Terdakwa Pembunuh Polisi di AS Ini Terus Tertawa Saat Disidang, Permintaannya Sangat Mengerikan

Sepanjang persidangan, Bracamontes terus mengatakan bahwa dia mengakui seluruh perbuatannya.

Editor: Yusmadi
www.wgntv.com via Daily Mirror
Luis Bracamontes terus tertawa ketika berada di Pengadilan Tinggi Sacramento, Amerika Serikat, Selasa (16/1/2018). Imigran ilegal asal Meksiko itu didakwa membunuh dua polisi, dan melukai petugas lainnya dalam baku tembak yang terjadi pada Oktober 2014. 

SERAMBINEWS.COM, SACRAMENTO - Luis Bracamontes tertawa dan mengumbar senyum ketika berada di kursi pesakitan Pengadilan Tinggi Sacramento, Amerika Serikat ( AS), Selasa (16/1/2018).

Padahal, seperti dilansir Sacramento Bee via Daily Mirror, dia menjadi terdakwa pembunuhan dua polisi, Danny Oliver dan Michael Davis Jr.

Tidak hanya membunuh dua polisi, pria 37 tahun tersebut juga melukai polisi lainnya dalam baku tembak di parkir sebuah motel pada 24 Oktober 2014.

Selain itu, imigran ilegal asal Meksiko tersebut juga menembak seorang pengendara motor ketika berusaha mencuri kendaraannya untuk kabur.

(Baca: VIDEO: Pembunuhan Sekeluarga di Banda Aceh, Ini Benda yang Digunakan Pelaku)

Aksinya baru berhenti ketika polisi mengepung rumahnya, dan membuat Bracamontes menyerah sambil merangkak.

Sepanjang persidangan, Bracamontes terus mengatakan bahwa dia mengakui seluruh perbuatannya.

Malah, dengan tertawa dia mengatakan bakal membunuh polisi yang ada di depan matanya jika berhasil keluar dari penjara.

"Karena itu, lebih baik hukum mati saja saya! Tidak perlu ada persidangan bodoh seperti ini! kata Bracamontes.

Ucapannya itu membuat Hakim Ketua Steve White dan hakim anggota lainnya sempat keluar dari ruang sidang.

Ketika mereka kembali, White kemudian menyuruh Bracamontes untuk diam.

(Baca: Ancam Bunuh Presiden Jokowi di Media Sosial, Pemilik Akun Twitter Achmad Bassrofi Diburu Polisi)

Namun, tatkala jaksa penuntut mulai membacakan pengakuan Bracamontes bagaimana dia membunuh kedua polisi itu, tawanya kembali pecah.

"Tidak ada yang perlu saya buktikan dan sesali! Mungkin satu-satunya penyesalan saya adalah saya hanya berhasil membunuh dua!" seru Bracamontes.

Jaksa pembela Bracamontes, Jeffrey Barbour, mengatakan bahwa Bracamontes memang membunuh Oliver dan Davis.

Namun, dia melakukan pembunuhan tersebut di bawah pengaruh zat terlarang methamphetamines (sabu).

Sebelum menembak polisi Sacramento, dalam penyelidikan polisi, Bracamontes dilaporkan mengonsumsi sabu dan ganja.

"Jadi, secara psikologis, dia tidak memahami apa yang sudah dia lakukan," demikian pembelaan Barbour.

Jika argumentasi Barbour disetujui, maka pengadilan bakal mengurangi vonis yang diterima Bracamontes, dari hukuman mati menjadi hukuman seumur hidup.

(Baca: Pembunuhan Nek Aisyah Direncanakan)

Lebih lanjut, selama persidangan, Bracamontes ditemani oleh istrinya, Janelle Monroy.

Perempuan 41 tahun tersebut juga menjadi terdakwa karena membantu Bracamontes untuk menembak mobil polisi ketika berusaha kabur ke rumah mereka.

kasus Monroy bakal disidang secara terpisah. Jika terbukti bersalah, maka dia bakal menghuni penjara selamanya. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved