Sutradara Eumpang Breuh Meninggal

Selain Sutradara Eumpang Breuh, Ini Keahlian Ayah Doe yang tidak Banyak Diketahui Publik

Kalangan artis Aceh hadir bersama warga setempat dan tokoh pemuda dan jurnalis hadir saat prosesi pemakaman, pria dari lima bersaudara tersebut

Penulis: Jafaruddin | Editor: Ansari Hasyim
For Serambinews.com
Imran Nyak Abeudo alias Ayah Doe. 

Laporan Jafaruddin I Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Banyak pihak merasa kehilangan atas meninggalnya Imran Nyak Abeudo alias Ayah Doe, sutradara serial Komedi Aceh Eumpang Breuh.

Ayah Doe menghembuskan nafas terakhir di RSU Zainoel Abidin, Banda Aceh, Sabtu (3/8/2019) sekira pukul 08.55 WIB.

Lalu sekira pukul 15.30 WIB, jenazah ayah tiga anak ini dikebumikan di kuburan umum, Desa Paya Punteut Kecamatan Muara Dua Lhokseumawe.

Kalangan artis Aceh hadir bersama warga setempat dan tokoh pemuda dan jurnalis hadir saat prosesi pemakaman, pria dari lima bersaudara tersebut.

Mereka hadir ke pemakaman untuk mengantarkan jenazah sosok talalenta muda yang dikenal peramah, humoris untuk terakhir kali.

Baca: Arena Pacuan Kuda di Gayo Lues Dipadati Pengunjung, 49 Ekor Kuda dari Tiga Kabupaten Lolos ke Final

Baca: Gubuk Tempat Muhammad Din Menginap Dalam Keadaan Terkunci, Diduga Sudah Tiga Hari Meninggal

Baca: Pergi Memanen Kakao, Petani Blangpidie Abdya Ditemukan Jadi Mayat, Ini Dugaan Penyebabnya

Sosok dibalik suksesnya serial komedi Aceh Eumpang Breuh ini sejak muda sudah memiliki keterampilan tangan.

Setelah menyelesaikan pendidikan Ayah Doe menjadi teknisi televisi juga kamera di kawasan Keude Cunda Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe.

Sejak saat itu, Ayah Doe sudah mulai belajar hidup mandiri.

Kemudian almarhum menjadi sales di kawasan Lhokseumawe dan sekitarnya.

Ayah memang dikenal di kalangan seusianya adalah sosok yang murah senyum dan mampu berkomunikasi dengan baik.

Kemampuan komunikasi yang baik itulah menjadi modal besar bagi seorang sales.

“Awalnya dia teknisi, kemudian jadi sales,” ujar Khairuddin warga Desa Paya Puenteut yang juga teman dekat Ayah Doe.

Saat Aceh dilanda konflik almarhum ternyata juga pernah menjadi jurnalis di Lativi (sekarang Tv One), yang juga kenyang meliput konflik ketika itu.

Saat itulah bakatnya sebagai kameraman semakin terasah.

Namun, sayangnya, Ayah Doe ketika itu harus hijrah ke Pulau Jawa setelah pihak tertentu ketika itu mencarinya karena karya jurnalistiknya.

“Kami dulu sempat ketemu saat peliputan konflik,” ujar M Nasir wartawan di Lhokseumawe.

Setelah pulang dari Pulau Jawa, kemudian Ayah Doe bertemu dengan tiga pemuda yang juga memiliki sama pandangan ketika itu.

Mereka adalah Joni Kapluk (Bang Joni) Haji Uma (H Sudirman) dan Sulaiman alias Mando Gapi.

“Ayah Doe memang memiliki kemampuan dalam pengambilan gambar. Bahkan ia sempat belajar di Pulau Jawa saat itu,” ujar Muhammad Zubir warga Kecamatan Muara Dua Lhokseumawe.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved