Dai Aceh Undang Capres Baca Quran
Ikatan Da’i Aceh meminta pasangan calon presiden, Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk mengikuti tes
BANDA ACEH - Ikatan Da’i Aceh meminta pasangan calon presiden, Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk mengikuti tes mampu baca Alquran seperti yang lazim dilaksanakan di Aceh ketika Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) atau Pemilu Legislatif (Pileg).
Dorongan itu disampaikan Ketua Ikatan Da’i Aceh, Tgk Marsyuddin Ishaq SHi didampingi Sekretarisnya, Tgk Fatahillah MAg dan pengurus lembaga itu dalam konferensi pers di 3 in1 Café, Banda Aceh, Sabtu (29/12). “Kita ingin mengundang kedua paslon capres untuk mengikuti ketrampilan mampu baca Alquran di depan khalayak ramai. Terobosan ini akan kita mulai dari Aceh sebagai pionir,” kata Tgk Marsyuddin.
Dia menegaskan bahwa lembaganya bersikap netral pada Pilpres 2019. Tujuan digalakkannya tes uji baca Alquran hanya untuk meredam perang fitnah dari tim pemenangan dan relawan masing-masing calon yang selama ini sering terjadi dengan membawa-bawa embel agama.
Perang fitnah tersebut juga telah memakan korban, yaitu ditangkapnya seorang santri di Aceh karena menyebar video hasil editan cawapres nomor urut 01, Ma’ruf Amin, yang berkostum sinterklas saat mengucapkan selamat Natal dan Tahun Baru 2019.
“Saat ini kita akui atau tidak, politik identitas sedang dimainkan, seolah-
olah si A lebih Islam dan si B tidak. Tes baca Alquran kita adakan untuk meredam politik identitas. Jangan mempergunakan Islam untuk kepentingan politik. Jika ingin berpolitik secara Islam, berpolitik lah secara kaffah,” katanya.
Dia mengatakan, tes uji baca Alquran nantinya akan dinilai sendiri oleh rakyat selaku pemilih, siapa yang mampu dan tidak. Hasil tes mampu baca Alquran ini juga tidak akan mendiskualifikasi calon bila tidak mampu, tapi hanya untuk mengetahui kemampuan calon pemimpin membaca kalam Illahi.
Tgk Marsyuddin juga mengatakan, pihaknya saat ini telah mempersiapkan undangan untuk dikirim kepada kedua pasangan capres. Pihaknya telah menentukan jadwal pelaksanaan tes baca Alquran yaitu 15 Januari 2019 di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Begitupun, jadwal tersebut tidak baku.
“Tentu jadwal ini tidak baku. Jika pasangan calon ini nantinya bersedia pada jadwal yang telah kita tentukan akan kita laksanakan. Tapi jika tidak, akan kita musyawarahkan kembali dengan pihak terkait untuk kita sepakati kapan mereka bisa,” terang dia.
Ikatan Da’i Aceh juga akan segera membentuk panitia pelaksana dan tim penguji tes baca Alquran yang diisi oleh para ulama sepuh Aceh. Mengenai ayat yang akan dibacakan, Tgk Marsyuddin menyatakan telah ditentukan yaitu, surat Al Fatihah dan satu lagi surat lainnya yang diambil secara acak.
Untuk mengetahui apakah pasangan capres dan cawapres tersebut bersedia atau tidak mengikuti tes uji baca Alquran, Ikatan Da’i Aceh akan menunggu jawaban masing-masing calon hingga 8 Januari 2019.
“Kami memandang, tes baca Alquran ini penting untuk dilakukan karena kunci pertama setiap muslim dalam memasuki semesta keimanan, apalagi seorang calon presiden yang akan mengimami jutaan umat Islam Indonesia,” ungkap Tgk Marsyuddin.
Relawan Prabowo-Sandi:
Jangan buat gaduh
Wacana untuk mengadakan tes uji mampu baca Alquran yang diprakarsai oleh Ikatan Da’i Aceh mendapat sorotan dari Relawan Sahabat Prabowo-Sandi Aceh. Mereka menganggap wacana ini sebagai upaya segelintir orang yang ingin menyeret-nyeret kontestasi Pilpres ke isu-isu yang bernuansa SARA.
Sekretaris Relawan Sahabat Prabowo Sandi Aceh, Dedy T Zaymi, menyorot keabsahan lembaga Ikatan Da’i Aceh. Menurutnya, lembaga itu tidak dikenal sebelumnya, namum tiba-tiba muncul di beberapa media dan memasang spanduk-spanduk provokatif di beberapa sudut kota Banda Aceh.
“Hal ini sangat tidak relevan dan cenderung membuat membuat gaduh pesta demokrasi yang mau kita hadirkan secara damai ini. Apa yang dilakukan oleh kelompok yang mengatasnamakan Ikatan Da’i Aceh ini, malah menambah keruh polemik poilitik identitas di tengah masyarakat,” katanya.
Dia mengungkapkan, isu wajib baca Alquran secara nasional sudah pernah digulirkan oleh sekelompok masyarakat terutama kubu Jokowi-
Ma’ruf. “Kami bukan orang yang anti dengan tes baca Alqur’an kepada calon pemimpin, tapi buat dulu aturanya, bukan memperpanjang isu dan polemik,” ujar Dedy.(mas)