Kautsar Bercerita Pengalamannya Umrah Dengan First Travel, Ini Keanehan Sejak di Pesawat dan Hotel

Kautsar mengaku kaget melihat banyaknya calon jemaah yang ternyata tak diberangkatkan umrah oleh First Travel.

Editor: Muhammad Hadi
Suasana di kantor First Travel yang berlokasi di Jalan Radar AURI, Cimanggis, Depok, Senin (14/8/2017). Terlihat kantor dalam keadaan kosong. (Kompas.com/ALSADAD RUDI) 

SERAMBINEWS.COM - Di balik banyaknya calon jemaah yang gagal diberangkatkan umrah oleh First Travel, namun tak sedikit pula yang berhasil menunaikan ibadah umrah melalui biro perjalanan tersebut.

Salah satu jemaah yang beruntung itu adalah Kautsar (31).

Dia berangkat umrah pada bulan Februari 2017 bersama istri, kedua orang tua, kakek, nenek, adik ipar, dan pamannya.

Mereka berangkat dengan menggunakan paket promo umrah sekitar Rp 14 juta tiap orangnya.

(Baca: Bos First Travel Dilaporkan ke Bareskrim oleh Pengusaha Hotel Asal Arab Saudi)

Direktur Utama First Travel Andika Surachman (kanan) dan istrinya
Direktur Utama First Travel Andika Surachman (kanan) dan istrinya (ISTIMEWA)

Biaya tersebut sudah dilunasi sejak tahun 2016.

Kautsar tak merasa curiga ketika memilih First Travel untuk memberangkatkan dirinya bersama keluarga ibadah umrah.

"Soalnya mertua sudah pernah pakai (First Travel). Nah itu beberapa kali (mertua) berangkat (umrah) pakai First Travel enggak ada masalah," kata Kautsar, kepada Kompas.com, Sabtu (26/8/2017).

Dengan biaya sekitar Rp 14 juta tersebut, jemaah berangkat dan pulang umrah menggunakan pesawat maskapai Emirates.

(Baca: Duh! Begini Gaya Hidup Glamor Teman Wanita Komisaris First Travel Kiki Hasibuan)

Pengusaha hotel asal Arab, Ahmed Saber, melaporkan Dirut First Travel Andika Surachman di kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (25/8/2017).
Pengusaha hotel asal Arab, Ahmed Saber, melaporkan Dirut First Travel Andika Surachman di kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (25/8/2017). (KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA)

Kemudian mereka tinggal di hotel bintang 5, makan 3 kali sehari, tiap kamar diisi 5 orang, ziarah ke situs bersejarah, transportasi Mekah-Madinah, bahan seragam, koper, dan air zam-zam.

Hotelnya pun terletak di dekat Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.

Banyak Keanehan

Kautsar mulai was-was ketika First Travel tak memberi tahu pasti mengenai jadwal keberangkatan mereka.

Keanehan mulai muncul. Pada tahun 2016, First Travel memberitahu mereka akan berangkat pada tahun 2017, namun bulannya belum pasti.

Kemudian pada Desember 2016, First Travel mengumumkan calon jemaah dapat berangkat antara bulan Januari-April 2017.

(Baca: Bagaimana Pengaturan Bos First Travel Tunjuk Jemaah yang Berangkat ke Tanah Suci?)

Jemaah umroh dari First Travel asal Sumsel saat mendatangi kantor Bareskrim Mabes Polri di Jakarta untuk mencari informasi atas uang mereka, Senin (14/8). Mereka bingung karena belum ada kejelasan atas keberangkatan maupun pengembalian uangnya.
Jemaah umroh dari First Travel asal Sumsel saat mendatangi kantor Bareskrim Mabes Polri di Jakarta untuk mencari informasi atas uang mereka, Senin (14/8). Mereka bingung karena belum ada kejelasan atas keberangkatan maupun pengembalian uangnya. (Foto: Toni/Sumeks)

"Tiba-tiba dadakan, tanggal 17 Februari berangkat umrah. Dikasih tahunya (sama First Travel) Februari awal, cuma selang seminggu dari keberangkatan," kata pegawai swasta yang bekerja di daerah Jakarta Selatan tersebut.

Beruntung, kantor tempat Kautsar bekerja, mengizinkannya untuk mengambil cuti umrah. Keanehan lainnya, ketika naik pesawat.

Kautsar dan anggota keluarganya tak ada yang duduk berdekatan. Mereka terpisah jauh dan duduk bersama calon jemaah lain.

Padahal, lanjut dia, seharusnya jika check in bersamaan, posisi duduk mereka berdekatan.

Sama halnya ketika menginap di hotel, Kautsar dan keluarganya awalnya terpisah tidur di kamar yang berbeda.

Baca: Menu-menu Restoran di Inggris Milik Bos First Travel, Kerupuk Harganya Rp 80 Ribu

Rumah bos First Travel di Sentul City, Kabupaten Bogor.
Rumah bos First Travel di Sentul City, Kabupaten Bogor. (tribunbogor/ Damanhuri)

Namun, pada akhirnya mereka dapat tidur satu kamar berbarengan.

Dengan kapasitas 1 kamar untuk 5 orang. Selama beribadah umrah, Kautsar bersyukur tak ada permasalahan yang dialami oleh dirinya dan keluarganya.

Pelayanan yang diberikan muthawif atau pendamping umrah, kata dia, juga sangat baik.

Ketika ada barang anggota keluarga mereka yang hilang, muthawif membantu mencarikannya.

Begitu pula ketika ada seseorang dalam rombongan yang hilang, muthawif yang berkeliling masjid untuk mencari orang tersebut.

Baca: Bos First Travel Mengaku Tidak Ingat Kemana Hilang Rp 848,7 Miliar Uang Milik Korban

Ketiga tersangka kasus penipuan dan penggelapan agen perjalanan First Travel, Andika Surachman, Anniesa Hasibuan, dan Siti Nuraidah Hasibuan ditampilkan saat konferensi pers di kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (22/8/2017).
Ketiga tersangka kasus penipuan dan penggelapan agen perjalanan First Travel, Andika Surachman, Anniesa Hasibuan, dan Siti Nuraidah Hasibuan ditampilkan saat konferensi pers di kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (22/8/2017). ((KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA))

"Di sana alhamdulillah pelayanannya bagus. Enggak ada (jemaah) yang kecewa sama sekali," kata ayah seorang anak tersebut.

Nenek Tak Berangkat

Ternyata, ada salah seorang dalam rombongannya yang tak diberangkatkan umrah oleh First Travel. Dia adalah nenek Kautsar yang berada di Lampung.

Padahal, neneknya mendaftar dan membayar bersamaan dengan anggota rombongan lainnya.

Hanya saja, sang nenek sempat terlambat memberikan satu kekurangan dokumen persyaratan umrah.

Selain telah membayar lunas, sang nenek juga telah membayar tambahan biaya sebesar Rp 2,5 juta.

Baca: Polisi Sebut Gunakan Artis untuk Promosi Adalah Modus Penipuan First Travel

Dalam foto liburannya ini, Anniesa dan suami tampak berpose dengan latar landmark tulisan Hollywood.
Dalam foto liburannya ini, Anniesa dan suami tampak berpose dengan latar landmark tulisan Hollywood. (facebook)

First Travel sempat meminta biaya tambahan kepada sang nenek dengan iming-iming janji dapat diberangkatkan umrah.

Hingga kini, sang nenek tak juga berangkat umrah. Kautsar belum mengetahui, apakah sang nenek juga akan melaporkan nasibnya kepada Bareskrim Mabes Polri.

Kautsar mengaku kaget melihat banyaknya calon jemaah yang ternyata tak diberangkatkan umrah oleh First Travel.

Awalnya, Kautsar sempat berpikir pihak-pihak yang memprotes First Travel karena terhambatnya proses administrasi umrah mereka.

Seperti contohnya, tertahannya visa di Kementerian Agama.

Baca: Bagaimana Nasib 58.682 Orang Korban First Travel yang Belum Diberangkatkan?

Warga menunggu mengurus pengembalian dana atau refund terkait permasalahan umroh promo di Kantor First Travel, Jakarta Selatan, Rabu (26/7). Otoritas Jasa Keuangan menutup program umroh promo 2017 First Travel karena menawarkan harga yang tidak wajar, sementara itu pihak First Travel membuka kesempatan bagi calon jamaah untuk melakukan refund dengan pengembalian dana 100 persen atau bersedia untuk diberangkatkan setelah musim Haji 2017 selesai.
Warga menunggu mengurus pengembalian dana atau refund terkait permasalahan umroh promo di Kantor First Travel, Jakarta Selatan, Rabu (26/7). Otoritas Jasa Keuangan menutup program umroh promo 2017 First Travel karena menawarkan harga yang tidak wajar, sementara itu pihak First Travel membuka kesempatan bagi calon jamaah untuk melakukan refund dengan pengembalian dana 100 persen atau bersedia untuk diberangkatkan setelah musim Haji 2017 selesai. ((ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN))

"Memang dengar-dengar saat kami pulang (umrah) akhir Februari, setelah itu banyak calon jemaah enggak berangkat (umrah). Salah satunya ya nenek saya dari Lampung," kata Kautsar.

Selain rasa syukur karena dapat umrah, ada pula perasaan tak enak yang berkecamuk di benak Kautsar.

Terlebih setelah dia melihat banyak korban yang telah menabung puluhan tahun demi berangkat umrah.

Selain itu, ia mengaku tak mengetahui sama sekali mengenai kabar pembayaran umrah First Travel.

Baca: Polisi Sita Rumah Kontrakan hingga Butik Bos First Travel

Foto yang tersebar di grup korban FIrst Travel diduga Komisaris First Travel Siti Nuraidah Hasibuan.
Foto yang tersebar di grup korban FIrst Travel diduga Komisaris First Travel Siti Nuraidah Hasibuan. (facebook)

Biro perjalanan yang dipimpin Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan itu disebut-sebut menyubsidi jamaah dan merekrut jamaah baru untuk membiayai serta memberangkatkan jamaah yang sudah bayar terlebih dahulu.

Oleh karena itu, First Travel mematok biaya umrah dengan harga murah, sebesar Rp 14,3 juta.

Sementara itu, biaya umrah yang ditetapkan oleh Kementerian Agama sekitar Rp 21 juta-Rp 22 juta.

"Saya sama sekali tidak tahu skema itu. Mudah-mudahan (calon jemaah) yang belum berangkat (umrah) hak mereka bisa balik, apakah diberangkatkan dengan fasilitas yang sama atau refund uang yang sudah dibayarkan," kata Kautsar.(Kurnia Sari Aziza)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved