Orangutan yang Kritis di Aceh Ternyata Ditembaki 74 Peluru, Bayinya Mati Karena Gizi Buruk
Sementara induknya kini dalam keadaan kritis akibat 74 butir peluru senapan angin bersarang di tubuhnya.
Tulang selangka patah dan tulang pelvis retak. Hasil pindai sinar-X terhadap induk orangutan itu ditemukan sebanyak 74 peluru senapan angin di tubuh, kaki, dan tengkorak.
”Kondisi belum stabil, dia harus dirawat intensif 24 jam,” kata Sapto.

Induk orangutan berusia 30 tahun itu diberi nama Hope, yang berarti harapan. Sapto berharap Hope bisa pulih kembali.
”Kami mengecam keras tindakan biadab menganiaya satwa liar yang dilindungi undang-undang. Kami berharap pelaku ditangkap dan dihukum berat,” kata Sapto.
Direktur Orangutan Information Centre (OIC) Panut Hadisiswoyo mengatakan, kondisi orangutan Sumatera kian terancam akibat perburuan dan perdagangan satwa.
Di samping itu, deforestasi hutan juga memicu kerusakan habitat orangutan.
”Banyak orangutan kini terdesak dan terisolasi karena habitatnya hancur, alih fungsi lahan telah merampas rumah mereka,” kata Panut.

Pada 2018, OIC mengevakuasi 14 orangutan yang terisolasi di perkebunan warga di Aceh.
Orangutan itu kemudian direlokasi ke kawasan hutan.
Adapun pada 2018, sebanyak 6 orangutan disita dari warga.
Panut mengatakan, penyitaan tidak memberikan efek jera karena tanpa penindakan hukum.
Oleh sebab itu, Panut mendesak aparat terkait menindak warga yang memelihara dan memperdagangkan satwa lindung.(*)
Baca: Makin Banyak Negara Cekal Pesawat 737 MAX, Trump Bicara Dengan CEO Boeing Lewat Telepon
Baca: KKB Papua Putar Balik Pernyataan Mantan Kapolda, Sebut 3 Nenek Nyaris Diperkosa TNI
Baca: 9 Fakta Penangkapan Terduga Teroris di Sibolga, Terdengar 2 Ledakan & Tak Terkait Kunjungan Jokowi
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul: Ditembaki 74 Peluru Senapan Angin, Seekor Orangutan Kritis