Komisi VIII DPR RI Dukung Pelestarian Embarkasi Haji di Rubiah, Ini Permintaan kepada Pemerintah
Ketua Komisi VIII DPR RI Dr HM Ali Taher mengatakan sangat mendukung pelestarian gedung embarkasi haji peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1920..
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Jalimin
Komisi VIII DPR RI Dukung Pelestarian Embarkasi Haji di Rubiah, Ini Permintaan kepada Pemerintah
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Ketua Komisi VIII DPR RI, Dr HM Ali Taher mengatakan sangat mendukung pelestarian gedung embarkasi haji peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1920 di Pulau Rubiah, Sabang.
Dia berharap pemerintah bisa melakukan pemugaran situs sejarah perhajian pertama Indonesia tersebut.
"Kami membaca di berbagai media tentang pusat karantina haji di Aceh. Kami rasa itu adalah tempat perlu dilestarikan, menjadi situs sejarah yang sangat bernilai, perlu dipugar dan dilestarikan, tempat itu menjadi catatan sejarah perhajian Indonesia," kata Taher saat sedang berada di Banda Aceh, Selasa (2/7/2019).
Sebelumnya Serambi memberitakan kondisi gedung embarkasi haji di Pulau Rubiah yang tak terawat dan luput dari perhatian pemerintah.
Bahkan, perkarangan gedung yang berada di tengah pulau tersebut sudah ditutupi semak belukar dan ilalang.
Masyarakat luar juga banyak yang tak tahu situs sejarah perhajian itu. Kebanyakan wisatawan yang datang ke Pulau Rubiah hanya untuk menikmati pesona wisata bahari yang ada di sana, seperti snorkeling dan menyelam.
Baca: Abdya Sediakan 56 Unit Traktor, Sukseskan Olah Lahan Musim Tanam Gadu 2019
Baca: Belasan Juru Parkir Liar di Banda Aceh Terjaring Razia Petugas Gabungan
Baca: Besok, Pendaftaran Rally Wisata Banda Aceh Dibuka di Kantor Harian Serambi Indonesia
Terakhir kali gedung itu dipugar ketika Ustaz Abdul Somad datang ke sana, November 2018.
Karena itu, Taher meminta pemerintah daerah untuk fokus memberikan perhatian terhadap situs sejarah tersebut.
“Kita berharap gedung embarkasi haji era Belanda ini menjadi salah satu destinasi yang bermakna dan bernilai sejarah, dan jadi peninggalan bagi generasi kita selanjutnya," ucap Ali Taher.
Dukungan yang sama juga disampaikan oleh Ketua Ombudsman RI Perwakilan Aceh, Dr Taqwaddin Husin.
“Kami dukung penuh agar asrama haji pertama di Indonesia dipugar dan dijadikan situs purbakala dan objek wisata,” katanya setelah mengetahui embarkasi haji era Belanda itu tak terawat.
Taqwaddin menyatakan, dengan masih tersisanya gedung embarkasi haji era Belanda tersebut di Pulau Rubiah, Sabang semakin memperkuat penabalan Aceh sebagai Serambi Mekkah dan syariat Islam.
Sayangnya, saat ini kondisi gedung tersebut memprihatinkan karena jauh dari perhatian pemerintah.
“Karena itu asrama haji di Pulau Rubiah perlu dipugas dan dikembangkan untuk dijadikan situs purbakal yang langsung dikelola oleh Kemenag.
Lokasi ini selain bagus dikembangkan sebagai tujuan wisata juga layak dijadikan tempat pertemuan, seperti rapat, diskusi, seminar, dan lain-lain,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag RI, Sri Ilham Lubis sudah datang langsung ke Pulau Rubiah, setelah mengetahui adanya gedung embarkasi haji era Belanda yang tak terawat.
Dia mengaku takjub setelah melihat langsung bangunan embarkasi haji pertama peninggalan Belanda tersebut.
Baca: Babinsa Darul Makmur Dikerahkan Tangani Kebakaran Barak Karyawan PT SPS di Nagan Raya
"Saya benar-benar takjub melihat bangunan ini, masih bangunan dari zaman Belanda tapi sekarang masih ada," katanya setelah melihat langsung bersama Kabid PHU Kanwil Kemenag Aceh, Samhudi, Kakankemenag Sabang, Marzuki, dan anggota DPRK Sabang, Albina ST.
Dia juga memerintahkan Kemenag Aceh dan Sabang untuk memugar gedung itu. Menyahuti intruksi tersebut, kemudian pihak Kemenag Sabang menelusuri status tanah dan bangunan itu. Ternyata statusnya masuk dalam aset Pemerintah Kota (Pemko) Sabang.
Karena bukan aset Kemenag, Kemenag Sabang sudah melaporkan ke pusat dan berharap bisa bersama-sama Pemko Sabang melakukan pemugaran tempat itu.
“Kami sudah hubungi BPKS bagian aset, katanya karantina haji masuk ke aset Pemko Sabang,” kata Kasubbag TU Kankemenag Sabang, Alfaizin. (*)