Gempa Banten
Gempa Banten 7,4 SR, Ini Penjelasan PVMBG soal Pemicu Gempa
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi Kasbani mengatakan pusat gempa bumi ini berada di laut.
SERAMBINEWS.COM, BANDUNG - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 yang berpusat di koordinat 104.58° BT dan 7.54° LS, pada kedalaman 10 kilometer berjarak 137 kilometer baratdaya Sumur, Banten, mengguncang sejumlah wilayah.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi Kasbani mengatakan pusat gempa bumi ini berada di laut.
"Wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi adalah wilayah pesisir selatan Banten, Jawa Barat dan Lampung yang pada umumnya disusun oleh batuan sedimen berumur kuarter".
"Batuan berumur kuarter serta batuan berumur tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas, belum kompak dapat bersifat memperkuat efek guncangan gempa bumi," katanya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/8/2019).
Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, kata Kasbani, gempa bumi berasosiasi dengan aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
BMKG mengeluarkan peringatan tsunami untuk gempa bumi ini dengan status siaga di Pandeglang Selatan dan pesisir selatan Lampung, waspada di Pandeglang Utara, Lebak, pesisir Lampung bagian barat, dan pesisir Bengkulu.
"Guncangan gempa bumi terasa dengan intensitas III-IV MMI di Pandeglang dan pesisir selatan Lampung, II-III MMI di Jakarta, Bandung, Depok hingga Yogyakarta," jelasnya.
"Pos PGA G. Anak Krakatau di Pasauran di sekitar Pantai Carita dilaporkan tidak ada kerusakan, dan gempa bumi terasa pada skala II-III MMI. Penduduk sekitar mengungsi ke arah bukit/menjauhi pantai".
"Hingga tanggapan ini dibuat, belum ada informasi korban jiwa dan kerusakan yang diakibatkan gempa bumi ini," ujarnya.
Mengingat hal tersebut, pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat.
Selain itu, waspada dengan kejadian gempa bumi susulan yang diharapkan berkekuatan kecil.
"Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," tambahnya.
BMKG Pantau Peringatan Dini Tsunami hingga 21.35 WIB
Kepala Badan Meteorologi, Kilimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, status peringatan dini tsunami masih akan disematkan hingga beberapa jam ke depan.
Peringatan dini tsunami dirilis pasca- gempa Banten yang terjadi sekitar pukul 19.03 WIB. Setelah gempa terjadi, menurut Dwikorita, tsunami diperkirakan datang beberapa menit kemudian.
Terakhir, gelombang tsunami yang mencapai daratan diperkirakan datang pukul 19.35.
"Kami saat ini terus melakukan, masih terus memantau. Sebetulnya diperkirakan kedatangan tsunami sekitar pukul 19.35," ujar Dwikorita dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (2/8/2019).
Namun, peringatan dini tsunami belum juga dicabut karena sesuai prosedur, BMKG tetap harus menunggu hingga dua jam setelah pengamatan terakhir tibanya tsunami, yaitu 19.35.
"Namun karena fenomena alam banyak hal yang tidak pasti. Banyak hal yang kompleks yang ada, mewajibkan kami menunggu sampai dua jam dari perkiraan kedatangan terakhir (19.35)," tutur Dwikorita.
Ia mengungkapkan, hal ini dilakukan karena masih mungkin ada beberapa fenomena alam lain yang tidak bisa diduga.
Sehingga sesuai SOP, lanjut Dwikorita, pihaknya menetapkan peringatan dini tsunami akan dipantau hingga pukul 21.35.
"Jadi kalau tidak ada indikasi hal yang megkhawatirkan, pukul 21.35 akan kami akhiri," ucap Dwikorita.
Sebelumnya diberitakan, gempa berpotensi tsunami terjadi di Banten, Jumat (2/8/2019).
Badan Meteorologi Kilimatologi dan Geofisika merilis wilayah yang berpotensi terkena dampak tsunami.
Lokasi gempa berada di 147 kilometer barat daya Sumur-Banten dengan kedalaman 10 kilometer dengan magnitudo 7,4.
Daerah yang berpotensi tsunami berdasarkan pemodelan:
[Kota/ Kabupaten (Provinsi) - Status Peringatan
• PANDEGLANG BAGIAN SELATAN (BANTEN) - SIAGA
• PANDEGLANG PULAU PANAITAN (BANTEN) - SIAGA
• LAMPUNG-BARAT PESISIR-SELATAN (LAMPUNG) - SIAGA
• PANDEGLANG BAGIAN UTARA (BANTEN) - WASPADA
• LEBAK (BANTEN) - WASPADA
• TANGGAMUS PULAU TABUAN (LAMPUNG) - WASPADA
• SUKABUMI UJUNG-GENTENG (JABAR) - WASPADA
• TANGGAMUS BAGIAN TIMUR (LAMPUNG) - WASPADA
• LAMPUNG-SELATAN KEP. KRAKATAU (LAMPUNG) - WASPADA
• LAMPUNG-SELATAN KEP. LEGUNDI (LAMPUNG) - WASPADA
• LAMPUNG-BARAT PESISIR-TENGAH (LAMPUNG) - WASPADA
• LAMPUNG-BARAT PESISIR-UTARA (LAMPUNG) - WASPADA
• BENGKULU-UTARA PULAU ENGGANO (BENGKULU) - WASPADA
• KAUR (BENGKULU) - WASPADA
• LAMPUNG-SELATAN KEP. SEBUKU (LAMPUNG) - WASPADA
• BENGKULU-SELATAN (BENGKULU) - WASPADA
• SERANG BAGIAN BARAT (BANTEN) - WASPADA
• SELUMA (BENGKULU) - WASPADA
Baca: Kasus Pembakaran Rumah Wartawan Serambi, Polisi Masih Tunggu Hasil Laboratorium Forensik
Baca: Gempa Banten 7,4 SR, Kondisi Terkini Warga di Wilayah Pusat Gempa yang Berpotensi Tsunami
Baca: Dua Tervonis Mesum Dicambuk Sembilan Kali di Lapangan Merdeka Langsa
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Penjelasan PVMBG soal Pemicu Gempa Banten 7,4 Magnitudo"