DPRA Ajak ‘Duek Pakat’
Wakil Ketua I DPRA, Drs Sulaiman Abda MSi mengatakan, apabila pimpinan daerah atau salah satu anggota Forum
* Untuk Cari Solusi terhadap Plt Gubernur
BANDA ACEH - Wakil Ketua I DPRA, Drs Sulaiman Abda MSi mengatakan, apabila pimpinan daerah atau salah satu anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) mengalami masalah maka anggota Forkopimda lainnya wajib memberikan saran dan solusi.
Dalam semangat seperti itulah mestinya anggota Forkopimda Aceh merespons keluhan atau “curhat” Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah karena dituding oleh segelintir orang di media sosial berkhianat kepada Irwandi Yusuf sehingga Gubernur Aceh itu menjadi “pasien” Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak 3 Juli tahun 2018.
“Untuk mencarikan solusinya mari kita duek pakat satu meja,“ ajak Wakil Ketua I DPRA, Sulaiman Abda melalui Serambi saat dihubungi di Banda Aceh, Kamis (28/3) siang. Ajakan itu disampaikan Sulaiman menanggapi pemberitaan liputan eksklusif Harian Serambi Indonesia kemarin yang berjudul Nova: Saya Dituding Berkhianat.
Curhat tersebut, sebagaimana diberitakan Serambi, disampaikan Nova Iriansyah kepada Rektor dan 50 akademisi Unsyiah dalam pidatonya saat peresmian Ruang Adnan Ganto Multimedia Center di Perpustakaan Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh, Selasa (26/3) sore.
Nova mengemukan hal itu untuk dua tujuan. Pertama, ingin menegaskan bahwa ia tak berkhianat dan tudingan itu hanyalah fitnah belaka. Kedua, Nova mengajak civitas akademika Unsyiah untuk membantunya meng-counter isu atau mengklarifikasi tudingan yang menyakitkan itu. “Mohon klarifikasi di medsos atau di forum-forum lain bahwa saya tidak pernah mengkhianati Gubernur Irwandi Yusuf,” tegas Nova yang sebelumnya berstatus dosen di Fakultas Teknik Unsyiah.
Merespons hal itu, Sulaiman Abda yang juga Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Unsyiah mengajak bukan saja civitas akademika Unsyiah, tapi juga anggota Forkopimda Aceh untuk membantu mengurangi beban pikiran Plt Gubernur Nova Iriansyah yang mulai merasa terganggu akibat gencarnya tudingan pengkhianatan tersebut.
“Saya berharap, dengan penyampaian masalah yang sedang dihadapinya itu, beban pikiran Plt Gubernur Aceh bisa berkurang dan plong. Kemudian, pihak akademisi bisa membantu klarifikasi melalui medsos atau forum-forum kajian bahwa tudingan itu tidak berdasar,” kata Sulaiman Abda.
Menurut Sulaiman Abda, masalah yang dihadapi Plt Gubernur Aceh (tudingan berkhianat) itu mestinya menjadi masalah bersama anggota Forkopimda Aceh. Alasannya, tudingan itu dapat mengganggu konsentrasi kerja Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, dalam menjalankan roda pemerintahan Aceh dan pelaksanaan proyek-proyek APBA 2019 senilai Rp 17,104 triliun.
DPRA, lanjut Sulaiman Abda, sangat tidak mengiginkan, akibat dari terganggunya konsentrasi kerja Plt Gubernur Aceh, sehingga membuat kinerja APBA 2019 senilai Rp 17,104 triliun jadi berjalan lamban.
“Kita perlu mendukung sepenuhnya implementasi dari pelaksanaan 15 program prioritas Pemerintah Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah melalaui anggaran APBA yang dikucurkan antara 15-17 triliun rupiah/tahun,” ujar Sulaiman Abda.
Anggaran sebesar itu, menurutnya, diperuntukkan bagi kesejahterakan rakyat Aceh dengan cara menaikkan pertumbuhan ekonomi dari 4 menjadi 5 persen, menurunkan jumlah penduduk miskin dari 15,68 persen menjadi 14 persen, dan menekan angka pengangguran menjadi 6 dari sebelumnya 7 persen.
Kecuali itu, mengurangi angka kematian ibu melahirkan, bayi lahir, balita, stunting, dan menaikkan umur harapan hidup orang Aceh dari 67 menjadi 70 tahun juga harus menjadi perhatian serius Plt Gubernur Aceh dan Pimpinan DPRA.
Guru, nelayan, dan petani Aceh harus bisa meningkat kesejahteraannya, pedagang dan pengusaha pun aman berusaha, serta meningkat pula mutu pendidikan Aceh. „Semua itu baru bisa dicapai jika pelaksana pembangunan fokus pada program dan kegiatan yang telah dibuat dan dijalankan serta pemerintahannya berjalam aman, damai, dan nyaman, tanpa diusik oleh tudingan macam-macam yang sebetulnya hanyalah hoaks,“ demikian Sulaiman Abda.
Sebagai salah satu dari empat pimpinan DPRA sekaligus orang yang dituakan di DPRA, Drs Sulaiman Abda MSi menawarkan perlunya duek pakat untuk mencari solusi bagi masalah yang kini dihadapi Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, yakni dituding mengkhianati Gubernur Aceh nonaktif, Irwandi Yusuf.
Bukan saja menganggap duek pakat (musyawarah) itu penting, Sulaiman Abda bahkan menyatakan DPRA siap memfasilitasi atau menjadi tuan rumah seandainya Nova Iriansyah merasa perlu menyampaikan masalah yang kini ia hadapi itu di hadapan unsur Forkopimda Aceh yang terdiri atas: Pangdam Iskandar Muda, Kapolda, Kajati, Ketua Pengadilan Tinggi Aceh, Majelis Permusyawaratan Ulama, Rektor Unsyiah, Rektor UIN Ar-Raniry dan anggota Muspida Plus lainnya.
“Ayo kita gelar pertemuan semacam duek pakat dan DPRA siap menjadi tuan rumahnya,” kata Sulaiman Abda.
Gagasan untuk merealisasi duek pakat anggota Forkopimda atau Mupida Plus Aceh itu, menurut Sulaiman Abda, semata-mata untuk menuntaskan akar masalah, yakni tudingan pengkhianatan yang sebetulnya tak berdasar terhadap Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
“Setelah semuanya tahu akar masalahnya, maka ketika masing-masing anggota Forkopimda ditanya soal tudingan itu, tentunya bisa menjelaskan sejelas-jelasnya secara independen dan tanpa memihak,” kata Sulaiman Abda.
Politisi Partai Golkar ini menambahkan bahwa sudah dua orang gubernur Aceh yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan terlibat korupsi. Pertama, Gubernur Abdullah Puteh pada tahun 2004. Kedua, Gubernur Irwandi Yusuf atas tuduhan korupsi Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) dan menerima gratifikasi dalam pembangunan Dermaga BPKS di Teluk Sabang.
Menurut Sulaiman Abda, sejak ditangkapnya Irwandi Yusuf oleh KPK, kegiatan pembangunan di Aceh sedikit terganggu. Namun, karena wakilnya Nova Iriansyah sudah ditunjuk Mendagri sebagai Plt Gubernur Aceh--setelah Gubernur Irwandi dinonaktifkan sementara untuk menjalani persidangan--Nova mampu menangani kondisi yang terganggu itu dengan sigap, bijak, dan arif, sehingga mana pelaksanaan roda pemerintahan Aceh kembali normal.
Hal ini dibuktikan dengan daya serap APBA 2018 lalu di atas 80 persen dari pagunya senilai Rp 15,08 triliun.
“Sebagai salah satu Pimpinan DPRA, saya memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih banyak kepada Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah. Semoga beliau tabah dan tegar menghadapi tudingan berkhianat kepada Gubernur Irwandi Yusuf selaku pasangannya pada Pilkada 2017 lalu,” kata Sulaiman Abda. (her)