Warga Mantak Tarik Lapor Polisi
Para pemilik kios objek wisata Mantak Tari, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, Senin (9/9) melapor ke polisi atas perusakan tempat usaha mereka
* Perusakan dan Pembakaran Kios
SIGLI-Para pemilik kios objek wisata Mantak Tari, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, Senin (9/9) melapor ke polisi atas perusakan tempat usaha mereka. Mereka melaporkan kaum ibu-ibu Gampong Kupula dan Meunasah Lhee dalam kecamatan sama yang melakukan perusakan pada Minggu (8/9).
Kapolres Pidie, AKB Andy Nugraha Setiawan Siregar SIK, Senin (9/9) mengatakan warga telah melaporkan terkait pengrusakan lima kios di objek wisata Mantak Tari yang dilakukan massa dari Gampong Kupula dan Meunasah Lhee. Laporan tersebut diterima polisi, pada Minggu (8/9) pasca pengrusakan dan pembakaran kios.
Dia menjelaskan polisi akan menindaklanjuti terhadap laporan warga tersebut, bahwa, ada lima warung sebagai tempat usaha warga yang dirusak massa., sehingga pemilik kios mengalami kerugian Rp 6 juta. Disebutkan, bangunan kios bersama isinya hangus dibakar oleh pelaku yang belum diketahui identitasnya.
Dikatakan, polisi juga telah turun ke objek wisata Mantak Tari untuk mengumpulkan bukti pasca kejadian tersebut dan akan segera memeriksa para saksi yang terlibat dalam aksi tersebut. Hanya saja, kata Andy, perusakan tersebut dilakukan massa berjumlah sekitar 300 orang yang mengobrak-abrik kios sebagai usaha masyarakat yang dikelola di objek wisata tersebut.
"Berdasarkan laporan korban yang kiosnya dirusak massa, maka kita akan lakukan penyelidikan untuk mengungkapkan aktor dibalik aksi anarkis tersebut dan kita minta warga menahan diri, sampai diproses sesuai hukum yang berlaku," jelasnya.
Secara terpisah, Wakil Bupati Pidie Fadhlullah TM Daud ST kemarin, menjelaskan, dirinya menyayangkan terhadap pengrusakan dan pembakaran tempat jualan yang terjadi di objek wisata Mantak Tari, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie pada Minggu (8/9).
Dia menyebutkan, Pemkab Pidie sudah beberapa kali melakukan pertemuan intensif dengan kelompok-kelompok masyarakat yang berada di sekitar lokasi wisata. Dikatakan, pertemuan tersebut dilakukan untuk mengakhiiri konflik antarwarga dan memberikan pemahaman tentang objek wisata.
Wabup Pidie menyatakan bentuk pemahaman yang diberikan pemerintah kepada masyarakat adalah tentang konsep wisata yang ingin dikembangkan, berbasis wisata halal. Karena sektor parawisata dapat membangkitkan perekomomian masyarakat dan wisata halal tersebut dengan harapan tidak terjadi perbuatan maksiat.
"Seharusnya di lokasi wisata itu, masyarakat juga ikut menjaga dan merawat, kemudian menjamin keamanan para pengunjung yang datang agar tidak terjadi perbuatan yang melanggar Syariat Islam," kata Fadlullah di sela-sela memimpin upacara apel siaga di arena MTQ Gampong Lampeudeu Baroh Tijue, Senin (9/9).
Ditanya apakah adan pembiaran terhadap pengrusakan kios. Fadlullah menegaskan tidak benar, justru menginginkan konflik di objek wisata itu segera cepat selesai. Hanya saja, dalam penyelesaiannya butuh waktu. Dan pihaknya mengimbau masyarakat supaya menahan diri untuk tidak melakukan aksi-aksi yang merugikan masyarakat sendiri.(naz)