Puluhan Rumah Diterjang Abrasi
Puluhan rumah warga di Gampong Geunteng Barat, Kecamatan Batee, Pidie, Minggu (21/7), diterjang abrasi pantai
SIGLI - Puluhan rumah warga di Gampong Geunteng Barat, Kecamatan Batee, Pidie, Minggu (21/7), diterjang abrasi pantai. Pengikisan bibir pantai kian meluas seiring terjadinya pasang purnama sejak seminggu terakhir. Warga meminta Pemkab Pidie menangani secara darurat supaya abrasi pantai tidak meluas.
Keuchik Geunteng Barat, Saiful Azmi, kepada Serambi, Minggu (21/7), mengatakan, abrasi pantai di Gampong Geuteng Barat telah lama terjadi akibat belum dipasang batu pemecah ombak. Warga di gampong pesisir itu pun sudah bertahun-tahun resah.
Saat ini, ratusan meter ruas jalan gampong, tanah warga, tempat pelelangan ikan (TPI), dan belasan rumah telah dirusak gelombang laut itu. Sehingga sebagian warga yang rumahnya rusak telah mengungsi ke lokasi lain, tapi masih dalam gampong tersebut.
Kini, jelas Saiful, abrasi pantai kian mengganas yang mengancam puluhan rumah warga, seiring berlangsungnya pasang purnama atau kerap disebut ‘ie 30’ sejak seminggu terakhir.
Derasnya pasang purnama menyebabkan kerusakan bibir pantai tidak mampu dibendung. Kini warga pasrah saja menghadapi abrasi ini.
“Kami menilai Pemkab Pidie tidak peduli terhadap kesedihan warga Geuteng Barat. Buktinya, hingga kini tidak ada tanda-tanda abrasi di gampong kami ditangani. Kejadian abrasi ini telah lama menerjang rumah kami,” jelasnya.
Menurutnya, untuk sementara, Pemkab harus menangani secara darurat abrasi akibat pasang purnama, yakni dengan menyediakan 1.000 batang bambu dan 1.000 karung. Lalu, karung berisi tanah berjumlah 100 buah. Penanganan secara darurat, kata Saiful, untuk menghentikan abrasi supaya tidak menerjang tanah warga. Jika penanganan darurat tidak dilakukan, sebut Saiful, maka puluhan rumah warga akan menjadi sasaran pasang purnama.
“Kami sudah sangat lelah berharap pada pemerintah agar bisa secepatnya memasang batu pemecah ombak. Sayangnya pemerintah belum merespons keluhan warga. Padahal, pemasangan batu pemecah ombak itu sudah sangat mendesak,” pungkasnya.
BPBD Tunggu Laporan
Kalak Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Pidie Ir Dewan Ansari kepada Serambi, kemarin, menyebutkan, BPBD Pidie bisa menangani abrasi secara darurat jika ada laporan dan permohonan warga kepada camat, yang selanjutnya dilaporkan kepada bupati. Hasil laporan camat tersebut akan didisposisikan bupati kepada BPBD Pidie.
Selanjutnya, kata Dewan Ansari, BPBD Pidie akan melakukan verifikasi terhadap abrasi pantai di Gampong Geuteng Barat, apakah layak atau tidak layak ditangani secara darurat. “BPBD Pidie baru bisa melakukan penanganan abrasi ketika telah ditetapkan dalam status darurat,” tegasnya. (naz)
Tiga Orang Tewas Ditembak Polisi, Kapolri Keluarkan 5 Instruksi, Bripka CS Diberhentikan Tak Hormat |
![]() |
---|
Oknum Polisi Bunuh Riska dan Aprilia, Aipda Roni Syahputra Cekik Korban, Lalu Buang Mayat Terpisah |
![]() |
---|
Riska Fitria Tewas Dibunuh Oknum Polisi, Ternyata Berencana Menikah Tahun Ini, Tangis Sang Ibu Pecah |
![]() |
---|
5 Tahun Menikah, Fery Tak Pernah Curiga Istrinya Selingkuh dan Bunuh Bayi, Masih Sayang pada Istri |
![]() |
---|
Rizka dan Aprilia Dibunuh Polisi Berpangkat AIPDA, Mayat Gadis Medan Dibuang Terpisah, Ini Motifnya |
![]() |
---|