Hari Pahlawan
Presiden Anugerahkan Gelar Pahlawan kepada Keumalahayati
Presiden Jokowi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Laksamana Keumalahayati
Sultanah Putroe Safiatuddin Cahaya Nur’alam adalah putri sulung dari Tuwanku Ibrahim atau cucu dari Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah, sultan terakhir Aceh yang dibuang Belanda ke Batavia. Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah meninggal di Jakarta dimakamkan di Pemakaman Umum Rawamangun.
Sultanah Putroe Safiatuddin Cahaya Nur’alam sendiri menghabiskan masa tuanya di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB), bersama putri bungsunya, Pocut Meurah Neneng yang bekerja di sana. Mereka pindah ke Lombok sejak 2008.
Sultanah Putroe lahir di Beureuneun, Pidie. Namanya diberikan langsung oleh sang kakek, Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah. Ia ditetapkan sebagai sultanah pada usia 42 hari, masih bayi.
Ia mengharapkan Tanah Aceh bisa memperoleh kemuliaan dan kejayaannya kembali di masa yang akan datang. Ia ingin menjenguk Linge, karena katanya, pendiri Kerajaan Aceh Darussalam adalah Sultan Johansyah yang berasal dari Linge, Gayo. “Kelak apabila ada langkah, saya ingin ke Linge,” kata Sultanah Putroe Safiatuddin.
Keterkaitan Linge dan Kesultanan Aceh dijelaskan dengan rinci oleh penulis buku sejarah Aceh Pocut Haslinda Syahrul. “Sultan pertama Kerajaan Aceh Darussalam adalah Sultan Johansyah dari Linge. Jadi, Sultanah Putroe Safiatuddin ini adalah turunan dari Sultan Johansyah dan berdarah Linge,” katanya.
Pocut Haslinda Syahrul merasa senang karena secara perlahan riwayat Kesultanan Aceh makin terang benderang dan kepejuang tokoh-tokohnya semakin mendapat pengakuan dari negara sebagai pahlawan nasional. (fik)
