Tanggapi Isu Karimun Usman Digoyang, T Sukandi: PDIP Bukan Partai untuk Para Kutu Loncat
Teuku Sukandi angkat bicara terkait dengan mulai digoyangnya posisi Karimun Usman sebagai Ketua PDIP Aceh.
Penulis: Taufik Zass | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Taufik Zass | Taufik Zass
SERAMBINEWS.COM, TAPAKTUAN - Teuku Sukandi, salah seorang tokoh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Aceh Selatan angkat bicara terkait dengan mulai digoyangnya posisi Karimun Usman sebagai Ketua PDIP Aceh.
"Partai ini bukanlah partai untuk para kutu loncat yang sekedar untuk memenuhi birahi sahwat politik ambisi semata," kata T Sukandi menanggapi berita Serambi Indonesia edisi Kamis 4 Juli 2019 dengan Judul berita "Karimun Usman di Goyang".
Dikatakannya, para tokoh di luar PDI-P itu ingin memegang tampuk kepemimpinan PDI-P di Aceh karena adanya momentum menangnya Jokowi sebagai Presiden di Pilpres 2019 ini.
"Karena merasa telah berjasa ikut dalam Tim Pemenangan Jokowi dengan menambahkan dalih bahwa ingin membesarkan PDI-Perjuangan di Aceh," ungkapnya.
Karenanya, kepada para kandidat yang dimajukan ini, T Sukandi menilai mereka adalah para kutu loncat yang sekedar numpang lewat dan numpang tenar untuk melakukan straregi azas manfaat.
"Berapa suara Aceh yang mereka pejuangkan untuk kemenangan Jokowi dalam Pilpres yang kemarin itu?" tanyanya.
Menurutnya, Karimun Usman yang telah tiga periode jadi ketua DPD PDI-Perjuangan, itu tidak mudah menduduki posisi itu.
Ia memerlukan perjuangan keras yang panjang, dan dirinya (T Sukandi) mengaku bersama ketua DPC Kabupaten/Kota seluruh Aceh sudah bolak-balik meyakinkan DPP PDI-Perjuangan di Jakarta untuk mengganti Bahrum Manyak sebagai Ketua DPD PDI-Perjuangan Aceh.
"Saat itu, dengan Karimun Usman dalam Konperensi Daerah yang dihadiri oleh utusan DPC seluruh Aceh serta DPP, di Aceh Timur, sejak saat itu sampai sekarang ini PDI-Perjuangan Aceh dikomandoi oleh Karimun Usman," paparnya.
Kenapa dalam tiga priode Karimun Usman jadi ketua, secara kuantitas suara PDI-Perjuang di Aceh dalam setiap Pileg tidak berkembang?
Alasan rasional dan logikanya adalah, kata T Sukandi, karena Megawati di waktu jadi Presiden telah memberikan dengan tegas dan berani pada Aceh dua kali Daerah Darurat Militer (2x6 bulan).
"Maka hal ini menjadi alasan kuat mengapa suara PDI-P di Aceh tidak berkembang. Tetapi secara kualitas, Karimun Usman adalah kader partai yang militan yang mampu menampilkan sosok jati diri partai dengan Ideologi Demokrasi Pancasila yang jelas dan tegas," ungkapnya.
Seperti diberitakan, posisi Karimun Usman sebagai Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Aceh digoyang.
DPP partai tersebut membuka peluang bagi nonkader untuk mendaftarkan diri sebagai calon ketua partai tingkat provinsi pada konferensi daerah (konferda) 28 Juli mendatang.
Ramond Dony Adam, salah satu tim asistensi perekrut calon eksternal mengatakan bahwa saat ini sudah ada tiga nama dari eksternal yang muncul untuk bergabung dengan PDIP.
Dua nama dari mantan kombatan dan satu dari kalangan pengusaha.
Mereka adalah Sofyan Dawood selaku Koordinator Komunitas Aceh Jokowi-Amin Kuat (Kajak) Aceh.
Berikutnya, Irwansyah alias Muksalmina selaku Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Aceh Jokowi-Ma’ruf Amin.
Serta Makmur Budiman SE yang kini menjabat Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh.
Nama-nama ini nantinya akan dikirim ke pusat untuk diseleksi bersama nama-nama kandidat dari internal, sebelum ditunjuk satu orang ketua.
“Rekrutmen ini kebijakan dari pusat,” kata Doni di Banda Aceh.(*)
Baca: Posisi Karimun Usman Digoyang
Baca: Hasil FP1 MotoGP Jerman 2019 - Quartararo Salip Marquez di Detik-detik Akhir, Rossi Posisi Tiga
Baca: Polisi Bongkar Prostitusi Online Violet Massage, Dari Paket Kombo Hingga Jasa Threesome
Baca: Nenek di Cerebon Mencuri Beras dan Sempat Dihakimi Warga, Begini Akhir Kisahnya: Jauh dari Perkiraan