Opini
Meraih Lailatul Qadar
Lailatul Qadar disebut juga sebagai malam kemuliaan, di dalamnya banyak mengandung keberkahan
Peristiwa luar biasa ini terjadi bertepatan dengan malam 27 dari bulan Ramadhan. Peristiwa ini juga menjadi pelajaran bahwa beribadah bukanlah untuk mencari ganjaran, tetapi sebagai bentuk kesyukuran kepada Tuhan atas nikmat yang telah diberikan. Apakah kita yang masih berlumur dosa ini hanya melalui malam itu dengan penuh kesia-siaan?
Jangan sia-siakan
Kisah Rasul di atas seharusnya menjadi inspirasi dan batu loncatan umatnya meraih Lailatul Qadar sebagai jalan meningkatkan kualitas iman dan taqwa. Jangan sampai disibukkan dengan persiapan kue timphan dan baju lebaran, tetapi kesempatan mulia itu sia-sia terlewatkan, kerena sejatinya bukanlah itu yang diharapkan Tuhan.
Tetapi sejatinya, mempersiapkan diri menuju ampunan dan keridhaan Tuhan adalah tangga menuju kebahagiaan. Sebagaimana Ibnu Rusyd dalam Muqaddimah-nya menyebutkan, bahwa ada banyak alasan mengapa malam itu disebut dengan Lailatul Qadar. Menurutnya, segala ketentuan dan ketetapan bagi manusia berupa rezeki, jodoh, ajal dan bahkan ketakwaan hingga tahun depan ditentukan pada capaian di malam Lailatul Qadar sebagai malam seribu bulan.
Akhirnya melalui tulisan ini dapat disimpulkan bahwa malam Lailatul Qadar bukanlah sembarang malam. Di sana banyak sekali mengandung kelebihan dan keistimewaan yang tidak bisa dibayangkan bahkan disebutkan siapa saja yang beramal di malam tersebut maka seolah ia telah beribadah selama 83 tahun lamanya.
Maka setidaknya ada dua hal yang mesti dilakukan untuk meraih Lailatul Qadar sebagai malam kemuliaan. Pertama, menanamkan keikhlasan dalam berubudiah kepada Tuhan tanpa mengharap imbalan, sebab malam kemuliaan itu sifatnya rahasia Tuhan. Maka yang mendapatkannya pun bukanlah sembarangan orang, dan secara pasti adalah mereka yang menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran baik itu berupa kewajiban maupun anjuran.
Kedua, hendaknya menjadikan Rasulullah, sahabat dan para ulama terdahulu sebagai barometer perjalanan kehidupan agar meraih Lailatul Qadar sebagai malam kemuliaan. Karena di antara cerminan kemudahan hidup dalam setiap urusan ialah tercipta dari cara beribadah berkualitas di bulan suci Ramadhan dengan balasan ganjaran pahala langsung dari sisi Allah Swt, tanpa ada perantaraan.
Hadits Qudsi menyebutkan, “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya.” (HR. Muttafaqun `Alaihi). Maka jadikan Lailatul Qadar sebagai awal meraih ketakwaan di bulan yang penuh berkah, mulia, dan istimewa di sisi Allah Swt.