Guru Honorer Subulussalam Mengadukan Nasibnya, Minta Penambahan Kuota Kontrak

Persoalan yang terjadi di tubuh dunia pendidikan ternyata begitu menggurita. Buktinya, setelah masalah guru kontrak yang protes rekrutmen ulang ..

Penulis: Khalidin | Editor: Jalimin
SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN
Darlina dan Devi Marsusanti, guru honorer Kota Subulussalam. 

Guru Honorer Subulussalam Mengadukan Nasibnya, Minta Penambahan Kuota Kontrak

Laporan Khalidin I Subulussalam

 

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Persoalan yang terjadi di tubuh dunia pendidikan ternyata begitu menggurita. Buktinya, setelah masalah guru kontrak yang protes rekrutmen ulang kini giliran guru honoer meminta pertimbangan pemerintah terkait satatus mereka.

”Kami sudah mendaftar ikut seleksi guru kontrak, kalau tidak dibuka habislah harapan kami,” kata Devi Marsusanti dan Darlina, guru honorer di Subulussalam, kepada Serambinews.com, Kamis (11/7/2019).

Menurut kedua guru ini, pernyataan Wali Kota Subulussalam H Affan Alfian tentang tidak adanya rekrutmen guru kontrak sebagaimana agenda Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat belum menyelesaikan persoalan.

Pasalnya, ada ratusan guru honorer kini menantikan dibukanya peluang pendaftaran kontrak seperti mereka.

Pemerintah pun diharapkan mengambil langkah bijak dengan membuka peluang tambahan guru kontrak sehingga mereka bisa masuk tanpa menyingkirkan yang ada.

Devi dan Darlina mengaku mewakili para guru honorer di sana yang berharap adaya peluang pembukaan pendaftaran menjadi tenaga kontrak. Menurut Devi yang mengaja di SDN 04 Subulussalam, mereka sudah honor sejak Juli 2007 dan aktif sampai sekarang. Bahkan, kata Devi dia juga memiliki NUPTK sejak 2009 lalu.

”Saya pernah kontrak tapi hanya setahun setelah itu putus,” terang Devi seraya mengatakan kebijakan yang tepat menambah jumlah guru kontrak bukan menyeleksi semua yang sudah dikontrak.

Devi sendiri mengaku senang kala adanya kabar pembukaan rekrutmen tenaga kontrak karena bisa ikut mendaftar.

Tapi, lanjut Devi belakangan ada kabar jika rekrutmen kontrak dibatalkan oleh wali kota setempat menyusul adanya protes ratusan guru di sana. Akhirnya, Devi bersama ratusan guru lain kecewa sebab harapan mereka masuk menjadi kontrak akan pupus.

Hal senada disampaikan Darlina, Kepala SD Muhammadiyah Subulussalam. Darlina bahkan sebenarnya sudah honor sejak 2005 lalu kala daerah ini belum mekar dari Kabupaten Aceh Singkil.

Bahkan, lanjut Darlina, saat pemekaran namanya masuk dalam daftar penyerahan data honorer dari Aceh Singkil ke Kota Subulussalam.

Malah, sejatinya Darlina berhak masuk menjadi peserta K2 tapi fakta di lapangan sang guru ini tertinggal bahkan sebagai kontrak juga tidak dimasukkan.

Sebenarnya, kata Darlina mereka bukan meminta rekrutmen ulang dengan mengikutsertakan semua guru yang sudah kontrak.

Baik Darlina maupun Devi hanya meminta pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan membuka pendaftaran penambahan guru.

Darlina mengaku memahami jika para guru kontrak yang sudah aktif juga tak wajar harus disingkirkan. Makanya mereka meminta penambahan kuota guru kontrak.

Dikatakan, jika didata ulang sudah pasti ada kekurangan guru maka sepantasnya dibuka penambahan oleh dinas terkait. Dengan demikian, lanjut Darlina maka guru yang sudah lama mengabdi namun statusnya masih honorer bisa ditampung.

“Kami berharap ada penambahan guru kontrak. Mereka yang sudah diangkat yang biarkan tapi pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan kami harap menambah kuotanya biar kami bisa masuk menjadi kontrak juga. Jadi kami dapat ditampung, rekan kami yang kontrak juga aman,” ujar Darlina

Darlina maupun Devi mengaku sudah mengantarkan berkas mereka ke panitia penerimaan seleksi guru kontrak di Dinas Pendidikan Subulussalam. Sesuai data kabarnya ada 290-an jumlah orang yang melamar menjadi guru kontrak. Sementara berdasarkan jadwal sejatinya proses ujian dimulai Sabtu (14/7/2019).

Seperti diberitakan sebelumnya,  Wali Kota Subulussalam, H Affan Alfian Bintang akhirnya menyahuti tuntutan ratusan guru kontrak di daerah ini terkait  seleksi ulang yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat. 

“Kami minta  agar bapak dan ibu guru kontrak untuk tenang. Percayalah, SK guru kontrak akan tetap kita pertahankan sampai Desember 2019," kata Wali Kota Affan Bintang dalam pidatonya usai pengesahan Paripurna LKPJ tahun2018, Selasa (9/7) di Gedung DPRK Subulussalam.

Pernyataan tidak adanya seleksi ulang terhadap guru kontrak di Subulussalam ini mendapat apresiasi semua pihak. Ratusan guru kontrak yang hadir di rapat paripurna dengan mengambil lokasi bagian atas atau balkon gedung DPRK akhirnya lega dan bertepuk tangan.

“Hidup wali kota,” teriak para undangan menyambut pernyataan pembatalan seleksi ulang pada guru kontrak di Subulussalam.

Baca: Pemerintah Malaysia Diduga Lantik Transgender, Mahathir: Apakah Kalian Sudah Memeriksanya?

Baca: Pansus DPRA Dapil II Sebut Pembangunan Pagar SLBN Pidie Jaya Mubazir

Baca: Sampah Meluber ke Badan Jalan, Pengguna Jalan Tak Nyaman Melintasi Kawasan TPA di Simeulue Timur

Bukan hanya paraguru kontrak, aplus bagi walkot Subulussalam Affan Bintang juga disuarakan Edy Saputra Bako, Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Kota Subulussalam selaku pendamping para guru.

Menurut Edy, pembatalan seleksi ulang ini merupakan langkah bijak sebagai pemimpin. Karena, lanjut Edy, jangan sampai ada kebijakan yang tak bijak sehingga mengorbankan banyak orang apalagi mereka kaum lemah.

”Lihatlah kondisi guru-guru ini, mereka datang dengan membawa anak, tegakah kita mengobarkannya? Alhamdulillah pak wali kota membuat langkah bijak,” ujar Edy.

Menjawab hal itu diakhir kegiatan Walkot Bintang angkat suara. Seraya melihat keatas lokasi  ratusan guru duduk Affan Bintang menegaskan tetap akan mempertahankan mereka.

Dikatakan, ratusan guru kontrak sebagaimana tercantum di dalam SK pengangkatan yang telah ditandatangani Kadisdikbud sebelumnya, Irwan Yasin  akan tetap dipertahankan hingga Desember 2019.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved