Budaya
Tjoet Nyak Dhien, Renungkan Maknanya
Gemuruh musik membedah temaram lampu di pentas, dan pertunjukan itu pun sudah dimulai
Gemuruh musik membedah temaram lampu di pentas, dan pertunjukan itu pun sudah dimulai. Aroma kepahlawanan dengan sirah Tjoet Nyak Dhien, berpendar di layar digital di Panggung DKA-4, Taman Seni & Budaya Aceh, Rabu malam, 28 November.
Lalu, puisi-puisi terdengar begitu mencekam. Meretas kepahlawanan Tjoet Nyak Dhien dalam melawan Belanda. Perang? Tentu saja. Bagai api yang menyala-nyala, tentara Aceh memainkan pedang, rencong, dan tombak. Mereka melawan “kaphe-kaphe” dan termasuk “pengkhianat” di dalamnya, dengan gigih.
Akhir dari epos bersejarah ini sudah diketahui. Teuku Umar gugur bersimbah darah akibat peluru Belanda. Lalu, kepahlawanan digelorakan Tjoet Nyak Dhien dengan terus bertahan di hutan pedalaman Aceh Barat. Tapi, inilah masalahnya. Hampir di semua riwayat perang Aceh selalu dikotori oleh pengkhianatan. Demikianlah dialami Tjoet Nyak. Ia ditangkap dan dibuang Belanda ke tanah Jawa.
***
Panggung DKA-4 malam itu, memang melukiskan hal tersebut. Gelora perjuangan, termasuk adegan pengkhianatannya, digarap dengan cermat. Sutradara Teuku Yanuarsyah membuat bloking yang khusus untuk adegan di markas Belanda. Ini tentu saja berkat bantuan penata cahaya dan sound yang optimal.
Sekali ini, Yanuar berhasil mengolaborasi beberapa aspek teknis secara kompak. Sound, cahaya, dan ilustrasi musik, serta effect berfungsi secara solid dan baik. Ditambah dengan penggunaan layar digital, tentu sangat membantu membangun suasana latar. Walhasil, teater ini nyaris menyugukan lembar-lembar sejarah yang membuat orang bangkit dan menghunus pedang.
Lalu panggung bagai terbakar dengan asap peperangan, ketika si bintang teater Nurmaida Atmaja menjelmakan sosok Tjoet Nyak Dhien di ruang pentas. Lantas, pemain dengan seting kolosal itu menghunus pedang meneriakkan, merdeka, merdeka! Drama itu berakhir. Renungkan maknanya.(sjamsul kahar)
Mewahnya Pengantin Gayo Masa Lalu, dengan Hiasan Kalung Perak |
![]() |
---|
3 Buku Penyair Aceh Ditetapkan Sebagai Karya Sastra Unggulan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan |
![]() |
---|
Aceh Jadi Tema Utama Gebyar Pernikahan Indonesia 2019 |
![]() |
---|
Peserta dari 23 Kecamatan di Pidie Ikut Lomba Peurateb Aneuk |
![]() |
---|
Tari Guel dan Didong Kopi di Taman Nol Kilometer Yogya |
![]() |
---|