6.000 Buku “Sesat” Diperintah Tarik
Di Kabupaten Aceh Barat ternyata beredar sekitar 6.000 buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk kelas VI

* Ibu Kota Israel Ditulis Yerusalem
MEULABOH - Di Kabupaten Aceh Barat ternyata beredar sekitar 6.000 buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk kelas VI Sekolah Dasar (SD) yang di dalamnya tertulis Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Karena dianggap keliru dan informasi itu “menyesatkan”, sehingga Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Barat memerintahkan para kepala SD untuk menarik seluruh buku tersebut dari peredaran.
Buku terbitan Erlangga tahun 2007 itu diketahui keberadaannya di Aceh Barat setelah tim gabungan yang dipimpin Kajari Aceh Barat Ahmad Sahrurudin MH turun ke sebuah sekolah di Kecamatan Samatiga, Kamis (14/12) siang. Kajari turut didampingi Sekda Bukhari MM dan Kadis Pendidikan Zulkarnain.
Tim ini datang ke sekolah setelah heboh pemberitaan bahwa di sejumlah provinsi di Indonesia ditemukan buku yang isinya tak valid itu. Apalagi dunia memang sedang gonjang-ganjing setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, padahal faktanya Yerusalem merupakan ibu kota Palestina, sedangkan ibu kota Israel adalah Tel Aviv.
Amatan Serambi kemarin, buku IPS kelas VI SD itu bersampul biru. Pada bagian atasnya tertulis KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006. Buku itu disusun Asy’ari MPd, Wahyudi SPd MM, dan Sri Mintarti SPd pada tahun 2007. Pada halaman 52-nya tertulis bahwa Yerusalem sebagai ibu kota Israel, sedangkan ibu kota Palestina adalah Yerussalem Timur.
Kadisdik Aceh Barat, Zulkarnain mengatakan buku terbitan Erlangga itu selama ini menjadi panduan baru murid dan guru dalam proses belajar-mengajar, karena buku IPS kelas VI tersebut menggunakan buku KTSP tahun 2006.
Menurutnya, jumlah buku bermasalah itu mencapai 6.000 buah, mengacu pada jumlah murid SD se-Aceh Barat saat ini.
Zulkarnain menjelaskan, selain buku yang tak valid itu, pada tahun 2008 juga diterbitkan buku baru IPS untuk kelas VI SD/MI, yakni terbitan Pusat Pembukuan Pendidikan Nasional. Dalam buku terbaru itu ibu kota Israel ditulis benar, yakni Tel Aviv, sedangkan Palestina ibu kotanya Yerussalem. “Berarti saat ini ada dua jenis buku IPS kelas VI yang menjadi pedoman dalam proses PBM SD di Aceh Barat,” ungkap Zul.
Sekda Aceh Barat, Bukhari MM didampingi Kadis Pendidikan Zulkarnain, saat turun ke SD Cot Darat mengatakan pemkab sudah meminta seluruh SD dan MI yang masih menggunakan buku IPS kelas VI SD terbitan Erlangga tahun 2007 itu untuk ditarik alias dikembalikan ke dinas pendidikan setempat.
Sekda menyesalkan, buku IPS terbitan Erlangga itu sudah sepuluh tahun beredar dan baru tahun ini disadari kesalahannya. Pihak penerbit dinilai Sekda kurang teliti. Ia harapkan ke depan jangan sampai terjadi lagi.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Aceh Barat, Ahmad Sahrudin mengatakan seluruh buku yang isinya salah itu harus ditarik dari peredaran. “Kita tarik semua karena ternyata di Aceh Barat selama ini buku itu masih digunakan,” ujarnya.
Ahmad Sahrudin menegaskan, semua buku itu harus ditarik karena dilarang beredar.
Malu pada dunia
Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Barat, Tgk Abdul Rani yang ikut turun ke SD Cot Darat mengatakan, beredarnya buku IPS kelas VI SD tersebut sangat disesalkan. Pasalnya, Indonesia secara tegas telah menolak pernyataan Presiden AS yang menyetujui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. “Kita malu pada dunia internasional. Melihat buku itu seolah-olah kita sudah lama mengakui pernyataan tersebut. Seharusnya lebih teliti,” ujarnya.
Belum ditemukan
Sementara itu, Kapolres Nagan Raya, AKBP Giyarto menegaskan hingga kemarin pihak kepolisian setempat belum menemukan buku pelajaran yang meyebutkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. “Sejauh ini belum ada laporan, belum kita temukan bukunya beredar,” kata Kapolres Giyarto menjawab Serambi di Suka Makmue, Kamis (14/12) siang.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe juga memastikan bahwa di seluruh SD di dalam Kota Lhokseumawe tidak beredar buku pelajaran yang isinya tak akurat itu. “Sudah kita cek, tapi buku itu tak ada di sini,” kata Kadisdikbud Lhokseumawe, Drs Rusli MM, Kamis (14/12).
Dalam upaya menemukan buku tersebut di Pidie, Kepala Disdik Pidie menginstruksikan kepala-kepala SD dan SMP melacak keberadaan buku tersebut di kabupaten itu. Sejauh ini, pihak dinas belum menerima laporan dari kepala sekolah apakah buku itu beredar di Pidie.
“Kami sudah perintahkan semua kepala SD melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) untuk melakukan cross-check terhadap beredarnya buku yang menyebut Yerussalem sebagai ibu kota Israel itu,” kata Ruslan, Kepala Bidang Sekolah Dasar pada Disdik Pidie, kepada Serambi kemarin.
Dicek
Untuk mengetahui ada tidaknya buku bertuliskan Yerusalem sebagai ibu kota Israel itu di Pidie Jaya, Kadisdik setempat, Saiful MPd, Kamis (14/12), memanggil semua staf mulai dari sekretaris, kabid, kasi, hingga pengawas. Tujuannya adalah untuk membentuk tim dan sesegera mungkin turun ke sejumlah sekolah di kabupaten itu melacak keberadaan buku kontroversial tersebut. “Kami akan cek secara acak saja,” kata Kadisdik Pijay. (riz/edi/bah/ag/naz)