Gempa Aceh 5,3 SR yang Ke-23 di Indonesia Tahun 2018, Adakah Hubungan dengan Penelitian Ini?
Sedangkan di Indonesia, gempa Aceh sore ini merupakan yang ke-23 kali sejak awal tahun 2018, khusus yang berkekuatan 5,0 ke atas.
Penulis: Safriadi Syahbuddin | Editor: Safriadi Syahbuddin
Sebelum gempa Taiwan, pada akhir bulan lalu tepatnya 23 Januari 2018, gempa dengan kekuatan 7,8 SR juga mengguncang pesisir Alaska, Amerika Serikat.
Prediksi 2018 sebagai tahun gempa
Lalu, apakah ada hubungan gempa-gempa yang terjadi tahun ini dengan penelitian yang dilakukan dua ilmuwan ini?
Pada akhir November 2017, dua ilmuwan menyampaikan hasil studi mereka yang menyebutkan bahwa tahun 2018 akan terjadi peningkatan gempa hingga tiga kali lipat.
Adalah Roger Bilham dari University of Colorado, Boulder dan Rebecca Bendick dari University of Montana, Missoula, mempresentasikan makalah dalam pertemuan tahunan Masyarakat Geologi Amerika.
Dalam studi tersebut mereka menulis meski pelambatan gerak bumi hanya mengubah lama hari dalam hitungan milidetik setiap harinya, tapi hal ini berdampak pada pelepasan sejumlah besar energi inti di Bumi.
"Rotasi bumi dan aktivitas gempa memiliki korelasi yang kuat dan berakibat pada peningkatan jumlah gempa bumi yang hebat tahun depan," kata Bilham seperti dikutip dari Guardian, Sabtu (18/11/2017).
Studi ini mereka lakukan dengan meneliti katalog gempa selama 100 tahun terakhir yang berkekuatan M 7,0 atau yang lebih besar dari itu.
(Baca: Korban Tewas akibat Gempa di Taiwan Bertambah Jadi 4 Orang, Korban Luka Lebih dari 200 Orang)
(Baca: Gempa Irak-Iran - Tiga Hari di Bawah Reruntuhan, Bayi ini Ditemukan Selamat - 400 Jiwa Meninggal)
(Baca: Subhanallah! Setelah Tsunami 2004, Ditemukan Cadangan Minyak Bumi di Aceh Melebihi Arab Saudi)
Peneliti menemukan lima periode di mana terjadi peningkatan jumlah gempa bumi berskala besar. Dalam periode tersebut gempa bumi besar bisa terjadi antara 25 hingga 30 kali dalam setahun.
Lal mereka mencoba mencari korelasi antara periode aktivitas seismik dengan faktor lain, dan menemukan saat rotasi bumi sedikit menurun maka akan diikuti dengan periode peningkatan jumlah gempa bumi yang besar.
"Rotasi Bumi berubah sedikit, dalam hitungan mili detik dan itu bisa diukur dengan sangat akurat dengan menggunakan jam atom," kata Bilham.
Periode pelambatan rotasi ini menurut Bilham dan Bendick diikuti oleh periode peningkatan jumlah gempa bumi yang hebat lima tahun kemudian.