China Tolak Masood Azhar Masuk Daftar Hitam Teroris Dalam Pertemuan Dewan Keamanan PBB, India Kecewa
Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, China menangguhkan permintaan dari Inggris, Perancis, serta AS untuk memasukkan Masood Azhar ke daftar hitam.
SERAMBINEWS.COM, NEW YORK - China memblokir upaya dunia untuk menyebut pemimpin kelompok serangan bom bunuh diri di India Kashmir, Masood Azhar, sebagai teroris.
Masood Azhar merupakan pemimpin kelompok Jaish-e-Mohammed (JeM), yang menewaskan 40 tentara di India Kashmir pada serangan 14 Februari 2019 sehingga memicu Pakistan dan India berperang.
Diwartakan BBC, Dewan keamanan PBB telah diminta untuk membuat Azhar dikenai pembekuan aset, larangan perjalanan, dan embargo senjata melalui sidang pada Rabu (13/2/2019).
Namun, langkah tersebut digagalkan oleh China yang menolak Azhar masuk dalam daftar hitam sanksi PBB tersebut.
China menilai perlu lebih banyak waktu untuk memeriksa permintaan sanksi yang menargetkan Azhar dan meminta penundaan teknis yang bisa mencapai 9 bulan.
"Tampaknya, China seolah-olah telah melindungi prioritas Pakistan terkait anti-terorisme dan karenanya mereka adalah pelindung Pakistan," kata seorang diplomat yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada kantor berita AFP.
China sebelumnya telah memblokir tiga upaya di DK PBB mengenai sanksi terhadap pemimpin JeM, yang terkait dengan Al-Qaeda dan kelompok ISIS.
Azhar merupakan satu dari tiga orang yang dibebaskan India pada 1999 sebagai imbalan terhadap pembajakan pesawat Indian Airlines, yang diterbangkan ke Afghanistan.
Dia dilaporkan pernah bertemu dengan mantan pemimpin Taliban Mullah Omar dan pemimpin Al-Qaeda Oama Bin Laden ketika berada di Afghanistan.
Sebelumnya, India sempat menyalahkan JeM atas serangan terhadap parlemen di New Delhi pada Desember 2001.
Namun, JeM membantah tudingan tersebut.
Pada akhirnya, JeM secara resmi dilarang di Pakistan segera setelah serangan tersebut.
Namun, kelompok itu masih beroperasi dengan sejumlah nama seperti Afzal Guru Squad, Al-Murabitoon dan Tehreek-al-Furqan.
Komandan JeM Noor Mohammad Tantray terbunuh oleh pasukan India pada Desember 2017, yang dipandang sebagai pukulan terbesar bagi kelompok itu.
Baca: Wakil Ketua DPRA Tinjau Pelabuhan Labuhan Haji Aceh Selatan
Baca: Resepsi Pernikahan Toke Seuem Digelar Sabtu,Tamu Undangan Dilarang Bawa Kado
India Kecewa
Sementara itu, India mengungkapkan kekecewaan setelah China menolak menyebut pemimpin kelompok Jaish-e-Mohammad (JeM) sebagai teroris.
JeM mengklaim bertanggung jawab atas tewasnya 40 orang pasukan paramiliter India di Kashmir pada 14 Februari lalu melalui serangan bom bunuh diri.
Meski serangan itu terjadi wilayah Kashmir India, JeM adalah kelompok yang berbasis di Pakistan. Insiden itu sempat memanaskan hubungan dua negara.
Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, China menangguhkan permintaan dari Inggris, Perancis, serta AS untuk memasukkan Masood Azhar ke daftar hitam.
Dengan masuk ke daftar tersebut dikutip AFP Kamis (14/3/2019), Azhar bakal dikenai larangan bepergian, pembekuan aset, hingga embargo senjata.
China menyatakan dibutuhkan waktu untuk mempelajari jenis sanksi terhadap Azhar, dan meminta penangguhan teknis yang bakal berlangsung sembilan bulan.
China yang merupakan sekutu Pakistan, seperti diwartakan Reuters, pernah mencegah sanksi terhadap Azhar pada 2016 dan 2017 lalu.
Kementerian Luar Negeri India menyatakan, mereka kecewa dengan hasil itu.
"Kami bakal memastikan pemimpin teroris yang bertanggung jawab dibawa ke pengadilan," tegas mereka.
Sementara Kedutaan Besar AS di New Delhi menyatakan, mereka bakal bekerja sama dengan komite sanksi untuk memastikan daftar teroris itu diperbarui.
Keputusan China itu menjadi sorotan media lokal India, dengan Indian Express menjadikan tajuk berita dengan judul "Pemimpin JeM Mendapat Tembok Besar China".
Pemimpin oposisi Rahul Gandhi menggunakan momen tersebut untuk mengejek Perdana Menteri Narendra Modi jelang pemilu pada April mendatang.
"Modi yang lemah takut kepada Xi. Tidak sepatah kata keluar dari mulutnya ketika melihat China melawan India," sindir Gandhi di Twitter.
Adapun Xi merujuk kepada Presiden China Xi Jinping.
Banyak warganet India yang menyerukan agar India memboikot produk yang dihasilkan China.
Pada Maret 2018, neraca perdagangan India dan China mencapai 89,17 miliar dollar AS, atau Rp 1.280 triliun, yang sebagian besar menguntungkan Beijing.
"Sangat frustrasi melihat ada pihak yang ingin memperkuat relasi China dan India. Apa yang harus India lakukan?" keluh Chairman Mahindra Group, Anand Mahindra, di Twitter.
Baca: Sebelum Buka Musrenbang Kabupaten, Bupati Simeulue Absen Pejabat yang Hadir
Baca: Prabowo KW Hebohkan Warga yang Sedang Menunggu Prabowo Subianto di Bandara Pekanbaru
Baca: Besok Jumat 15 Maret 2019, Ini Daftar Khatib dan Imam pada 62 Masjid di Banda Aceh
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Di DK PBB, China Tolak Masood Azhar Masuk dalam Daftar Hitam Teroris"