Berita Luar Negeri
Pesawat Mata-mata Terbaru Diboyong Dalam Latihan Parade Militer China
Perangkat drone DR-8 disebut-sebut bakal memainkan peran penting jika terjadi konflik dengan kapal induk AS
Foto-foto yang beredar itu pun memicu diskusi di antara para penggemar militer, yang menduga kedua UAV tersebut masing-masing sebagai drone DR-8 atau Wuzhen 8 dan drone siluman Sharp Sword
SERAMBINEWS.COM - Pesawat mata-mata supersonik terbaru China disebut telah diungkapkan untuk pertama kalinya saat digelarnya latihan parade militer, akhir pekan kemarin.
Foto-foto yang disebut-sebut merupakan dua jenis kendaraan udara tak berawak (UAV) terbaru itu telah beredar di media sosial.
Dalam foto menunjukkan perangkat UAV itu yang masih tertutup kain dan diangkut menggunakan truk yang diikutkan dalam latihan parade militer untuk peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China pada 1 Oktober mendatang.
Baca: Hari Ini, Harga Emas Naik, Berikut Rincian Lengkap Harga Emas
Foto-foto yang beredar itu pun memicu diskusi di antara para penggemar militer, yang menduga kedua UAV tersebut masing-masing sebagai drone DR-8 atau Wuzhen 8 dan drone siluman Sharp Sword.
Perangkat drone DR-8 disebut-sebut bakal memainkan peran penting jika terjadi konflik dengan kapal induk AS di Laut China Selatan maupun di Samudra Pasifik Barat.
Selain itu penampilan drone pengintai dalam gladi resik parade militer itu juga dianggap menyerupai perangkat UAV supersonik milik AS, D-21, yang telah dipensiunkan lebih dari empat dekade lalu.
AS menggunakan pesawat tak berawak dalam misi mata-mata di China dan beberapa di antaranya dilaporkan jatuh selama operasi
meninggalkan sisa-sisa serpihan yang tersebar di berbagai lokasi di seluruh negeri.
Baca: Akhirnya Donald Trump Benarkan Putra Osama bin Laden, Hamza bin Laden Sudah Meninggal
Sementara salah satu bangkai D-21 yang masih utuh telah dipajang di Museum Militer Beijing sejak beberapa tahun lalu.
Dilansir SCMP, perangkat drone pengintai DR-8 berperan dalam menilai dampak dari serangan rudal balistik anti-kapal DF-21D dan rudal balistik DF-26 milik China, yang digadang-gadang sebagai "penghancur kapal induk".
Menurut Zhou Chenming, komentator militer yang berbasis di Beijing, drone supersonik DR-8 mampu terbang lebih cepat dari D-21 milik AS.
Karena memiliki kecepatan maksimum Mach 3.3 (lebih dari 4.000 kilometer per jam) dan mampu menembus pertahanan udara musuh untuk mengumpulkan data intelijen dan kembali secara utuh.
Baca: AS Tuding Iran Dalang Serangan Drone ke Pabrik Minyak Saudi, Komadan Iran Siap Balas Bila Diserang
Sementara komentator militer lainnya, Shi Lao, yang berbasis di Shanghai, mengatakan bahwa pesawat mata-mata DR-8 sudah mulai dioperasikan di militer China sejak beberapa waktu lalu.
"PLA (Pasukan Pembebasan Rakyat) China telah menggunakan pesawat tanpa awak itu yang dapat mencapai lokasi-lokasi strategis hingga sejauh Pasifik Barat, termasuk Guam, selama beberapa waktu," kata Shi Lao.