Makanya jangan dikopekin ya jerawatnya"," tulis Amirah sembari mengunggah foto berikut ini.

Sebelum kepergian kekasihnya, rupanya sepasang sejoli itu berjanji untuk bertemu.
Namun rupanya, takdir berkata lain,
Amirullah harus pergi selamanya karena dianiya oleh para seniornya.

Kronologi Tewasnya Amirullah Adityas Putra

Amirullah Adityas putra
Peristiwa terjadi di Kampus STIP Lantai II Gedung Dormitory Ring 4 Kamar M205, Jalan Marunda Marunda Makmur, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (10/1/2017).
Penganiayaan berawal ketika senior di tingkat II sedang asyik berkumpul.
Sekitar pukul 17.00 WIB usai latihan marching band, salah satu senior di tingkat dua sekaligus pelaku, Sisko Mataheru (19), mengajak berkumpul untuk mengerjai para junior di tingkat satu.
"Kasus berawal pada pukul 17.00 WIB, usai latihan giat drum band. Salah satu pelaku, yakni Sisko Mataheru, ajak berkumpul rekannya yang juga ada di tingkat II.
Sisko berencana mengerjai junior di tingkat satu yang merupakan basis alat drum atau tam-tamnya. Kemudian sekitar pukul 22.00 WIB, sebanyak enam taruna tingkat I tersebut dipanggil oleh para pelaku agar segera berkumpul di lokasi kejadian," ungkap Kanit Reskrim Polsek Cilincing AKP Andre Soeharto, Rabu (11/1/2017).
Andre memaparkan, para taruna di tingkat II selain Sisko, juga berada di lokasi kejadian, yakni Willy Hasiholan (20), Inswanto (21), dan Akbar Ramadhan (20). Keempat taruna tingkat II tersebut, lanjut Andre, langsung melakukan tindak kekerasan.
"Ada enam orang taruna tingkat I yang disuruh berkumpul oleh empat pelaku, yang merupakan seniornya di tingkat II tersebut."
"Saat para enam taruna tingkat I itu sudah di lokasi kejadian, keempat pelaku ini malah langsung memukul seluruh tubuh para juniornya. Tanpa perlawanan, junior-juniornya saat itu hanya bisa diam ketika para seniornya memukuli tubuhnya berkali-kali," papar Andre.
Andre mengatakan, aksi kekerasan yang dilakukan empat pelaku tersebut dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian.
Tindak kekerasan dilakukan empat senior ke juniornya itu, kata Andre, hanya menggunakan tangan kosong, dengan target perut hingga ke ulu hati.
"Saat tindak kekerasan itu terjadi, terjatuhlah Amirulloh ini tepat di depan para seniornya di tingkat II itu. Amurilloh terjatuh membuat para seniornya panik, sementara lima junior lainnya masih terlihat kesakitan saat itu.
Amirulloh terjatuh karena perut, dada, serta ulu hatinya mendapat pukulan berkali-kali yang dilakukan bergantian. Pukulan terakhir diketahui oleh salah satu pelaku yang bernama Willy," tutur Andre.
Melihat Amirulloh tak sadarkan diri, tambah Andre, Willy mengatakan ke Amirulloh bahwa mereka sama-sama tinggal di Kecamatan Tanjung Priok. Saat itu, tubuh korban ambruk di dada Willy dan tak sadarkan diri.
"Pada pukulan terakhir, dilakukan oleh pelaku bernama Willy dan sambil berkata 'Sama-sama Anak Priok, kok'.
Tapi Amirulloh ketika itu tetap tak sadarkan diri.
Selanjutnya, oleh para pelaku bersama saksi lainnya di lokasi, menggotong tubuh Amirulloh ke tempat tidur. Para pelaku pun panik, dan selanjutnya langsung menghubungi seniornya yang di tingkat IV," beber Andre.
Kapolsek Cilincing Kompol Ali Yuzron menambahkan, korban yang saat itu tak sadarkan diri, langsung dibawa oleh para pembina dan piket medis di STIP.
Sekitar pukul 01.45 WIB, maut sudah merenggut nyawa Amirulloh.
"Mengetahui kondisi korban ini tidak bernyawa, setelah diperiksa dokter piket STIP, kejadian itu selanjutnya dilaporkan ke PolsekCilincing. (*)