Harga Emas Turun ke Level Terendah Dalam Sebulan Terakhir, Ini Penjelasan Analis

Pertumbuhan ekonomi China yang melambat tapi masih sesuai dengan prediksi mengurangi kekhawatiran perlambatan ekonomi global

Editor: Muhammad Hadi
(Thinkstock)
Ilustrasi emas batangan 

SERAMBINEWS.COM - Harga emas tak mampu bertahan di atas US$ 1.280 per ons troi sejak awal pekan ini.

Selasa (22/1/2019) pukul 7.59 WIB, harga emas untuk pengiriman Februari 2019 di Commodity Exchange turun 0,27% ke US$ 1.279,10 per ons troi.

Ini adalah harga emas terendah sejak 27 Desember 2018.

"Pasar saham mulai tenang dan mulai ada sedikit penarikan dari pasar emas," kata Matthew Turner, commodity strategist Macquarie kepada Reuters.

Baca: Remaja Ini Bawa Jenazah Ibunya Dengan Sepeda Sejauh 5 Km ke Pemakaman, Warga Desanya tak Membantu

Pertumbuhan ekonomi China yang melambat tapi masih sesuai dengan prediksi mengurangi kekhawatiran perlambatan ekonomi global.

Di sisi lain, masih ada antisipasi pasar soal rencana Brexit.

Analis meramalkan, penurunan harga emas tidak akan terlalu jauh karena bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve diprediksi tak lagi agresif menaikkan suku bunga acuan.

Perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik pun menjadi penyokong harga emas.

Di sisi lain, indeks dollar pagi ini menguat tipis ke 96,34.

Baca: Sudah Lama Idamkan Mobil, Pedagang Durian di Bandar Lampung Nekat Rampas Mobil Honda Brio di Jalan

Carlo Alberto De Casa, chief analyst ActivTrades memperkirakan, support kuat harga emas berada di US$ 1.277 per ons troi.

Jika level ini tertembus, harga emas bisa turun ke US$ 1.260 per ons troi.

Stagnan Jelang Tahun Baru China

Jelang tahun baru China, harga emas spot malah terkoreksi.

Meredanya sentimen negatif perang dagang serta perlambatan ekonomi China membuat harga emas sulit menguat.

Baca: 21 Ciri-ciri Kiamat Akan Datang, Simak dan Renungkanlah

Senin (21/1/2019), harga emas spot kontrak pengiriman Februari 2019 di Commodity Exchange melemah 0,41% menjadi US$ 1.277,40 per ons troi.

Bahkan dalam sepekan, harga si kuning anjlok 1,08%

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, perundingan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China mengarah ke hasil positif.

Ini membuat pelaku pasar mulai menjauhi emas.

Rencana China meningkatkan impor dari AS senilai US$ 1 triliun dalam enam tahun membuat pasar kian optimistis.

Baca: Kanker Usus Renggut Nyawa Istri Ustaz Maulana, Ini Gejala dan Faktor Risikonya

Hal tersebut diharapkan membuat surplus perdagangan China atas Negeri Paman Sam di 2024 menjadi nol.

Tahun lalu surplus dagang China atas AS mencapai US$ 323 miliar.

Wakil Perdana Menteri China Liu He dikabarkan akan mengunjungi AS pada 30 dan 31 Januari mendatang untuk putaran kedua negosiasi perdagangan.

Pertemuan tersebut menyusul negosiasi tingkat menteri yang berlangsung di Beijing pekan lalu.

 
Di sisi lain, permintaan emas jelang Imlek belum terlihat naik. Padahal, menurut Analis Monex Investindo Futures Faisyal, permintaan emas jelang Imlek lazimnya tinggi setiap tahunnya.

"Momen Imlek dan Diwali tidak mampu mendorong daya beli pasar jika dollar AS menguat," kata dia, Senin (21/1/2019).

Baca: Mahfud MD Tanggapi soal Pembebasan Abu Bakar Baasyir: Tidak Mungkin Dikeluarkan dengan Bebas Murni

Masih rendahnya permintaan terhadap komoditas logam mulia ini semakin menegaskan adanya perlambatan ekonomi di China.

Minggu (20/1/2019), Biro Statistik Nasional China mengumumkan, pertumbuhan ekonomi Negeri Panda tersebut di 2018 hanya 6,6%.

Ini merupakan level terendah yang dicapai China sejak 1990 silam.

Deddy menambahkan, ketidakpastian Brexit membuat pasar lebih suka masuk ke dollar AS ataupun US Treasury.

Selain itu, dollar AS mulai menguat akibat ketidakpastian shutdown menambah beban emas.

Baca: Mutasi di Tubuh Polri, Kabareskrim akan Dijabat Irjen Idham Aziz

Untuk hari ini, Faisyal memperkirakan harga emas bergerak di rentang US$ 1,270–US$ 1,290 per ons troi, dengan kecenderungan melemah.

Sementara sepekan ke depan, menurut Deddy, harga si kuning ada bergerak antara US$ 1,293–US$ 1,298 per ons troi.

Secara teknikal, harga emas berada di atas garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200.

Sementara indikator stochastic berada di area 16, dengan relative strength index (RSI) di area 53, menunjukkan potensi penguatan jangka panjang.

Sama halnya dengan indikator MACD yang berada di area positif.(*)

Baca: Perdana Menteri Mahathir Mohamad Bertindak Tegas, Larang Atlet Israel Ikut Turnamen di Malaysia

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul:

Harga emas turun ke level terendah dalam sebulan terakhir

https://insight.kontan.co.id/news/jelang-imlek-permintaan-emas-stagnan

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved