Kerbau Terserang Ngorok Masih Bisa Terkendali

Penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) yang menyerang belasan ekor ternak kerbau di Desa Ie Mirah

Editor: hasyim
DOK.HUMAS ACEH TENGAH
Kerbau Gayo 

* Jumlahnya Hanya Belasan Ekor

BLANGPIDIE - Penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) yang menyerang belasan ekor ternak kerbau di Desa Ie Mirah, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) selama sepekan terakhir masih bisa dikendalikan agar tidak meluas ke daerah lain.

Namun demikian pemilik ternak tetap diimbau dan diberi pengertian agar tidak menyembelih atau menjual ternak yang sudah terjangkit bakteri sangat mematikan tersebut. “Masih bisa kita kendalikan. Serangan penyakit ternak sangat menular itu hanya terjadi di Desa Ie Mirah. Itu pun terjangkit pada ternak kerbau yang dipelihara dengan cara melepas begitu saja di alam terbuka, lintasan Ie Mirah (Abdya)-Terangun (Galus) atau kawasan pantai aliran Krueng (sungai) Ie Mirah. Tidak ada serangan di lokasi lain,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Abdya Ir Muslim Hasan kepada Serambi kemari.

Menurut Muslim, selain memberikan pengertian kepada pemilik ternak agar tidak menyembelih atau menjual ternak kerbau yang diduga keras sudah terkena serangan SE, pihaknya juga telah menyiagakan petugas kesehatan hewan. “Setiap ternak kerbau yang telah berhasil dibawa turun dari kawasan Km 6-7 lintasan Ie Mirah-Terangun, kita mita segera menghubungi drh Evi (Kepala Puskeswan Babahrot) agar ternak bersangkutan segera dilakukan pengobatan,” kata Muslim.

Sebab, katanya, masih banyak kerbau dari kawasan tersebut tidak dilakukan vaksinasi SE yang dilakukan secara periodik. Vaksinasi SE terakhir dilakukan pada Maret lalu. Di kawasan terbuka lintasan Km 6-7 Ie Mirah-Terangun terdapat antara 60 sampai 80 ekor kerbau yang dipelihara dengan cara melepas begitu saja.

Dari jumlah tersebut, menurut Muslim, baru sekitar 30 persen berhasil dibawa turun oleh pemiliknya setelah penyakit menyerang, selebihnya masih berada di lokasi.

Kerbau yang sudah dibawa turun sudah dilokalisir pada tempat tertentu, kemudian dijaga oleh orang yang diminta jasa untuk menjaga oleh pemiliknya. Kerbau yang sudah di lokalisir yang jumlahnya tidak kurang 16 ekor dalam proses pengobatan oleh petugas Puskeswan Babahrot. “Pengobatan yang kita lakukan tampaknya berhasil menyelamatkan ternak tersebut dari serangan penyakit,” ungkap Muslim.

Klarifikasi soal jumlah
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Abdya juga meluruskan berita yang dilasir Serambi, edisi Jumat, 7 Juli 2017 dengan judul ‘Kerbau Ngorok Beredar di Pasar. Jumlahnya Mencapai Ribuan’. Muslim menjelaskan menjelaskan kerbau yang penyakit ngorok yang sudah dijual atau disembelih jumlahnya hanya belasan, bukan ribuan.

“Kerbau yang diduga terjangkit ngorok yang disembelih atau dijual kepada agen berdasarkan keterangan ada 10 sampai 15 ekor kerbau,” kata Muslim Hasan.

Seperti diberitakan, penyakit gorok atau SE menyerang ternak kerbau di Desa Ie Mirah, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Abdya. Belasan ternak kerbau setempat dilaporkan mati mendadak dalam sepekan terakhir. Serangan penyakit sangat mematikan itu membuat pemilik ternak resah.(nun)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved