Tanpa Teknologi Moderen, 5 Suku di Indonesia Ini Bertahan dengan Menjunjung Tinggi Kebudayaan
Suku ini sudah ada sejak zaman dulu, bahkan berperan penting di masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Malaka, dan Kesultanan Johor.
SERAMBINEWS.COM - Sekarang ini, perkembangan teknologi karena modernisasi sudah bisa kita rasakan.
Sebagian besar orang selalu terlihat dengan ponselnya masing-masing.
Pakaian yang digunakan juga sudah dipengaruhi arus moderen.
Walaupun kita masih menjunjung kebudayaan masing-masing, tapi kita juga tetap ikut pengaruh modern.
Baca: Hutang Nasi Tertunggak Rp 60 Juta Selama 2 Tahun, Pemilik Warung Gembok Pintu Kantor Satpol PP Pijay
Nah, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak suku dan kebudayaan.
Di antara banyak suku itu, ternyata ada beberapa suku yang masih bisa bertahan tanpa mengikuti modernisasi.
Mereka hidup tanpa teknologi dan menjunjung tinggi kebudayaan masing-masing.
1. Suku Anak Dalam
Suku Anak Dalam hidup di hutan-hutan di Provinsi Jambi.
Baca: Dikabarkan Nikah Siri dengan Wanita Lain dan Gugat Cerai Istri, Begini Tanggapan Opick
Kehidupannya masih sangat tradisional dan jauh dari peradaban, apalagi teknologi.
Sayangnya, suku ini terancam punah karena adanya pembangunan industri di hutan-hutan Sumatera.
Banyak dari anggota suku yang harus meninggalkan tempat tinggalnya karena digusur.
Hal ini menyebabkan kebudayaan suku ini juga perlahan-lahan menghilang.
Baca: Sebelum Meninggal Tak Wajar Saat Berselingkuh di Hotel, Wanita Ini Bohong Pada Suami, Ini 5 Faktanya
2. Suku Laut
Suku Laut merupakan suku yang tinggal secara nomaden atau berpindah-pindah di area Kepulauan Riau.
Suku ini sudah ada sejak zaman dulu, bahkan berperan penting di masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Malaka, dan Kesultanan Johor.
Dulu, suku laut ini dikenal sebagai kelompok perompak yang menjaga keamanan kawasan dagang di Riau.
Mereka juga mengusir para bajak laut dan membantu para pedagang.
Baca: Satu Kilometer Jalan Desa Amblas di Kembang Tanjong Pidie, Warga Minta Dibangun Bronjong
3. Suku Polahi
Suku Polahi hidup di pedalaman hutan Baliyohuto di Gorontalo.
Dulu, warga Gorontalo memilih untuk meninggalkan rumahnya dan masuk ke hutan untuk kabur dari penjajahan Belanda.
Mereka kemudian menetap di hutan bahkan sampai Indonesia sudah merdeka.
Kata “polahi” sendiri memang berarti pelarian.
Sampai sekarang, anggota suku ini menolak untuk berinteraksi dengan orang luar suku.
Mereka menganggap orang-orang luar adalah penjajah.
Baca: Abusyik Tinjau Embung Penampung Air di Simpang Tiga, Ini Arahannya Kepada Dinas
4. Suku Kajang
Suku Kajang hidup di pedalaman Bulukumba di Sulawesi Selatan.
Mereka hidup dengan cara-cara dan kebiasaan yang masih tradisional dan menolak modernisasi.
Bahkan orang luar yang berkunjung ke tempat tinggal mereka juga harus mengikuti kebiasaannya.
Orang-orang suku Kajang wajib menggunakan pakaian berwarna hitam.
Mereka percaya bahwa warna hitam melambangkan persamaan dan kesederhanaan.
Baca: Babi Hutan Tiba-Tiba Masuk Ke Dalam Masjid dan Kejar Jamaah, Satu Orang Terluka
5. Suku Kombai
Suku Kombai hidup di hutan-hutan di pedalaman Papua.
Mereka punya keunikan sendiri nih, teman-teman, soal rumahnya.
Rumah anggota suku Kombai dibangun di atas pohon dengan ketinggian mencapai lebih dari 50 meter.
Tujuannya adalah untuk menghindari ancaman alam, seperti banjir dan serangan hewan buas.
Artikel ini telah tayang pada Intisari Online dengan judul : Menolak Modernisasi, 5 Suku di Indonesia Ini Hidup Tanpa Teknologi Modern