Indahnya Masjid Haji Keuchik Leumiek di Tepi Krueng Aceh
Pantulan sinar lampu dan bayangan bangunan masjid terlihat samar-samar di aliran air sungai yang membelah Kota Banda Aceh.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
Relief dan kaligrafi bernuansa emas menghiasi setiap sudut masjid.
“Lampu ini beratnya hampir satu ton,” ujar Haji Harun sambil menujuk ke arah lampu utama yang berada tepat di bawah kubah.

Melengkapi bangunan ibadah utama, sebuah rumah adat Aceh (Rumoh Aceh) berdiri megah di bagian depan masjid.
Masjid yang memiliki luas 34 x 22 meter persegi ini berdiri di atas tanah seluas 2500 meter persegi, di kompleks Balai Pengajian Haji Keuchik Leumiek yang memiliki luas total 3500 meter.
“Luas lahan sebenarnya adalah 3500 meter, namun seribu meter lainnya digunakan untuk pembangunan balai dan tempat penampungan anak-anak korban tsunami. Saat ini ada 100 santri yang kita tampung dan kita danai semua kebutuhan hidup harian dan pendidikannya,” ungkap Harun Keuchik Leumiek.
Haji Harun menyatakan, masjid ini dibangun oleh keluarga Haji Keuchik Leumik untuk dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat.
“Nantinya, masjid ini juga akan difungsikan untuk berbagai kegiatan sosial keagamaan lain yang berguna bagi masyarakat,” ujarnya.

Sambutan Plt Gubernur
Dalam sambutannya pada saat peremian masjid ini, Senin (28/1/2019), Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengutip surat At-Taubah ayat 18 yang artinya ‘Yang berhak memakmurkan masjid-masjid Allah SWT hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat dan tetap mengerjakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapapun kecuali hanya kepada Allah, maka mereka diharapkan termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.’
“Ayat ini menegaskan bahwa yang dapat memakmurkan masjid itu hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, ini menyangkut aspek aqidah. Mendirikan shalat dan menunaikan zakat adalah aspek syariah, sedangkan tidak takut selain kepada Allah, adalah aspek akhlak. Artinya, makmur atau tidaknya sebuah masjid, adalah cerminan dari kekuatan aqidah, syariah, dan akhlak jamaah masjid,” kata Nova seperti dikutip siaran pers Humas Pemerintah Aceh.
Nova meyakini, dengan segala segala militansi dan upaya yang telah dilakukan oleh Harun Keuchik Leumiek dan keluarga, masjid yang dibangun oleh keluarga besar Keuchik Leumiek ini akan dikelola dengan baik sebagai upaya mewujudkan pengelolaan masjid yang profesional dan syari.
Nova juga mengimbau kepada semua pihak untuk memakmurkan dan memberdayakan masjid secara terus-menerus, maka akan menjadikan masjid sebagai sebuah institusi untuk meningkatkan pelaksanaan Syariat Islam secara kaffah di Aceh.
“Saya yakin, Syariat Islam di Aceh sudah mendekati kaffah. Generasi muda pun sudah mulai bangga dan berani menyatakan bahwa Aceh negeri Syariah. Saya berharap pada saatnya nanti, Aceh benar-benar menjadi negeri bersyari’ah Islam yang kaffah. Yang tidak hanya di kulit tapi jauh menjangkau ke dalam,” harap Nova.
“Terima kasih kepada Ayahanda Haji Harun dan seluruh keluarga besar Keuchik Leumik yang telah menginisiasi pendirian masjid ini, semoga Allah membalasnya dengan pahala yang setimpal. Karena Rasullullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, ‘Barangsiapa membangun masjid, maka Allah akan membangun semisalnya di syurga,” pungkas Plt Gubernur Aceh.(Zainal Arifin M Nur)
Lihat video siaran langsung peresmian Masjid H Keuchik Leumiek di bawah ini.