1 Oktober Diperingati Hari Kopi Internasional, Ini Segudang Manfaat Kesehatan Minum Kopi
Namun, beberapa penelitian menegaskan sejumlah manfaat kesehatan dari meminum kopi.
SERAMBINEWS.COM - 1 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Kopi Internasional.
Peringatan ini ditujukan sebagai satu perayaan bagi pecinta kopi di seluruh dunia.
Meski telah menjadi minuman paling populer di dunia.
Kontroversi kopi seakan tak ada habisnya, terutama terkait dampak kesehatan bagi manusia.
Namun, beberapa penelitian menegaskan sejumlah manfaat kesehatan dari meminum kopi.
Berikut Kompas.com merangkumnya untuk Anda.
1. Lindungi Jantung
Kopi sudah sejak lama dikenal sebagai minuman yang bisa membuat seseorang tetap terjaga.
Tapi kini, para peneliti menemukan manfaat lain dari minum kopi.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, kafein dalam jumlah sedang sebenarnya bisa melindungi jantung.
Efek menguntungkan ini ditemukan para peneliti dengan mempelajari gen-gen tikus.
"Kami ingin melakukan penelitian ini untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa kopi tidak buruk bagi jantung seperti yang orang pikirkan selama ini," ungkap Dr Judith Haendeler, co-author penelitian ini dikutip dari ABC News, Kamis (21/06/2018).
Penelitian sebelumnya menunjukkan, kafein bisa membantu memperbaiki sel-sel yang melapisi pembuluh darah. Sel-sel ini disebut dengan sel endotel.
Berdasarkan hal ini, para peneliti dari Heinrich-Heine-University dan IUF-Leibniz Research Institute for Environmental Medicine di Duesseldorf, Jerman mengeksplorasi alasan konsumsi kafein dapat dikaitkan dengan perlindungan jantung.
"Sangat penting untuk mengetahui apa yang terjadi pada tingkat molekuler dan seluler dengan jumlah kopi tertentu untuk mengetahui potensi efek protektif kopi," ujar Dr Joachim Altschmied, kepala laboratorium IUF-Leibniz Research Institute for Environmental Medicine sekaligus peneliti studi ini.
Sebagai informasi, penelitian ini dilakukan pada tiukus dan sel yang dikultur dari manusia.
Para peneliti mengamati peran kafein pada siklus sel gen inhibitor yang dikenal sebagai mitokondria p27. Mitokondria p27 sendiri merupakan organel yang dikenal sebagai penghasil energi untuk sel.
Penelitian ini menggunakan standar empat cangkir kopi per hari.
Mereka memberikan dosis kopi tersebut kepada tikus selama 10 hari sebelum memicunya dengan serangan jantung pada hewan pengerat itu.
Hasil yang dilaporkan dalam jurnal PLOS Biology ini menunjukkan, sel-sel pada tikus yang mendapat kafein memperbaiki kerusakan serangan jantung lebih baik daripada tikus yang tidak mendapat kafein.
Dirangkum dari Science News, Kamis (21/06/2018), kafein membantu memindahkan protein mitokondria p27 tersebut.
Ini artinya, dengan konsumsi kopi meningkatkan produksi energi yang membantu sel-sel jantung pulih dari kerusakan.
Meski penelitian ini dilakukan pada tikus, tapi manusia juga diketahui memiliki mitokondria p27 tersebut.
Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa kafein juga punya efek yang sama pada manusia.
Walau ada kemungkinan tersebut, para peneliti juga mengingatkan bahwa kemungkinan reaksi berbeda pada manusia juga bisa terjadi.
Mereka berpikir, diet dan olahraga juga memainkan peran dalam hubungan kafein dan gen p27.
"Penelitian kami dengan tikus dan sel manusia tidak sepenuhnya mencerminkan situasi yang tepat dari manusia yang hidup," ujar Haendeler.
"Anda tidak bisa hanya menyamakan olahraga dan diet pada manusia hidup dengan sel yang dikulturkan," sambungnya.
Namun, penelitian ini menambah beberapa wawasan yang diperlukan tentang mengapa kafein membantu orang dengan risiko penyakit kardiovaskular.
"Terlepas dari apa yang dikatakan penelitian ini, penting untuk minum kafein dalam jumlah sedang," kata Haendeler.
"Kami tidak ingin memberikan ide-ide palsu tentang kafein dapat menjadi racun dalam dosis yang mematikan," sambungnya.
2. Hidup Lebih Lama
Temuan terbaru membuktikan kopi dapat membuat hidup lebih lama, terutama bagi yang rutin minum kopi setiap hari.
Dalam makalah yang terbit di jurnal JAMA Internal Medicine, Senin (2/7/2018), minum kopi dikaitkan dengan tingkat kematian yang lebih rendah.
Kesimpulan tersebut didapat setelah para peneliti dari National Cancer Institute memeriksa 498.134 data kependudukan dan kesehatan warga Inggris, Skotlandia, dan Wales yang berusia antara 38 sampai 73 tahun.
Data yang diamati selama satu dekade menunjukkan tiga perempat peserta merupakan peminum kopi.
"Kami menemukan, orang yang minum dua sampai tiga cangkir kopi setiap hari memiliki 12 persen risiko kematian yang lebih rendah dibanding mereka yang tidak minum kopi," kata Erikka Loftfield, dilansir NPR Senin (2/7/2018).
Erikka mengatakan, manfaat tetap dirasakan bagi peminum kopi bubuk dan instan, juga kopi dengan atau tanpa kafein. Selama 10 tahun penelitian, ada 14.255 peserta yang meninggal dunia.
Mereka menemukan kematian yang disebabkan penyakit, termasuk kanker dan penyakit kardiovaskular terus menurun selagi konsumsi kopi meningkat.
Lalu, apakah dengan penelitian ini artinya seseorang harus mengonsumsi lebih banyak kopi?
Erikka tegas menjawab tidak.
"Fokus studi ini adalah memberikan kepastian bagi peminum kopi, bukan panduan. Kesimpulan ini tidak mengharuskan orang untuk memulai terbiasa minum kopi demi kesehatan," katanya dilansir The New York Times, Senin (2/7/2018).
Kopi, biji kaya nutrisi dan segudang manfaatnya.
"Biji kopi penuh dengan berbagai nutrisi dan phyto-kimia." kata ahli nutrisi Walter Willet dari Harvard School of Public Health kepada NPR tahun 2015.
Senyawa yang terkandung di dalamnya meliputi lignan, magnesium, dan beberapa di antaranya dapat membantu mengurangi resistensi insulin dan peradangan.
"Kopi, memiliki ribuan senyawa kimia termasuk sejumlah senyawa yang kaya akan antioksidan seperti polifenol," ujar Christopher Gardner, ahli nutrisi di Stanford Prevention Research Center.
Gardner mengatakan, saat ini ada banyak bukti ilmiah yang mendukung gagasan bahwa kopi baik dijadikan menu sehat dalam diet kita.
Pada 2015, para ahli di balik Pedoman Diet AS menyimpulkan bahwa kebiasaan minum kopi setiap hari dapat membantu melindungi diri dari diabetes Tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
"Bayangkan Anda sedang minum kopi, bukankah Anda merasa sedikit lebih rileks?" tanya Gardner.
3. Cegah Kanker
Zat-zat yang terkandung di dalam kopi bukan cuma sebatas membuat kita tetap fokus dan waspada. Menurut beberapa penelitian, kopi juga diklaim bisa menurunkan risiko kanker.
Ratusan senyawa aktif biologis termasuk kafein, flavonoid, lignan, dan polifenol lainnya ditemukan dalam kopi.
"Senyawa kopi ini dan lainnya terbukti meningkatkan pengeluaran energi, menghambat kerusakan sel, mengatur gen yang terlibat dalam perbaikan DNA, memiliki sifat anti-inflamasi dan/atau menghambat metastasis, di antara kegiatan lainnya,” tulis American Cancer Society.
Walau hal itu masih kontroversial, menurut ACS, para peminum kopi memiliki risiko lebih rendah terkena jenis kanker berikut ini:
- Kanker prostat
Sebuah studi 2011 yang diterbitkan Journal of National Cancer Institute, dan melibatkan 50.000 responden pria selama 20 tahun menemukan, risiko terkena kanker prostat berkurang hingga 20 persen jika pria minum kopi.
Namun, menurut Agensi Internasional untuk Riset Kanker (IARC), efek kopi tidak terlalu substansial untuk risiko kanker prostat.
- Kanker mulut dan tenggorokan
Ada penelitian yang mengungkapkan, minum empat cangkir kopi setiap hari dapat mengurangi risiko dua jenis kanker ini.
Namun, penulis studi tahun 2012, Janet Hildebrand, mengatakan, mereka tidak merekomendasikan orang minum kopi sebanyak ini karena perlu banyak penelitian berskala besar untuk membuktikannya.
- Kanker hati
Menurut The British Liver Trust, kopi disebut baik untuk kesehatan hati.
"Secara teratur minum kopi dalam jumlah sedang dapat mencegah kanker hati," ungkap lembaga tersebut.
- Kanker endometrium
Ada penelitian yang menyebut kopi dapat melindungi seseorang dari kanker rahim karena kandungannya yang kaya akan polifenol.
Kandungan dalam kopi juga diklaim dapat mengurangi hormon estrogen sehingga risiko kanker rahim bisa ditekan.
Namun, The American Cancer Society menambahkan, penelitian menghasilkan temuan beragam.
Kaitan kopi dan kanker
Di lain pihak, ada beberapa studi yang menyebut rutin minum kopi bisa memicu kanker.
Bahkan di beberapa kota di Amerika Serikat, kedai kopi wajib mencantumkan peringatan itu dalam kemasannya.
Dikutip dari laman American Cancer Society, menurut IARC, belum ada cukup bukti yang menyimpulkan minum kopi dapat menyebabkan kanker.
Hanya saja, minuman terlalu panas, lebih dari 65 derajat celcius, memang dapat memicu risiko kanker.
Berdasarkan riset tahun 2016 oleh IARC ditemukan bukti karsinogenisitas dari minum kopi "tidak bisa diklasifikasikan".
Di sisi lain, mereka juga menemukan, minum kopi bukan penyebab payudara wanita, pankreas, dan kanker prostat, tetapi dapat mengurangi risiko endometrium uterus dan kanker hati.
Namun, bukti itu dinilai tidak memadai untuk jenis kanker lainnya.
Alasannya, mereka kekurangan bukti yang meyakinkan, termasuk hasil yang tidak konsisten di seluruh penelitian dan masalah dengan kualitas data.
Selain itu, karena perokok juga cenderung menjadi peminum kopi, jadi sulit untuk memperhitungkan apakah tembakau atau kopi yang memicu kanker.
4. Tingkatkan Kecerdasan Kognitif
Minum beberapa cangkir kopi dalam sehari terbukti baik untuk tubuh.
Para ahli menemukan kopi dapat melindungi jantung, hidup lebih lama, dan terhindar dari risiko diabetes juga parkinson. Selain disebutkan di atas, aroma kopi juga terbukti dapat meningkatkan kecerdasan kognitif.
Hal itu disampaikan para ahli dari Stevens Institute of Technology di New Jersey, As dalam laporan mereka yang terbit di Journal of Environment Psychology.
Mereka menuliskan, aroma kopi dapat meningkatkan kewaspadaan dan membuat tubuh lebih bersemangat.
Hal inilah yang akhirnya berdampak pada kecerdasan kognitif.
Untuk mengujinya, ahli memberi tes aljabar berupa 10 pertanyaan kepada 100 mahasiswa sarjana bisnis yang dibagi menjadi dua kelompok. Sebelum tes dimulai, kelas yang berisi kelompok pertama diberi aroma kopi.
Sementara kelompok kedua tidak diberi aroma kopi. Hasilnya, kelompok pertama ternyata memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding kelompok kedua.
"Setelah mencium aroma kopi, mereka (peserta penelitian) berpikir harus melakukan yang terbaik, dan hal itulah yang memicu mereka mengerjakan tugas semaksimal mungkin," kata penulis studi, Adriana Madzharov dalam sebuah pernyataan dilansir Newsweek, Selasa (17/7/2018).
Madzharov berpendapat, efek ini tidak hanya dihadirkan oleh aroma kopi saja.
Minuman hangat lain, meski tidak mengandung kafein juga bisa memberi efek serupa.
Aroma minuman hangat seperti kopi kemungkinan membantu meningkatkan fungsi mental sehingga memicu peserta untuk melakukan yang terbaik dan akhirnya mendapat nilai tinggi.
Survei lanjutan menemukan, para peserta mengaku lebih waspada setelah mencium aroma kopi, sehingga bisa meningkatkan penalaran analitis dalam mengerjakan soal.
"Penciuman adalah indra manusia yang paling kuat. Pengusaha, arsiterk, pengembang bangunan, pengelola ritel, dan lainnya dapat menggunakan aroma halus untuk membentuk pengalaman karyawan. Ini adalah bidang yang sangat menarik dan potensial," ujar Madzharov.(*)
Baca: 2 Hari Terperangkap di Bawah Reruntuhan Hotel Roa Roa Palu, Seorang Wanita Ditemukan Masih Hidup
Baca: 18 Klub Liga 1 Minta PSSI Kembali Lanjutkan Kompetisi Pada 5 Oktober 2018
Baca: China Taipe Open 2018 - Hasil Drawing 18 Wakil Indonesia, Tontowi Ahmad Punya Pasangan Baru
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Kopi Internasional, Begini Manfaat Kesehatan dari Konsumsi Kopi"