Terorisme di Selandia Baru

Para Relawan yang Mandikan 47 Jenazah Korban Penembakan di Selandia Baru, 3 Hari Tidak Tidur

Kini, setelah hampir 10 hari lewat, polisi Selandia Baru telah menetapkan Brenton Tarrant sebagai tersangka dalam aksi penembakan ini.

Editor: Fatimah
ANADOLU AGENCY/PETER ADONES
Orang-orang meletakkan bunga di depan Masjid Al Noor, di Christchurch, Selandia Baru, Minggu (17/3/2019). Setidaknya 50 orang dilaporkan tewas dalam serangan teror yang menargetkan masjid di Christchurch, Selandia Baru. Saksi mata mengklaim, saat serangan terjadi, ada sekitar 200 orang jamaah Shalat Jumat di dalam di Masjid Al Noor. 

Tubuh kemudian dibasuh sebanyak tiga kali.

Pertama dengan air kemudian dengan air yang dicampur ekstrak dari sebuah pohon yang dianggap sakral dan air kamper.

Baca: Khofifah Siap Beberkan Semua kepada KPK terkait Tudingan Rommy, Mahfud MD Ikut Menanggapi

Terakhir, jenazah akan diberi parfum dan dibalut kain kafan.

Mo dan para relawan hampir tidak tidur selama 3 malam lamanya. Sebab mereka membasuh para jenazah sejak pukul 8 pagi hingga 2 dini hari.

Dalam proses itu, ia mengakui para relawan menangis dan saling berpelukan satu sama lain.

Bagi mereka, ini adalah tugas yang telah mereka lakukan untuk para martir yang telah tiada itu. (Irene Cynthia Hadi)

Artikel ini tayang pada Intisari Online dengan judul : Kisah Para Relawan yang Memandikan 47 Jenazah Korban Penembakan di Selandia Baru, Tidak Tidur Selama 3 Hari

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved