Benteng Batee Iliek Jatuh, Sultan Aceh Bawa Kuda Putih dan Kambing Putih Saat Diselamatkan ke Gayo
Sultan berada di Gayo untuk menghindari kejaran Belanda setelah jatuhnya Benteng Batee Ilie Samalanga pada 1901
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Fikar W.Eda | Takengon
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON - Ketika Sultan Aceh Muhammad Daud Sjah tiba di tanah Gayo, ia membawa mudah putih dan kambing juga berwarna putih.
Sultan berada di Gayo untuk menghindari kejaran Belanda setelah jatuhnya Benteng Batee Iliek, Samalanga pada 1901.
Baca: Di Gua Ini Sultan Aceh Pernah Sembunyi Setahun Lebih
Baca: Ribuan Orang Saksikan Proses Munik Ni Reje, Pelantikan Secara Adat Bupati/Wabup Aceh Tengah
Kepala Dusun Gunung Suku Rawe, Aceh Tengah, M Syarif Aman Mas menceritakan, kedua hewan tersebut selalu menyertai sultan kemampuan sultan pergi.
Ketika sultan pergi meninggalkan Gunung Suku, sultan membawa kedua hewan yang tampak sangat jinak tersebut.
Baca: Saksikan Pacuan Kuda di Hari Terakhir, Ribuan Warga Sesaki Stadion di Gayo Lues
Baca: Ini Pesan Gubernur Irwandi kepada Bupati Baru Aceh Tengah, Jangan Biarkan Petani Terjerat Rentenir
Baca: Tiga Ekor Harimau Berkeliaran di Kampung Arul Item, Aceh Tengah, Warga Takut ke Kebun
Baca: Manfaatkan Waktu Libur, Pegawai di Aceh Tengah Adu Kuat Tepok Bulu
Selama Sultan Daud Sjah berada di sana, cerita M Syarif, banyak terjadi peristiwa "ganjil" antara lain ternak itik masyarakat bertelur banyak sekali, panen padi juga melimpah.
Selama berada di Gayo, Sultan Daud Sjah mendapat pengawalan ketat ulubalang Ranta, Teungku M Sabil, Reje Kader, Aman Kerkom dan lain-lain.
Baca: Menikmati Sensasi Permadani Melayang di Burni Telege, Aceh Tengah
Kepala Dusun Gunung Suku, Rawe, M. Syarif Aman Mas dan Ketua Rakyat Genap Mupakat Hambali, mengharapkan perhatian pemerintah membangun beberapa fasilitas guna memudahkan kunjungan ke Loyang Sekam.
"Selain menikmati alam Danau Laut Tawar, masyarakat juga mengenang perjalanan bersejarah Sultan Aceh di bawah perlindungan orang Gayo, serta mengunjungi Loyang Sekam, tempat persembunyian sultan," kata Hambali.(*)