Michel Platini Dibebaskan Usai Diperiksa soal Suap Piala Dunia 2022, Bantah Terlibat Kasus Korupsi

Pada Rabu dini hari waktu setempat, pengacara Platini, William Bourdon, mengatakan kliennya telah dibebaskan tanpa tuduhan.

Editor: Faisal Zamzami
AFP
Presiden UEFA, Michel Platini. 

SERAMBINEWS.COM - Mantan Presiden UEFA Michel Platini dilaporkan telah dibebaskan dari tahanan Perancis pada hari Rabu (19/6/2019) setelah menjalani proses interogasi selama berjam-jam sehubungan dengan penyelidikan atas kasus dugaan korupsi pemberian Piala Dunia 2022 kepada Qatar.

Sebelumnya, legenda sepak bola Perancis yang memimpin badan sepak bola Eropa dari 2007 hingga 2015 itu ditahan pada Selasa (18/6/2019) oleh Kepolisian Antikorupsi Perancis, yang menyelidiki dugaan korupsi dalam pemungutan suara pada 2010 untuk memberikan jatah tuan rumah kepada Qatar.

Pada Rabu dini hari waktu setempat, pengacara Platini, William Bourdon, mengatakan kliennya telah dibebaskan tanpa tuduhan.

Dikutip dari AFP, Platini disebut terlihat tampak kelelahan saat meninggalkan kantor polisi anti-korupsi di Nanterre di pinggiran barat Paris.

 "Ini (proses) panjang, mempertimbangkan sejumlah pertanyaan, saya ditanya tentang Piala Eropa 2016, Piala Dunia di Rusia, Piala Dunia di Qatar, FIFA," kata Platini kepada wartawan.

Pengacara Bourdon pun membantah bahwa Platini, pemenang Ballon d'Or tiga kali, telah ditahan oleh polisi, seperti yang dilaporkan pertama kali.

Dia mengatakan bahwa Platini telah diinterogasi "sebagai saksi".

Keputusan untuk memilih Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 memicu tuduhan korupsi yang akhirnya memicu skandal FIFA.

Kantor Penuntut Kejahatan Keuangan Prancis (PNF) membuka penyelidikan awal pada tahun 2016 terhadap dugaan korupsi, konspirasi, dan pengaruh dalam pemilihan Qatar dan juga pemberian Piala Dunia 2018 ke Rusia.

Menurut Sepp Blatter, Presiden FIFA pada saat itu, Qatar memenangi hak menjadi tuan rumah sebagai hasil dari kesepakatan dengan Perancis, menggagalkan "pengaturan diplomatik" FIFA sendiri di mana hak tuan rumah akan menjadi milik Rusia pada 2018 dan kemudian ke Amerika Serikat empat tahun kemudian.

Investigasi Perancis berpusat pada dugaan intervensi Prancis terkait dengan Platini dan mantan presiden Perancis Nicolas Sarkozy.

Menurut majalah France Football, "pertemuan rahasia" terjadi pada tanggal 23 November 2010, di Istana Elysee di Paris antara Sarkozy, mantan Pangeran Qatar (sekarang Emir) Tamim bin Hamad al-Thani, dan Platini, yang pada waktu itu adalah Presiden UEFA sekaligus Wakil Presiden FIFA.

Lebih dari seminggu kemudian, FIFA memilih untuk memberikan hak tuan rumah Qatar untuk turnamen Piala Dunia 2022.

Platini menolak tuduhan Blatter dan menyangkal dia dipengaruhi oleh Sarkozy, yang penasihatnya untuk olahraga, Sophie Dion, juga ditahan untuk diinterogasi pada Selasa kemarin.

"Dia sama sekali tidak melakukan kesalahan dan menegaskan bahwa dia sama sekali tidak terkait dengan fakta (dari kasus) yang tidak diketahui olehnya," demikian kata perwakilan Platini, dikutip dari AFP.

Presiden UEFA, Michel Platini.
Presiden UEFA, Michel Platini. (AFP)

Penasihat Bantah Platini Terlibat dalam Kasus Korupsi

Penasihat Michel Platini, William Bourdon, membantah bahwa sang mantan Presiden UEFA itu terlibat dalam kasus suap.

Seperti yang telah diketahui, Michel Platini ditangkap oleh otoritas Kepolisian Perancis di Nanterre pada Selasa (18/6/2019) waktu setempat.

Legenda hidup Juventus itu tersandung masalah suap dalam proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022 yang dimenangi oleh Qatar.

Platini sempat diinterogasi terkait kasusnya tersebut.

Ia sempat ditahan di Nanterre, Paris, di Kantor Anti-Korupsi Kepolisian Yudisial.

Platini dicurigai bermain mata dalam penentuan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 yang telah diputuskan sejak 2010 silam.

Akibatnya, Platini dijatuhi sanksi oleh Komite Etik FIFA larangan bekercimpung di dunia sepak bola selama enam tahun.

Hukuman tersebut direduksi menjadi empat tahun setelah banding Platini diterima oleh Komite Etik FIFA.

Namun demikian, menurut laporan dai Football Italia, William Bourdon selaku penisehat Platini menjelaskan bahwa penangkapan tersebut lebih kepada pemeriksaan Platini sebagai saksi, bukan sebagai tersangka.

"Ini sama sekali bukan penangkapan, tetapi pemeriksaan sebagai saksi dalam konteks yang diinginkan oleh para penyelidik, suatu kerangka kerja yang mencegah semua orang mendengar, kemudian berhadapan, tidak dapat berunding di luar prosedur," ujarnya.

Ia menyakini bahwa Platini adalah orang terhormat dan tidak mungkin "mengotori" dirinya dengan kasus yang mampu membuat namanya tercoreng.

“Dia tidak memiliki alasan untuk mencela dirinya sendiri dan mengklaim dirinya benar-benar asing dengan fakta-fakta yang melampaui dirinya," kata Wlliam Bourdon mengakhiri.

Baca: Fakta Baru Kasus Suami Istri Live Seks, Dilakukan di Bulan Puasa hingga Anak Sendiri Ikut Nonton

Baca: Rem Blong, Ambulans RSUD Galus Kecelakaan di Ise-ise, Pasien Akhirnya Meninggal

Baca: Rapat Konsolidasi, Komisi A Se-Aceh Bahas Isu Politik Terkini, Termasuk Soal Bendera Aceh

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Michel Platini Dibebaskan Usai Diperiksa soal Suap Piala Dunia 2022"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved