Luar Negeri
Razan Najjar Ditembak Sniper Israel, Ini Kesaksian Rekannya, Menangis dan Ucapkan Kata Terkahir
Razan al-Najjar tewas ditembak oleh sniper Israel ketika sedang mencoba membantu pengunjuk rasa yang terluka di perbatasan Gaza.
SERAMBINEWS.COM - Razan al-Najjar tewas ditembak oleh sniper Israel ketika sedang mencoba membantu pengunjuk rasa yang terluka di perbatasan Gaza.
Dari seberang pagar, dua atau tiga peluru meluncur dan tepat mengenai bagian dadanya.
Tak lama setelah kejadian ini, Najjar dinyatakan meninggal dunia.
Saat pemakamannya ribuan orang hadir mulai dari warga sipiil, keluarga dan kerabat, serta rekan-rekan relawan medis yang turut berjuang bersama Najjar.
Baca: Tak Seperti yang Diberitakan Media Barat, Ini Kisah Mahasiswa yang Pernah Kuliah di Korea Utara
Baca: Kata-kata Terakhir Razan Al-Najjar: Aku Malu Jika Tidak Berada di Garis Depan untuk Bangsaku

Rida Najjar yang juga seorang relawan medis memberi kesaksian.
Dia mengaku berdiri di samping Najjar pasca penembakan.
Baca: Viral Foto Tentara Wanita Israel Tembak Mati Razan Al-Najjar, Ternyata Ini Klarifikasi Rebecca
Baca: Dianggap Kejahatan Perang, Penembak Razan Al-Najjar Bisa Diseret Ke Tiang Gantungan
"Ketika kami memasuki pagar untuk mengevakuasi para pengunjuk rasa, Israel menembakkan gas air mata ke arah kami," kata pria 29 tahun, melalui Al Jazeera
Kemudian ada seorang sniper menembakkan satu tembakan dan mengenai Najjar.
Bahkan, fragmen peluru itu melukai tiga anggota tim medis lain.
menurut kesaksian itu, Najjar awalnya tidak menyadari telah ditembak.
Tapi, kemudian dia mulai menangis.
"Punggungku, punggungku," dan Najjar pun jatuh ke tanah.
"Itu sangat jelas dari seragam kami, rompi kami dan tas medis, siapa kami," kata Rida Najjar.
"Tidak ada pemrotes lain di sekitar, hanya kami." tutupnya.
Baca: Razan al Najjar Sengaja Ditembak Sniper Israel Karena Alasan Ini? Simak Kesaksian Sang Ibu
Baca: Tewas Ditembak Tentara Israel, Ini Pesan Terakhir Razan Najjar untuk Sang Ayah

Sementara itu, Najjar merupakan orang Palestina ke-119 yang tewas sejak protes Great Return March yang dimulai bulan Maret.