Breaking News

PMI Sudah Bisa Layani Donor Trombopheresis

Sebuah langkah maju ditunjukkan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banda Aceh, menyusul digunakannya mesin

Editor: bakri
Seorang wanita sedang melakukan donor trombopheresis di UTD PMI kota Banda Aceh, Minggu (23/7) 

* Menggunakan Alat MCS+

BANDA ACEH - Sebuah langkah maju ditunjukkan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banda Aceh, menyusul digunakannya mesin apheresis bernama MCS+ untuk melayani donor trombopheresis.

MCS+ berfungsi untuk mengambil komponen darah yang diperlukan, semisal trombosit. Sedangkan komponen lain dikembalikan ke dalam tubuh pendonor saat itu juga. Hal itu diungkapkan Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Banda Aceh, dr T Ilhami Surya Akbar MBiomed, kepada Serambi, Senin (24/7).

Dia mengatakan, alat MCS+ sebenarnya telah digunakan sebanyak lima kali di UTD PMI Banda Aceh sejak tahun 2015. Penggunaannya yang masih minim disebabkan ketidakpahaman klinisi terhadap manfaat alat tersebut. Selain itu penggunaan MCS+ juga berbiaya besar, Rp 3.650.000 untuk sekali donor trombopheresis.

Namun kini, kata Ilhami, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) terkait pemakaian alat MCS+. Sedangkan untuk biayanya BPJS Kesehatan dan RSUDZA dengan persetujuan bank darah yang di rumah sakit dan pimpinan RSUDZA.

Dijelaskan dr Ilhami, proses donor dengan MCS+ lebih lama ketimbang donor darah biasa, yaitu berkisar 1,5 hingga 2 jam. “Donor biasa cuma 10 menit. Hal ini karena donor darah biasa mengambil seluruh komponen darah, sedangkan alat ini hanya komponen tertentu saja,” ujarnya sambil mengatakan bahwa bagi pendonor trombosit melalui mekanisme apheresis, jumlah trombositnya bisa pulih 100 persen dalam waktu 2 kali 24 jam.

Dia menambahkan, satu kantong trombosit (450cc) dari donor trombopheresis mutunya sama dengan 10 pendonor darah biasa. Hal itu karena satu pendonor manual hanya dapat menghasilkan 50cc trombosit. Jika RS butuh 450cc trombosit, maka harus mencari 10 pendonor. “Dengan trombopheresis, 450cc trombosit cukup dari satu pendonor,” kata Ilhami.

Bagi warga yang ingin donor trombopheresis, lanjut Ilhami, dapat langsung mendaftarkan dirinya ke UTD PMI di Lampineung, Banda Aceh. Adapun syarat-syaratnya yaitu calon pendonor memiliki Hemoglobin (HB) 13-17 mmHg, berat badan di atas 55 kg, jumlah trombositnya di atas 200 ribu/mm3, serta tekanan darah 110/70 sampai 180/100.

Sementara itu, Wakil Direktur Bidang Pelayanan Medis RSUDZA, Dr dr Azharuddin SpOT yang dikonfirmasi mengatakan, pihaknya siap mendukung donor trombopheresis dengan memberikan subsidi kepada pasien. “BPJS Kesehatan tidak membayar penuh layanan ini. Maka dari itu kami terus mencari cara agar pasien bisa terbantu,” tukasnya.(fit)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Medium

    Large

    Larger

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved