Breaking News

Hubertus Sebut Ratna Sarumpaet Terindikasi Idap Hipomania: Psikater Tak Bisa Bedakan Kata-katanya

Orang tersebut juga tak mengenal lelah, tetapi pada batas tertentu akan menunjukkan suatu kelainan yang disebut bipolar.

Editor: Amirullah

SERAMBINEWS.COM - Seorang psikiater bernama Hubertus Kasan Hidajat mengungkapkan bahwa Ratna Sarumpaet mengalami gangguan kejiwaan dan mengidap hipomania.

Hal tersebut disampaikan Hubertus dalam acara "Indonesia Lawyers Club" (ILC) TV One, yang diunggah di Youtube pada Rabu (10/10/2018).

Menurutnya, Ratna Sarumpaet diindikasi mengalami kelainan jiwa yang disebut hipomania.

Lalu Hubertus menjelaskan bahwa seorang yang terkena hipomania biasanya sangat semangat, aktif, dan banyak ide.

Orang tersebut juga tak mengenal lelah, tetapi pada batas tertentu akan menunjukkan suatu kelainan yang disebut bipolar.

Dilansir dari Wikipedia, bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrem berupa mania dan depresi.

Baca: Khabib Nurmagomedov Nilai Conor McGregor Sendiri yang Sudah Memulai Perang

Baca: Coba Cek Apakah Facebook Anda Termasuk atau Tidak dari 50 Juta Akun yang Diretas

Baca: Kesaksian Korban Gempa Palu: Air Tsunami tidak Masuk ke Masjid Jami Pantoloan, Hanya Melompati Kubah

Suasana hati penderitanya dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan, yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang berlebihan tanpa pola atau waktu yang pasti.

Hubertus menjelaskan bahwa seorang penderita hipomania memiliki sisi positif, yakni bisa menjadi orang kaya raya dan sukses.

"Tapi kalau sudah sampai menyerang orang lain, usahanya belum selesai ditinggal, itu jadi bumerang dan itulah yang kita sebut bipolar," jelas Hubertus.

"Itu mempunyai gejala tempelan yang kita sebut dengan psikopatik, gejala khasnya itu asal ngomong atau bohong, kemudian gejala yang satunya lagi yaitu paranoid atau curiga," katanya.

Paranoid atau ketakutan yang dialami oleh Ratna kemudian dikaitkan dengan kebohongan yang disusun.

"Ketika hasil operasi kurang bagus, ia panik, maka ia dengan berani mengatakan hal yang seperti sungguh terjadi," katanya.

Untuk itu, Hubertus menganggap wajar apabila Ratna kemudian mengakui kebohongannya lantaran penderita hipomania memiliki mood yang naik-turun.

"Pada waktu dia semangat dia hantam terus, besoknya dia bisa down depresi, dia takut, dia ngaku semua. Jadi yang terjadi pada RS itu masalah kondisinya seperti itu, bukan niat dia, tapi reaksi kepanikan, jadi perlu bantuan psikiater," tegasnya.

Hubertus kemudian menyampaikan bahwa Prabowo dan Amien Rais tidak bisa dikatakan tertipu oleh kebohongan Ratna sebab psikiater juga tidak bisa membedakan kata-kata penderita hipomania -- apakah yang dikatakannya itu benar atau bohong.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved