Diduga Lempar Bus, 5 Remaja Diamankan
Jajaran Kepolisian Resor (Polres) Aceh Timur melalui Kepolisian Sektor (Polsek) Simpang Ulim dan Polsek Nurussalam
IDI - Jajaran Kepolisian Resor (Polres) Aceh Timur melalui Kepolisian Sektor (Polsek) Simpang Ulim dan Polsek Nurussalam mengamankan lima remaja yang diduga melempar bus antarprovinsi pada Senin dan Selasa (21-22/5) malam.
Pada Senin (21/5) sekitar pukul 01.30 WIB, jajaran Polsek Nurussalam mengamankan tiga terduga pelaku pelemparan batu terhadap tiga bus yang melaju dari Banda Aceh menuju Medan, Sumatera Utara (Sumut) di Gampong Matang Seulemak, Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur.
Ketiga terduga yang diamankan Polsek Nurussalam itu masing-masing berinisial MD (15), JI (20), dan MZ (16), ketiganya Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur.
Sedangkan tiga bus yang dilempar, yaitu Bus Kurnia BL 7576 PB yang disopiri Amir, warga Beureunun, Pidie. Kemudian Bus Atlas BL 7455 G yang disopiri Adi, warga Aceh Tengah. Selanjutnya, Bus PMTOH BL 7327 AA yang disopiri Deni, warga Bener Meriah.
Kapolres Aceh Timur, AKBP Wahyu Kuncoro, melalui Kapolsek Nurussalam, Iptu Soegiono, yang dikonfirmasi Serambi mengatakan, dari tiga bus yang diduga dilempar terduga, bus yang pertama dilempar adalah Bus Atlas, kemudian Bus Kurnia, tapi kedua bus ini tetap melanjutkan perjalanannya ke arah Medan.
“Selanjutnya mobil ketiga, yaitu Bus PMTOH juga dilempar oleh tiga terduga pelaku sehingga kaca sebelah kanan bus, tepat di belakang sopir pecah. Tapi tidak ada korban yang terluka,” jelas Kapolsek Nurussalam Iptu Soegiono.
Setelah melakukan pelemparan, ketiga terduga yang sebelumnya menuju arah Banda Aceh—Bus dari Banda Aceh menuju Medan—terduga memutar balik arah sepeda motornya ke arah Medan dan masuk ke arah jalan Polsek Nurussalam, sebelah kanan jalan Medan-Banda Aceh.
“Sedangkan Bus PMTOH, setelah sempat melanjutkan perjalanan ke arah Medan, ternyata juga berbalik arah. Saat balik arah itulah sopir melihat terduga ke luar dari jalan Polsek melaju ke arah Banda Aceh. Sopir dan kernet mengenali baju dan kendaraan terduga. Lalu sepmor terduga dipepet. Dari jarak dekat kernet membuka pintu lalu menendang terduga dua kali sampai masuk ke parit,” jelas Kapolsek.
Setelah terjatuh, ketiga terduga berusaha melarikan diri, lalu sopir, kernet, bersama penumpang melakukan pengejaran dan berhasil menangkap ketiga terduga.
Kemudian sopir bus membawa ketiga terduga ke Polsek Julok. Tapi karena lokasi kejadiannya di wilayah hukum Polsek Nurussalam, petugas kemudian membawa terduga ke Polsek Nurussalam.
“Hingga saat ini ketiga terduga belum mengakui bahwa merekalah yang melempar bus. Tapi kita akan terus memeriksa terduga. Keterangan mereka nantinya akan kita konfrontir dengan keterangan saksi,” jelas Kapolsek.
Selanjutnya, pada Selasa dini hari giliran Polsek Simpang Ulim mengamankan dua dari 12 remaja yang diduga melempar bus, sehingga total terduga dalam kasus pelemparan bus ini lima orang.
Kapolres Aceh Timur, AKBP Wahyu Kuncoro, melalui Kapolsek Simpang Ulim, Iptu Dasril yang dikonfirmasi Serambi mengatakan, sekitar pukul 02.00 WIB Selasa, pihaknya menerima laporan dari sopir Bus Kurnia BL 7786 TB, Dedy Saputra (47), warga Bireuen.
Saat itu, jelas Kapolsek, Dedy Saputra melaporkan kaca bus sebelah kiri yang disopirinya pecah diduga akibat dilempar. Saat itu bus melaju dari Banda Aceh menuju Medan.
Sedangkan para remaja yang merupakan warga Kecamatan Madat saat itu jalan-jalan menggunakan lima sepmor dari Madat hingga ke Kecamatan Simpang Ulim.
“Mereka dari Kecamatan Madat main-main sampai ke Peulalu, Kecamatan Simpang Ulim, saat mereka hendak balik ke Madat, mereka melihat bus hendak melintas dengan sangat kencang. Karena bus melaju sangat kencang, lalu mereka lempar. Begitu pengakuan mereka,” ungkap Kapolsek kepada Serambi.
Setelah menerima laporan dari sopir bus, jelas Kapolsek, pihaknya langsung terjun ke lokasi kejadian dan melakukan penyelidikan dan berhasil menemukan dua remaja terduga pelempar bus dan langsung diamankan bersama satu unit sepmornya.
Sejauh ini kedua terduganya adalah AMR dan M, sedangkan sepuluh terduga lagi yang diduga ikut melempar masih dalam pencarian polisi, karena mereka berhasil kabur.
“Mereka tidak ditangkap, hanya diamankan saja, karena mereka masih anak-anak di bawah umur. Kita telah memanggil para orang tua dan keuchiknya untuk diberi tahu bahwa anak mereka diamankan di Polsek terkait aksi pelemparan bus, agar para orang tua tidak khawatir. Soalnya, anak-anak ini ke luar dari rumah dengan alasan pergi tadarus,” jelas Kapolsek.
Kapolsek mengatakan, tidak ada korban luka dalam kejadian ini. Bus hanya mengalami pecah kaca sebelah kiri. Namun, Selasa dini hari itu, ungkap Kapolsek, para penumpang tampak sangat kesal dan emosi terhadap para terduga, tapi kemudian emosi penumpang berhasil diredakan.
Selanjutnya, terkait penanganan kasus ini, pihaknya menunggu arahan dari Polres Aceh Timur.
Sementara itu, terkait aksi pelemparan bus, Kapolres Aceh Timur, AKBP Wahyu Kuncoro, mengimbau para orang tua agar mengawasi anak mereka supaya tidak melakukan perbuatan yang membahayakan orang lain.
Aksi pelemparan yang dilakukan terduga pelaku, jelas Kapolres, sangatlah berbahaya. Selain membahayakan pengemudi dan penumpang aksi jalanan ini juga membahayakan pengguna jalan yang lain.
“Kepada semua orang tua, kami himbau agar mengawasi kegiatan anak-anaknya, terutama pada saat menjelang berbuka puasa dan setelah shalat Subuh dan diimbau agar tidak mengizinkan anak mereka menggunakan sepmor, terutama yang belum dewasa dan belum memiliki SIM,” imbau Kapolres.
Ia berpesan kepada orang tua untuk menganjurkan anak mereka menggunakan helm jika ke luar rumah menggunakan sepmor. “Hindari balapan liar atau kegiatan lainnya yang mengganggu ketertiban umum, karena konsekuensinya akan berhadapan dengan aparat penegak hukum,” demikian Kapolres Aceh Timur. (c49)